Ketika dunia mengajakmu bermain, dan kamu dituntut untuk mencari.
Pencarian yang justru membawa pilu.
Apakah kamu akan ikut bermain?
Sayangnya, kau tak diperbolehkan menolak.
_____
Cepat bersembunyi, dunia sedang mencari pemain baru.
•••
Start: 01/0...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
•••
"Co cwiitt!!" seru Icah setelah melihat isi kertas tersebut. Rei dan Imah yang melihat reaksi tersebut merasa penasaran.
"Apa isinya?" tanya Rei, berusaha mengintip.
Rupanya bukan tulisan, tapi gambar. Gambar sebuah pistol dengan peluru berbentuk hati mengarah pada seorang gadis berambut panjang. Bukan, itu bukan kuntilanak. Karena rambut gadis itu dikuncir kuda. Tidak ada mata, mulut ataupun hidung. Hanya kacamata dengan alis yang tebal.
Gambar setengah badan itu jelas-jelas menggambarkan satu orang. Siapa lagi kalau bukan gadis yang dipalak kertas dan pulpennya.
"Psikopat ya, dia? Mau bunuh orang?" cerca Rei yang langsung ditanggapi pelototan dari Icah.
"Ish! Gak peka banget, sih! Mana ada bunuh orang pake lope-lope segala. Ini tuh artinya dia mau nembak ke cewek ini," jelas Icah. "Liat, deh! Ceweknya mirip kamu banget, Rei!"
"Turut berduka," timpal Imah.
"Kok berduka?"
"Kan Rei ditembak." Imah menjawab santai.
"Fiks! Dia psikopat," ucap Rei keukeuh. "Mana kertas kamu? Buka!"
"Sabar, Bun!" Icah membuka kertasnya, kerutan di dahinya terlihat. "Ini apa?"
"BWAHHAAHAH!" Gadis dengan rambut dikuncir kuda itu tertawa terbahak-bahak.
Heh! Plesterin mejanya, kasian dipukul sama lu. Tangannya jangan lupa dimarahin. Sama mulut lo tuh buat tulisan gue jadi buriq. Tapi, karena gue baik hati, tidak sombong dan rajin menabung sekaligus anak kebanggaan negara, jadi gue kasih lo hadiah. Disimpan baik-baik, awas kalo dibuang!
Rei terus tertawa. Hadiah yang dimaksud Tama adalah kertas berisi tulisan mirip ceker ayam yang semakin parah karena coretan. Coretan tak disengaja karena kaget akibat ulah Icah yang tiba-tiba berteriak.
"Maksa banget akhirnya," komentar Imah. Setelah membaca kalimat terakhir tersebut, mereka berpikiran hal yang sama.
"Pantes banyak fans, ternyata dipaksa."
Imah membuka kertas miliknya, berpikir akan se-absurd apa isi kertas tersebut. Namun, tidak ada gambar pistol atau orang, tidak juga coretan-coretan. Hanya tulisan singkat, tulisan yang mirip ceker ayam. Untunglah masih bisa dibaca.
"Kertas Imah, isinya apa?" Icah berusaha merebut kertas di genggaman Imah. Namun, dia kalah cepat. Imah berhasil mengamankan kertasnya.