Namjoon menggandeng lengan Hoseok erat, ketika memasuki unit apartment pemuda kecil itu. Hoseok baru saja dapat keluar dari rumah sakit beberapa jam lalu, memilih untuk langsung pulang menemui Jungkook yang tak pernah mengunjungi selama dirawat. Hoseok sempat menghubungi sang Adik, namun tak kunjung mendapat jawab.
"Gue nginep ya?"
"Gausah. Lo istirahat aja sana, pasti capek hampir berapa minggu lo nungguin gue di rumah sakit" Hoseok tersenyum kecil, mencoba memberi pengertian pada pemuda jangkung yang tengah membantu dirinya untuk duduk di sofa ruang tengah.
Namjoon mengulum senyum, seraya mengangguk kecil. "Kalo mau sesuatu, ato darurat telpon gue ya? Panggil Jungkook, biar lo gak banyak gerak dulu. Oke?"
"Siap bapak Rockstar!"
Dua pemuda itu terkekeh, sebelum Namjoon memilih melangkah untuk keluar dari dalam unit Hoseok. Tanpa ditemani sang pemilik kediaman, tak ingin membuat Hoseok bergerak berlebih katanya.
Beberapa saat terlalui, pemuda kecil itu sudah menutup mata lelah begitu lama. Sebelum usapan lembut ia rasakan pada puncak kepalanya, kelopak mata terbuka mendapati Jungkook dengan wajah dingin juga senyum tipis penuh arti.
"Hei Kook, lo gak kangen gue?"
"Kangen."
•
•
•
Tak perlu apapun, untuk mengetahui bagaimana hubungan Kakak-beradik itu. Jungkook akan dengan senang hati memberikan seluruh rasa sayang hingga cinta nya untuk seorang Jung Hoseok. Begitupun yang lebih tua, rasa lelah juga tersingkirkan nya dari dekapan dua orang tua terbayar begitu saja. Ketika Jungkook tumbuh dewasa, berdiri pada barisan paling depan untuk membela Hoseok. Jika saja ia berhasil mendapat sentakan keras, hingga pukulan cukup kuat dari sang Ayah maupun Ibu mereka.
Pemuda kecil itu tidak menyalahkan Jungkook, ataupun kedua orang tuanya. Kini ia mulai memahami, mengapa Ayah juga Ibu nya melarang mati-matian agar Hoseok tak lagi menari dibawah sorot lampu jalanan. Kini Hoseok mulai tahu, bagaimana rasanya terluka begitu dalam, perih, sakit, dapat ia rasakan hingga seluruh hidupnya, tubuhnya, jiwanya.
Garis-garis tua pada kedua wajah dua orang yang telah membesarkannya sedari dahulu, dapat Hoseok lihat setelah cukup lama tak pernah ia ingat-ingat. Rasa bersalah juga lega bercampur aduk dalam hatinya, Ayah dan Ibu nya terduduk penuh asa dihadapan dirinya. Tersenyum sendu, dengan lima jemari masing-masing saling bertaut. Seolah memberi kekuatan satu sama lain, untuk menatap wajah anak semata wayangnya yang sudah begitu jauh dari dekapan.
"Hoseok minta maaf, Yah, Bu..."
Pemuda itu bersimpuh diatas lutut kanan pada atas lantai unitnya, menggenggam tangan yang saling bertaut milik dua orang. Serak suara juga rasa nestapa yang tiba-tiba saja berjatuhan pada masing pundaknya. Membuat Hoseok melepaskan isak tangis, dan elusan lembut dari sang Ibu.
"Nak... Ya Tuhan,"
Untuk pertama kalinya, Hoseok mendengar suara yang begitu lembut. Biasanya suara tinggi, juga cemoohan selalu keluar dari mulut sang wanita setengah baya itu. Lagi, membuat air mata yang semula hampir mengering kini kembali turun bebas pada pipinya.
Hoseok sesekali melirik raut wajah kedua orang tuanya, wajah sang Ibu melembut juga ada senyum hangat disana. Berbeda dengan sang Ayah, lelaki dengan kumis tipis, stelan kemeja juga jas yang masih terpasang pada tubuh tegapnya tak memunculkan satu untaian senyum. Jangankan tersenyum, menatap Hoseok saja sepertinya enggan.
"Yah..."
"Bu, ayo kita pulang aja. Udah mau malem, Ayah belom makan"
Senyum kecil terulas pada dua sudut bibir Hoseok, sebelum bangkit dengan susah payah dari atas lantai kayu disana. "Hoseok tadi masak Yah, Bu. Ayok kita makan bareng?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Rockstar • namseok • [ End ✓ ]
FanficKetika dunia hanya berpusat pada sang Rockstar, mengabaikan berlian jalanan yang terus berjuang sendirian. Kim Namjoon dan Jung Hoseok