epilog 0.1; Namjoon dan kisahnya

679 104 19
                                    

Warn!
°

Namjoon merasakannya, bagaimana timah panas itu mengenai rusuk juga lengan kirinya. Namjoon merasakannya, bagaimana gelap pandangan tiba menyergap dirinya. Namjoon merasakannya, bagaimana raungan sang kekasih hati begitu memukul telak seluruh jiwa nya.

Kim Namjoon merasakannya.

Mengawang diantara hidup dan mati, seingat Namjoon butuh banyak waktu untuk dilalui mengangkat dua buah timah panas dari tubuhnya. Kesadaran yang belum juga hadir, namun ia masih dapat mendengar raungan pengisi seluruh sudut hatinya.

Namjoon berdo'a dalam hati, memohon pada Penguasa Alam Semesta. Agar dirinya selamat, ia tak ingin mendengar Hoseok menangis dan menjadi seperti ini karena dirinya. Namjoon tak ingin.

Rasanya begitu lama, sebelum suara alat pendeteksi detak jantung juga nadi nya berangsur membaik. Namjoon mendengar perbincangan, juga ucap syukur banyak orang didalam ruangan steril itu. Namun aneh, mengapa kedua kelopak matanya enggan terbuka.

Jemarinya terus bergerak, berusaha untuk menyuruh banyak orang disana agar dapat membantu membuka matanya. Namjoon ingin melihat wajah sang kekasih hati, ingin memeluk tubuh Hoseok. Dan mengucapkan, bahwa dirinya baik-baik saja.

"Tuan Namjoon, anda dengar saya?"

Suara itu, Namjoon ingin mengangguk cepat. Namun seluruhnya terasa kaku, hanya jemari telunjuknya yang memberi syarat. Lagi, ia mendengar helaan nafas lega dari orang-orang disana.

"Tuan Namjoon, bius anda akan habis beberapa menit lagi. Kami akan menemani anda disini hingga anda sepenuhnya membuka mata,"

"Tuan Kim Namjoon tak bisa kami selamatkan"

Pemuda jangkung itu mengubah tujuannya, ia tak ingin melihat wajah Hoseok yang begitu terluka karena dirinya. Walau sudut hatinya sama berdenyut perih, namun ini adalah hal terbaik yang terlintas dalam benaknya.

Masih ingat? Perintah seorang Kim Namjoon tak dapat dibantah, apa yang ia mau harus terwujud. Dan apa yang tak ia mau, jangan sampai terjadi. Dan inilah kedudukan tinggi seorang Kim Namjoon, menitah beberapa Dokter yang mengoperasi dirinya untuk mengatakan hal begitu menyakitkan bagi hati banyak orang. Memalsukan kematian, membuat segala hal rencana yang berputar rumit dalam benaknya harus berjalan lancar.

Tidak ada yang tahu.

Namjoon melakukannya sendiri, tanpa bantuan siapapun. Memulihkan seluruh luka nya, hidup sendirian di pinggiran kota. Menatap sang kekasih hati dari kejauhan, Namjoon cukup merasa senang. Hoseok nya, dilimpahi begitu banyak kasih sayang juga cinta. Sesekali mendengus cemburu, jika ada saja orang yang berani mendekati pemuda kecil itu.

Pernah sekali, Namjoon mengikuti langkah kecil yang terlihat begitu putus asa milik Hoseok dari belakang. Ada rasa menggebu, untuk memeluk tubuh yang terlihat lebih ringkih dari sebelumnya. Namjoon kecewa, apa Hoseok nya tidak merawat diri dengan baik?

"Ho—"

"Hoseok!! Astaga, gue cariin juga!"

Pemuda pucat itu, Namjoon ingat. Pemilik cafe tempat sang kekasih bekerja, ia tahu bahwa Hoseok sudah mulai memasuki cafe itu sedari tiga bulan kematian palsunya. Topi hitam yang ia kenakan, diturunkan. Menutup wajahnya.

"Hehe, maaf bos! Gue buang sampahnya kelamaan ya?"

Tunggu, kaki Hoseok? Lagi, senyuman tipis tak bisa Namjoon hindari. Ketika seluruh kemungkinan dalam benaknya menjadi kenyataan yang begitu membahagiakan.

Rockstar • namseok • [ End ✓ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang