19.0 | Cari Kamu

76 44 388
                                        

Original pict: mine

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Original pict: mine

•••

Akibat tidur terlalu malam, Imah dan Icah nyaris telat. Karena itu pula, Imah tak sempat melihat ataupun menemui Hadza. Mereka bernapas lega setelah mendaratkan bokong di kursi masing-masing. Selang beberapa detik, Icah menengok ke belakang—tempat duduk Rei.

Orangnya ada tapi tak nampak wajahnya. Tentu saja, karena Rei tengah menenggelamkan wajah. Entah tertidur atau tidak, ia sama sekali tidak terusik dengan suasana gaduh di kelas.

"Rei? Kamu tidur?" Pertanyaan Icah di balas dengan bahasa tangan yang mengatakan bahwa ia tidak tidur. "Kamu gak apa-apa, Rei?" tanya Icah khawatir melihat tingkah temannya yang tak biasa.

"Day one," lirih Rei tanpa mengangkat wajah. Salah satu tangannya memegang perut yang tak kunjung berhenti memberikan rasa sakit. Sayangnya, otak Icah terlalu lemot untuk mengerti maksud Rei. Sedangkan Imah yang hanya menyimak, langsung bertindak. Imah bangkit dari kursi menghampiri ketua kelas dan berbincang sedikit sambil menunjuk Rei. Icah yang masih tak mengerti hanya melongo dengan wajah bingung.

"Rei, UKS."

"Emang Rei sakit?" tanya Icah.

"Day one, Cah," jawab Imah berusaha memapah Rei keluar kelas.

"Dey won dey won. Dey won apa sih? Apa itu nama penyakit?" gumam Icah berusaha berpikir dengan otak lemotnya. Belum sempat Icah mengikuti, guru masuk ke kelas membuat ia terpaksa mengurungkan niat.

Sampai di UKS, Imah membaringkan Rei dan segera membuatkan teh manis hangat.

"Cocok jadi dokter," komentar Rei setelah menyeruput teh hangat tersebut.

"Gak usah banyak omong." Jawaban Imah membuat Rei terdiam dan kembali berbaring. "Aku udah ijinin kita. Jadi tidur aja biar gak kerasa sakitnya."

Rei tersenyum tipis. Ia paham mengapa Icah tetap nyaman berteman dengan Imah meski sikapnya dingin dan nada bicara yang selalu ketus. Karena sikap dingin itu justru menghadirkan rasa hangat. "Thanks."

Setelah Rei menutup mata, Imah membuka buku sketsa yang sengaja ia bawa dan mulai tenggelam dalam goresan.

Pelajaran pertama hari ini adalah biologi. Bukannya tak suka, Imah sedang dalam kondisi buruk untuk menerima materi. Karena itu, dengan senang hati ia berinisiatif mengantar Rei ke UKS. Dia sudah ijin, jadi gak termasuk bolos, kan?

"Tok tok tok! Paket!"

Suara tersebut berhasil membuat tangan Imah berhenti. Tak menunggu lama, si empunya suara datang dengan temannya.

"Eh! Ada orang. Kirain adanya hantu."

Imah melirik sekilas kemudian melanjutkan gambarnya.

"Eh? Rei kenapa? Dia sakit? Atau Rei sedang menunggu ciuman dari pangeran tamvan nan pemberani?" ujarnya lagi membuat telinga Imah terganggu.

Hide N SeekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang