Dibandingkan marah, Hoseok lebih memilih bingung. Pemuda itu memiliki banyak pertanyaan dalam benaknya. Bertanya-tanya, sepanjang waktu yang ia lewati bersama si Rockstar itu berupa apa? Bertanya-tanya, segala bualan cinta yang sempat tak ingin ia percaya keluar dari belah bibir si bintang dunia itu berarti apa?
Hoseok terbodohi, benar kata Jungkook yang sekarang tengah tertidur diatas pahanya. Hoseok itu terlalu naif, belum pernah merasakan cinta seperti apa. Belum pernah merasakan senang atau sakitnya ketika menimang satu hati dalam dekapannya.
Wajah damai sang Adik lebih menarik, daripada dering telepon yang sedari tadi tak ingin berhenti berbunyi. Sudah kelewat hafal, tulisan samar pada layar ponselnya itu adalah si pemuda jangkung. Hoseok tak ingin diusik dahulu, sudah terlalu cukup memikirkan rentetan pertanyaan yang tak kunjung ia dapatkan jawabannya.
Hoseok menghela napas, memilih meraih benda pipih yang berada diatas meja kaca dihadapannya. Mematikan gawai yang tak seberapa mahal itu dengan cepat. Untuk kali ini, biarkan dirinya beristirahat sejenak dari hiruk-pikuk kehidupan yang terasa berat sedari dulu.
"Jungkook, rasanya gue mau bawa lo pergi ke angkasa aja jauh dari bumi. Banyak orang gak baik disini,"
•
•
•
Suara gemuruh juga gemericik deras air hujan, tak membuat Hoseok berhenti menatap keluar jendela unitnya. Jalanan yang masih terlihat ramai dibawah sana, mengalihkan perhatiannya yang sempat terpaku pada pikiran buruk. Sang Adik meninggalkannya terlebih dahulu, menuju alam mimpi. Sedangkan Hoseok memilih untuk membuat segelas cokelat hangat, sembari merenung jauh.
Pemuda itu menatap cincin bunga berwarna putih, yang sempat Namjoon sematkan dijari telunjuknya tadi sore. Hoseok masih teringat jelas, bagaimana tatapan penuh binar ketulusan itu terpancar dari bola cokelat kelam milik si pemuda jangkung.
"Oh iya lupa, dia kan artis. Akting gitu doang gampang," Hoseok terkekeh kosong sembari menggeleng pelan.
Menghela berat, Hoseok memilih untuk melangkah menjauh dari jendela disana menuju dapur. Menaruh mug yang telah kosong, kedalam wastafel sebelum melanjutkan langkah masuk pada kamarnya bersama Jungkook. Mendapati sang Adik sudah benar-benar terlelap dalam mimpi nya.
Hendak ikut menyusul Jungkook masuk kedalam gelungan selimut hangat, sebelum dering telponnya terdengar. Hoseok menatap layar ponselnya yang sudah ia nyalakan beberapa saat lalu, mendapati nama Taehyung disana. Pemuda itu ragu, apa semuanya akan baik-baik saja ketika orang lain melihat wajahnya yang tengah tak baik-baik saja?
Dering itu tak kunjung berhenti, telepon, panggilan video, hingga pesan beberapa kali terdengar. Namun Hoseok mengabai, memilih untuk benar-benar masuk kedalam selimut bersama Jungkook. Memeluk tubuh sang Adik erat, membuat isak tangis yang sedari tadi ia tahan meledak begitu saja.
Belasan menit berlalu, Hoseok menghapus air matanya yang sudah berhenti. Menatap Jungkook lama, sebelum meraih ponselnya yang masih terus menerus berdering. Satu orang sama, Kim Taehyung.
Panggilan video itu Hoseok angkat dengan ragu, setelah ia turun dari atas kasur untuk menduduki sofa tak jauh dari sana. "Tae..."
"Akhirnya, diangkat juga... Hoseok, lo gapapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Rockstar • namseok • [ End ✓ ]
Fiksi PenggemarKetika dunia hanya berpusat pada sang Rockstar, mengabaikan berlian jalanan yang terus berjuang sendirian. Kim Namjoon dan Jung Hoseok