Hari sudah mulai beranjak malam, keempat anggota Tim Api masuk ke area pemukiman.
Para orang tua yg tadi mereka lihat masih memukul batu tanpa lelah, mereka tak menghiraukan Jaehyun dan lainnya."Jae, kita mulai darimana?", Woozi memecah keheningan dari belakang.
"Kita menuju kearah altar pemuja di desa ini.. biasanya disana ada tulisan penunjuk tentang desa", sahut Jaehyun didepan.
Yuta hanya diam dan mendengarnya seksama, namun akhirnya dia melirik kearah Lisa yg berjalan disampingnya. Gadis itu hanya diam saja, bukankah tadi dia yg paling marah.
Lisa dari tadi menoleh namun kearah lain, yaitu kearah aliran sungai yg terletak 300 m dari jalan yg mereka lalui.
"Ada apa?", tanya Yuta menginterupsi.Jaehyun dan Woozi otomatis ikut menoleh kearah Lisa,
"Ada apa, Yuta?", tanya Woozi bingung.Yuta hanya mengendikkan bahu dan menunjuk gadis disampingnya yg tetap menatap ke arah sungai.
"Lisa..? Kau melihat sesuatu?", tanya Woozi sekali lagi.
"Ada yg memanggil mereka ke sungai ini…", Lisa menoleh dan melihat kearah mereka.
"Memanggil mereka? Maksudmu memanggil cacing cacing itu?",
"Benar, Jae!", Lisa mengangguk yakin.
"Aku mendengar nya samar.. ada suara siulan..",Jaehyun terdiam sejenak berfikir untuk segala kemungkinan yg bisa terjadi.
"Baiklah.. Woozi, kau bersama Lisa cari tahu kearah hilir sungai. Aku dan Yuta akan kearah altar untuk mencari tahu lebih jelas. Tapi ingat kataku.. jangan terlibat pertarungan.. dengan apapun","Baiklah, Aku- WOY!!!!", tangan Woozi sudah ditarik Lisa kasar dan mau tak mau dia harus berlari.
Jaehyun hanya menggeleng dan langsung berlari kearah berlawanan diikuti Yuta.
.
"Lepaskan! Lepaskan!! Tanganku bisa lepas ,sialan!!",
"Haissh..!! Si Yuta itu nanti bisa menjahitnya lagi!", ucap Lisa tanpa menoleh.
"Kau pikir aku kain robek?!!",
"Berisik!! sipit!!",
"Lidi sialan!!!",
Mulut mereka berdua tetap saling mengumpat satu sama lain. Sampai berada di pinggiran sungai He Bing, keduanya baru terdiam untuk mengawasi aliran air sungai yg tenang.
Tanpa aba aba, Lisa langsung terjun kedalam sungai yg dangkal. Kurang lebih sampai paha atas gadis itu, yg tentu saja omelan Woozi sebagai latar suaranya.
Mereka berdua langsung waspada jika ada serangan mendadak, namun sudah berselang lebih dari 10 menit tapi tak ada yg datang satu makhluk pun.
"Tadi siang apa yg kalian lakukan sehingga cacing itu bisa keluar sih?",
"Aku hanya cuci muka, tidak ada yg lain", jawa Lisa sembari memanjat lagi tebing rendah pinggiran sungai itu.
"Apa Jack tak sengaja mengaliri airnya dengan kekuatannya? Sehingga seperti sebuah pancingan?", pemuda itu mengulurkan tangannya dan segera diraih oleh Lisa.
"Sepertinya tidak.. aku tidak melihat percikan listrik atau apapun-",
"Ada apa?", Woozi langsung bertanya penasaran setelah melihat gadis itu terdiam dan tiba tiba menoleh kearah seberang sungai disana.
"Ada siulan...", gumamnya.
Blup
BlupAir sungai bagian tengah yg awalnya tenang tiba tiba sedikit beriak dengan gelembung udara kecil terlihat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dunia 4 Elemen
FantasyLisa selalu bermimpi berada di sebuah tempat yg indah dengan gunung Es dan danau es dimana mana. Rumput hijau serta orang orang berpakaian khas berwarna biru bahkan bola mata mereka juga berwarna sama. Apakah itu berhubungan dengan keistimewaannya? ...