23. Takdir Cinta

91 22 4
                                    

Perjalanan cinta tidak pernah dapat ditebak kemana akhirnya, meski jelas apa yang dituju. Saat inipun aku merasakan itu. Setelah sekian kalinya aku melepaskan meski aku belum mengikhlaskan. Dia telah berdua. Setelah sekian lama melihatku berdua.

Maksudku Lestiani Mulyana, atau yang orang kenali sebagai Lesti kejora. Kini dia telah kembali kepada sosok yang paling tepat untuknya. Sosok yang memang pantas karena masih dalam keadaan sendiri dalam menjalani hidup. Tidak sepertiku yang telah memiliki pendamping yang setia. Sosok itu pemuda yang baik, yang telah menyadari kesalahannya dan mencoba memperbaiki keadaan bersama sang Kejora. Setidaknya itu niat yang ia katakan padaku.

Dan sang Kejora pun menerima. Memberi kesempatan pada pemuda itu membuktikan kata - kata yang diucapkannya. Meskipun salah satu pertimbangannya adalah kata - kataku.

"Dia bisa lebih jika bersamamu dede. Aku percaya itu."

Ucapan singkat itu dibalas anggukan kepala oleh sang kejora. Dibalut senyuman dan linangan air mata dalam detik nyaris bersamaan.

"Jika Papa bilang begitu, dede percaya, dan dede akan memulai hidup dede bersama kakak."

"Iya. Bahagialah de."

Percakapan terakhir yang kami lakukan itu mengakhiri segalanya. Lesti memutuskan kembali pada kekasih yang pernah dia akhiri hubungannya. Lesti kembali pada Billar.

Persiapan pernikahan pun telah memasuki bulan - bulan terakhir karena keduanya tak ingin menunda lagi. Mungkin juga karena pesanku pada kejora, "jika tidak kamu segera kuatkan ikatan ini, bukan tidak mungkin akan ada badai baru yang menerpa hubungan kalian. Karena hubungan apapun yang terjalin sebelum pernikahan dua insan, adalah hubungan yang rapuh."

Aku tidak tahu mengapa aku menasehatinya seperti itu. Tetapi yang aku tahu Lesti menerimanya tanpa sanggahan sedikitpun. Dan itu membuatku bersyukur dan bersedih bersamaan.

Kabar pernikahan yang akan terjadi pun tersebar ke segala penjuru. Bahkan telah ada spoiler - spoiler tentang persiapan, bagaimana acara akan berlangsung, dan bagaimana nanti setelah pernikahan terjadi. Meskipun sebenarnya itu tidak baik bagi hubungan mereka. Tetapi aku terpaksa diam. Aku tidak bisa lagi dengan bebas mengingatkannya seperti dahulu. Biarlah aku menyampaikan doa dan harapan kepada Allah saja. Semoga segala yang terbaik bagi mereka, terkhusus sang kejora ku, maaf bukan kejoraku, tetapi kejoranya. Aku sudah tidak berhak mengatakan itu kan?.

***

Artis berinisial BR dikabarkan meninggal dalam kecelakaan maut di tepi bukit Barisan.

Aku tercekat membaca berita tentang calon pasangan hidup dari partner duet terbaikku. Padahal baru beberapa hari lalu kami bertemu untuk persiapan sebuah project dan sempat membahas rencana pernikahan mereka yang sudah di depan mata.

"Yang, kenapa?."

Aku menoleh, ekspresiku jelas menunjukkan ketidaknyamanan yang berusaha kusembunyikan. Jakunku yang naik turun setelah menelan saliva dengan berat, juga napasku yang tercekat kurasa bisa menjelaskan keadaanku. Namun semoga Riani tidak menyadarinya, meskipun aku tidak yakin itu.

"Kenapa Yang?."

"Bi-Bilar meninggal dalam kecelakaan."

Aku berusaha tetap tenang, meski sulit. Segala hal tentang Lesti tak bisa kututupi dari pandangan kepedulianku.

Tampak Riani tercengang, beberapa hari yang lalu ia mendampingimu dalam project kami. Billar tampak sehat wal 'afiat. Dan apa ini. Dalam sekejap mata takdir berubah. Pria itu sudah tidak ada.

"Innalillahi wa inna ilaihi raa'jiun. Padahal sebentar lagi pesta pernikahan dia sama Dede kan? Lagi bahagia - bahagianya itu."

Aku mengangguk tanpa suara. Yang ada di pikiranku saat ini hanya ingin pergi dari rumah untuk menemui Lesti dan menghiburnya. Namun itu tidak mungkin terjadi. Riani sedang dalam kondisi tidak sehat, Adhan pun rewel. Mungkin karena sensitifitas anak - anak terhadap ibunya. Meninggalkan keduanya saat ini dapat membuat keributan baru mengingat tabiat Riani yang tidak suka diduakan dalam hal apapun. Akupun mengalah.

Cinta KeduaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang