Chapter 31

3.1K 772 43
                                    

Jaehyun terus berlari ke pohon sakti. Pemuda itu tidak menoleh kebelakang, meskipun dalam hati dia merasa bersalah karena telah meninggalkan Chaeyeon sendirian bertarung.

Pohon raksasa itu semakin lebih dekat, awan yang menutupi ujung pohon mulai terasa memudar. Jaehyun sampai di bawah tepat sulur raksasa itu. Bahkan batang nya lebih dari luas arena pertandingan Spectra.

"Dimana...? Dimana? LALISA!! KAU DIMANA?!!!".

.
.

Trio Tim Api merapat tak membiarkan ada sudut mati diantara mereka. Mereka lebih waspada karena lawan nya adalah Luhan dan Sehun yang spesialis petarung jarak jauh.

"Bisa kau jelaskan rencana nya?", bisik Jackson.

Woozi mendengus,"tapi aku belum pernah melihat gaya bertarung mereka..".

"Lalu apa kau pikir kami pernah?", sahut Yuta.

Jackson menghela nafas pasrah,"kenapa terlihat kita ini tak berotak sekali sih".

"Itu kau!!", dua orang itu langsung kompak menyanggah.

"Kenapa aku?!".

Luhan mencebik mendengar obrolan random mereka,"kalian ini selain tak punya otak juga berisik ya?".

Sehun hanya melirik tak minat,"selesaikan..dan kita menemui Tuan Jung..".

"Aku tahu..".

Yuta mengernyit,"Tuan Jung?".

"Perdana Menteri Jung...", desis Woozi.

Jackson mendecih,"kenapa para orang tua suka seka- AWAS!!!".

BLARR

Sehun melemparkan sebuah percikan ke tanah dan dari dalam tanah bangkit sesosok besar berdiri tegak.
Dan Luhan menggigit ujung jarinya, setetes darah keluar dan di torehkan pada vodoonya. Kepala vodoo itu menoleh dan bersamaan dengan itu, lingkaran ritual tergambar di tanah yang mereka pijak.

"MENGHINDAR!!!".

Ketiganya langsung melompat keluar ke tiga arah berbeda. Namun Jackson yang harusnya melompat lebih jauh malah seperti tertarik kembali di lingkaran itu.

"KAU BODOH!! KELUAR JACK!!".

"KAKI KU TAK BISA BERGERAK, SIALAN!!", dia tak terima dengan ucapan Woozi.

Sosok raksasa yang keluar dari tanah tadi ikut serta merta mengangkat senjata gada nya menghantam kearah Yuta dan Woozi.

"Jack!! Kau bisa tangani?!!".

Jackson melirik kearah dua temannya yang semakin menjauh karena serangan Sehun.

"Kalian jangan mati dulu!!!", teriak nya.

Yuta tersenyum tipis,"KAU JUGA!".

Mereka berpencar, dengan Yuta DAN Woozi melawan Sehun, lalu Luhan melawan Jackson.

"Benar.. semangati teman teman mu itu. Agar saat kau mati nanti, mereka menangis tersedu sedu.. huh!", Luhan mengejek nya.

CRRKKK

Aliran listrik langsung menjalar dari tangan Jackson.
"Ayo.. taruhan! Siapa yang mati duluan", pemuda itu tersenyum lebar.

.
.

Woozi melirik kearah Jackson yang terlihat memulai pertarungan, lalu menoleh kembali pada lawan mereka sendiri.

"Makhluk di depan ini.. terlihat tidak asing", gumam Yuta.

Woozi menyipit mengingat sesuatu,"ini mayat... mayat hidup?!!",

"Wow.. aku lupa jika lawan kita ini adalah seorang shaman..".

Dunia 4 ElemenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang