Hoseok maupun Namjoon tak mengerti apa sebenarnya yang tengah mereka rasakan. Cukup memahami, jika keduanya sudah mulai tertarik satu sama lain. Cukup memahami, jika keduanya sudah mulai menaruh hati pada masing-masing jiwa. Sisanya, dua pemuda itu memilih untuk mengikuti alur semesta yang mungkin akan menuntun mereka pada satu kebahagiaan diujung jalan.
Hari ketiga mereka di Malta dihabisi oleh saling berbagi cerita dari pagi hingga sore hari, sebelum memilih untuk menyusuri sudut kota yang penuh pesona ini terakhir kali. Esok hari dua pemuda itu harus sudah mulai berkemas, dan meninggalkan kota penuh sejarah juga destinasi wisata yang membuat sang bintang dunia juga sang bintang jalanan menjadi lebih dekat.
"Terus gimana?"
Namjoon melirik pemuda kecil yang belum juga mengubah posisinya sedari beberapa jam lalu, menyandarkan kepala pada dada miliknya. "Gak gimana-gimana, gue cuek aja lanjutin konser. Toh itu bukan disengaja, cuma insiden kecil diatas panggung. Biasalah."
Hoseok mengangguk-anggukkan kepalanya, mendengar cerita si Rockstar yang terpeleset karena basahnya panggung setelah diguyur hujan deras. "Kasian... Terus di pijet gak udah nya?"
"Gak. Gue gak kenapa-napa, cuma kena paha doang."
"Syukur deh, kalo gak parah. Pasti fans lo langsung heboh ya, hahaha!" Hoseok terkekeh kecil, ketika mendapati raut wajah Namjoon yang sedikit merengut.
"Berisik banget serius mereka. Untung aja fokus gue bagus."
Hoseok mendengus, lalu segera melirik jam dinding yang berada dihadapan mereka. Mendapati pukul setengah enam sore tepat terlihat jelas disana. "Udah jam segini, jalan-jalannya kapan?"
"Mau sekarang?"
"Ayok!!"
•
•
•
Namjoon menatap punggung kecil Hoseok yang berada didepannya, pemuda itu memilih untuk melangkah terlebih dahulu. Biarkan ia memandu Namjoon, katanya. Menyusuri jalanan ramai disana tanpa menggunakan mobil, sedari keluar penginapan mereka. Membiarkan angin malam menerpa tubuh dua pemuda itu.
Dua puluh menit Namjoon mengikuti langkah kecil Hoseok, jalanan yang sedikit remang membuat Namjoon dapat menebak kemanakah dirinya dibawa oleh Hoseok.
"Nyampe!! Kemarin gue liat tempat ini pas lewat, tapi belom buka" Hoseok menyengir lebar, seraya menarik lengan Namjoon untuk membawa pemuda itu duduk pada kursi kayu disana.
"Tempat minum-minum? Jangan deh, cari yang lain ya?"
Hoseok terkekeh, ketika mendapat tatapan khawatir dari si pemuda jangkung. "Gue janji gabakal sampe mabok! Hahaha!"
"Gak. Gue gapercaya. Udah deh, ayok! Ke restoran aja, ada tempat favorit gue." Namjoon hendak bangkit, sebelum pergelangan tangannya kembali Hoseok tarik.
"Alah Joon, ayok dong... Ya, ya? Sekali ini aja!"
Namjoon menatap mata cokelat madu milik Hoseok lama, mendapati satu keinginan besar dalam binar indah itu. Sebelum mengangguk mengiyakan, "Yauda. Tapi kalo udah gakuat, jangan diterusin!"
"Siaaappp!"
Pemuda jangkung itu menatap gerak-gerik bahagia Hoseok, dimulai dari memesan dua gelas bir pada seorang bartender disana menggunakan bahasa inggris seadanya. Menatap bagaimana Hoseok tersenyum ramah, pada beberapa wisatawan lain yang tak sengaja menyenggol tubuhnya. Menatap bagaimana Hoseok yang tiada henti mengajaknya bicara. Menatap bagaimana binar mata yang penuh dengan kerlipan lampu didalam sana, terlihat begitu mempesona.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rockstar • namseok • [ End ✓ ]
FanfictionKetika dunia hanya berpusat pada sang Rockstar, mengabaikan berlian jalanan yang terus berjuang sendirian. Kim Namjoon dan Jung Hoseok