©2

3K 98 11
                                    

Cripp Cripp

Burung sudah berkicau mengeluarkan suara terbaiknya,matahari juga sudah mengeluarkan sinar terangnya hingga tembus kedalam kamar jesna karna horden dikamarnya sedikit terbuka.

"Unghhh." Jesna mengerjabkan mata,menguletkan tubuhnya agar otot-ototnya dapat meregang dan tidak kaku.

"Selamat pagi dunia." Ujarnya bangkit dari kasur dan membuka lebar horden kamarnya.

Berjalan kembali kearah kasur sambil membenarkan cepolan rambutnya,merapihkan tempat tidur dan menyiapkan seragam sekolah adalah aktivitas paginya. Jesna bukan anak pemalas yang harus dibangunkan setiap pagi,walaupun memang kadang ada waktu dimana ia kesiangan karna lelah malamnya.

"Nggak usah bawa bola basket kali ya pinjem aja sama anak basketnya langsung nanti." Ujar jesna pada diri sendiri,setelah ia selesai bersiap-siap kadang ia akan membawa bola basket kesayangannya tapi hari ini ia sedang malas membawa banyak barang,jadi lah ia akan meminjam bola milik anak basket sekolahnya.

Jesna menuruni tangga dan ia melihat kearah meja makan,disana ada ayah,bunda dan seseorang yang sangat ia kenal.

"Abangggg." Teriaknya berlari menuruni tangga dan langsung memeluk sang kakak yang hampir terjungkal untung saja ia kuat menopang jesna yang memang ringan.

"Abangg kok nggak bilang kalo pulang,katanya minggu depan." Ucap jesna didalam pelukan sang kakak.

"Hehe abang mau surprise sama calon pengantin." Ledek bian,mendapat cubitan diperutnya dari jesna.

"Duhh duhh,udah bisa nyubit sekarang." Ucap bian melepaskan pelukannya.

"Dasarnya aja abang yang nggak bisa berenti ngegoda jesna." Jesna memajukan bibirnya kedepan sambil duduk disamping tempat sang kakak.

Ayu datang membawa mangkuk besar berisi nasi goreng,"Semalem juga udah bisa jewer calon suaminya loh bang." Ucap ayu ikut-ikutan meledek jesna.

"Bunda ih apaan coba." Jesna kesal bahkan menyuapkan nasi goreng kemulutnya saja dengan perasaan kesal,rasanya ingin sekaligus memakan nasi itu sepiring-piringnya.

"Duhh,udah dong masih pagi jangan buat perut ayah sakit." Bara memegang perutnya karna lelah tertawa melihat jesna yang selalu menjadi bahan godaan dikeluarga.

"Aahh udah,jesna berangkat duluan aja,,assalammualaikum." Jesna bangkit dari tempatnya dan menyalimi semua anggota keluarganya.

"loh nggak mau dianterin abang?" Ujar bian.

"Aku bareng resma sama zifa bang,udah ya aku berangkat." Ujar jesna sambil melambaikan tangan pada keluarganya,dan dibalas lambaian juga bahkan dengan senyuman.

Saat ini jesna tengah berada didalam mobil bersama kedua sahabatnya resma dan zifa,mobil yang mereka naiki adalah mobil resma memang semalam sebelum tidur mereka sudah janjian akan berangkat sekolah bersama.

"Kalian berdua mau denger cerita gue nggak." Ucap jesna ditengah-tengah perjalanan,sudah hal biasa pagi-pagi menggosip.

"Lu mau cerita apaan jes,nggak biasanya banget lu ada bahan cerita." Ucap resma yang sedang menyetir.

"Ihh lu mah res hargai lah gue dikit, ini mau cerita beneran deh." Ujar jesna menegakkan tubuhnya ke jok depan,karna dia duduk dibelakang.

"Hah yaudah mau cerita apa,harus berfaedah jes." Zifa menimpali,sudah tidak sabar mendengar cerita jesna.

"Iya iya ini berfaedah banget buka telinga lu berdua, dan satu lagi jangan kaget." Jesna menggantung ucapannya sebelum melanjutkan ia menarik nafas dan membuangnya.

JESNATHAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang