©20

1.9K 54 0
                                    

Minggu pagi mereka tengah sibuk membereskan barang-barang yang akan dipindahkan kerumah baru.

Nathan melarang jesna untuk ikut membereskan barang takut ia kelelahan,tapi lihat saja ia masih saja susah dibilangin.

"Udah aku bilang nggak usah bantuin duduk aja, ada bi darti." Ujar nathan menarik tangan jesna untuk duduk diatas kasur.

"Aku beresin baju doang kak." Kesal jesna,padahal ia tidak banyak berjalan dan hanya mengeluarkan pakaian dilemari tapi tetap dimarahi.

"Nanti aku yang beresin, kamu duduk aja." Jelas nathan lalu kembali sibuk dengan aktivitasnya mengemas buku-buku.

"Hiss padahal istrinya lagi hamil, dokter bilang suruh banyak gerak tapi malah dilarang sama suami sendiri." Gumam jesna tapi masih didengar oleh nathan.

"Kalo geraknya bermanfaat sih nggak papa, ini gerak bukan buat ibu hamil yang ada kamu pegel nanti." Ucap nathan tanpa menatap jesna.

Jesna sedikit terkejut saat nathan mengetahui apa yang ia katakan.

Jadilah jesna memilih diam dan melihat orang-orang mengambil barang dikamar dan menurunkannya kebawah yang dimana sudah tersedia 2 truk untuk mengangkut barang.

Setelah menghabiskan waktu 3 jam akhirnya mereka selesai berkemas.

Mereka turun ke bawah untuk menemui dani dan elina.

"Kalian udah selesai kan, maaf ya mamah sama papah nggak bisa nganter ke rumah kalian karna ada kerjaan diluar kota." Ujar elina memeluk jesna.

"Nggak papa mah,kita ngerti kok." Ucap jesna tersenyum.

"Besok langsung masuk aja, papah udah bicara sama sekretaris papah." Ujar dani pada nathan,nathan mengangguk.

"Kalian hati-hati ya,dan jangan sering berantem." Ucap elina memberikan nasehat.

"Mamah tuh aneh, mau berantem juga nggak etis banget udah mau punya anak aku tuh." Kesal nathan jika mamahnya selalu memberikan nasehat tidak melihat keadaan.

"Hahahahaha." Elina,dani,dan jesna tertawa melihat nathan menggembungkam pipinya.

"Iya mah, aku bakal inget pesan mamah." Jelas jesna tersenyum lagi.

"Oiya jes, kamu sudah ngabarin ayah dan bunda kamu kalo kalian pindahan." Tanya dani.

"Udah pah kemaren aku telpon bunda, dan bunda bilang nanti sore bakal dateng kesana." Dani mengangguk.

"Ahh mamah bakal kangen banget sama kamu jes." Elina memeluk jesna erat sedangkan nathan memajukan bibir dan mengikuti ucapan sang mamah tanpa suara.

"Sama aku nggak bakalan kangen kayanya." Nathan sedikit cemburu kini, bukan cemburu karna sang mamah tapi karna jesna terus dimanjakan oleh dani dan elina padahal ada nathan yang notabene suami jesna.

"Ngapain mamah kangen kamu, kamu dari kecil udah disini." Jawab elina menggoda nathan.

"Ngeselin, yaudah pah aku berangkat."

"Pah mah, kita pamit ya assalammualaikum." Ujar jesna diangguki mereka.

"Waalaikumsalam, hati-hati." Ujar mereka berbarengan.

Setelah 25 menit perjalanan mereka sampai dirumah baru,dimana cerita keluarga kecil nathan dan jesna akn dimulai.

Jesna dan nathan turun dari mobil dan langsung membuka pintu rumah agar para pengangkut barang bisa memasukkan barang-barang.

"Pak langsung masukin aja semua ketempat yang sudah tertera." Ujar nathan pada para pengangkut,setelah mengangguk nathan menggenggam tangan nathan memasuki rumah.

JESNATHAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang