©14

1.9K 64 0
                                    

Pagi harinya salah satu dari mereka mengerjabkan mata,melihat sekitar dan berhenti pada wajah tampan yang masih tertidur pulas.

Jesna dengan tidak sadar meneteskan air mata,meratapi semua yang terjadi dalam semalam.

Bodoh gue bodoh bangettt. Jesna bangkit dari kasur dan bergegas kekamar mandi,menutupi tubuhnya dengan selimut.

Mengunci kamar mandi lalu merosot kelantai,ia menangis menundukkan kepala.

"Sekarang gimana? Gue harus apa, gue takut. " Jesna menyentuh dadanya, tangisannya yang deras tanpa suara ini sakit.

Di sisi lain nathan membuka matanya dan melihat tidak ada jesna disampingnya.

Ia langsung membangkitkan diri,sadar jika dirinya tak memakai pakaian dengan ceat mengambil kaos dan celana santai miliknya.

"Jess." Panggil nathan mencari jesna.

Nathan beralih pada pintu kamar mandi yang tertutup.

"Jess gue tau lu didalem jadi please gue mohon dengerin penjelasan gue. " Ujar nathan menggedor pintu.

"A  apa lagi hiks yang mau kakak jelasin hiks." Isak jesna dari balik kamar mandi.

Dia nangis,ini salah gue.  Nathan menyesal,seharusnya ia bisa menahan semuanya tapi kenapa saat didepan jesna ia tidak bisa.

"Please dengerin gue dulu ya, jadi gue mohon lu buka pintu dulu. " Jelas nathan seraya mencoba membuka knop pintu.

Kak nathan gila ya, guekan belum make baju. Jesna menutup wajahnya yang memerah.

"Nanti gue mau mandi dulu. " Jesna langsung membangkitkan diri dan bersiap untuk mandi, rasa nyeri pada bagian intimnya membuat ia berjalan lebih pelan.

••••

Setelah selesai membersihkan tubuh,mereka berdua duduk dalam tempat yang berbeda.

Jesna yang duduk dengan kaki yang menopang kepala dan tangannya, sedangkan nathan duduk disofa yang berada dekat dengan jendela balkon kamar.

"Jadi?" Tanya jesna dengan wajah menatap arah lain, ia belum bisa menatap nathan setelah kejadian itu.

"Huftt, jadi gue.." Nathan menjelaskan semuanya dengan rinci tentang kejadian kemarin.

Setelah menjelaskan semuanya nathan merasa bersalah, lihat saja jesna meneteskan air mata untuk kedua kalinya karna nathan.

"Maafin gue jes, gue tau gue salah,,gue ingkar janji sama lu. " Nathan mendekat pada jesna dan duduk dibawah jesna.

"Hikss udah terjadi kak, mau gimana lagi. " Jelas jesna masih dengan air mata yang mengalis dan isakan tangis.

Nathan bangkit dan mencoba memeluk jesna, ia berhasil dan jesna pun tak memberontak.

"Besok kita bicarain sama mamah papah ya. " Nathan melepaskn pelukannya dn mengecup pucuk kepala jesna,jesna mengangguk sebagai jawaban.

Dani dan elina pergi keluar kota karna pekerjaan yang mengharuskan mereka berdua hadir.

Setelah kejadian semalam nathan dan jesna tidak masuk sekolah dan memilih untuk sarapan dibawah.

Nathan dengan telaten menaruh makanan diatas meja membantu bi darti,pasalnya jesna tidk bisa terus berjalan karna rasa nyeri yang ia rasakan.

"Udah,yuk makan. " Nathan duduk disamping jesna.

"Makasih kak." Nathan tersenyum kala jesna berterima kasih.

Mereka sarapan dengan khidmat hanya ada suara dentingan sendok dan garpu diruangan itu.

"Mau kerumah bunda nggak? " Tanya nathan sambil menyuapkan nasi kedalam mulutnya.

"Boleh,nggak ada kerjaan juga karna nggak sekolah." Nathan hanya menganggukkan kepalanya dengan mulut yang tengah menguyah.

••••

Sekarang meraja berada didalam mobil dengan tujuan ke rumah bara dan ayu.

Mereka memakai pakaian casual yang santai, sedikit cocok karna warnanya yang sama.

"Mampir sebentar ke apotik kak. " Jena menunjuk sebuah apotik disebrang jalan sana.

"Mau apa? " Tanya nathan penasaran dengan satu alis terangkat.

"Beliin obat buat gue. " Jawab jesna setelah mobil mereka berada didepan apotik itu.

"Obat apa? " Tanya nathan.

"Obat nyeri ya. " Jelas jesna dengan malu.

"Itu aja. " Jesna mengangguk dan nathan pergi keluar dari mobil.

Anjir malu gue, padahal mah dia yang seharusnya malu.  Jesna menutup wajahnya karna memerah menahan malu.

Nathan kembali dengan kantong plastik ditangannua, ia memberikannya pada jesna dan jesna menerimanya.

Jesna membuka bungkus itudan melihat ada tuga tablet obat nyeri didalamnya.

"Kak lu banyak amat beli obat. " Ujar jesna menatap nathan yang sedang menjalankan mobil, nathan menoleh sebentar dan kembali pada kesibukannya.

"Buat stok. " Jawab nathan santai dan tenang.

"Hah!" Jesna terpaku pada ucapan nathan yang ambigu menurutnya,bagaimana bisa nathan bicara begitu santainya.

Nathan terkekeh melihat wajah jesna yang bingung dan menatapnya intens.

Padahal gue cuman bercanda,tapi dia kira beneran. Hati nathan serasa ingin ikut tertawa.

"Bercanda yang." Ujar nathan pada jesna,lagi-lagi nathan membuat jesna malu dengan perkataannya.

"Apaan sih gaje tau nggak." Jesna membuang wajahnya kearah jendela mobil dengan perasaan senang dan wajah yang memerah karna menahan malu.

Perhatian dan perkataan yang terus dikeluarkan oleh nathan membuat hatinya tak tenang,setiap saat dimana pun itu nathan bisa membuat jesna cepat jatuh cinta.

JESNATHAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang