Chapter 35

4.2K 700 137
                                    

Koloni pasukan yang dibawa Bambam dan Rose berhenti saat melihat Perdana Menteri Park yang memimpin jalan tiba tiba berhenti juga.

"Perdana menteri... ada apa? Kita harus segera sampai ke ThelBesor..".

Ucapan Bambam tak dijawab oleh pria tua itu. Tapi tangannya menunjuk kedepan, kearah kabut tebal yang menutupi gurun lapang.

"Ada sesuatu.. sesuatu yang mengerikan.. yang datang".

Yunho melihat Noro yang tiba tiba terbang membumbung keatas dan memekik keras. Sepertinya naga hitam itu juga melihat sesuatu yang berbahaya.

Gemuruh jejak kaki terdengar mengguncang. Rose terkejut bukan main saat tahu apa yang dimaksud oleh mereka.

"Tidak mungkin..", gumam nya pelan,"Raksasa ThelBesor...".

"Sepertinya kita tak bisa sampai ke tujuan tepat waktu... atau mungkin.. kita sudah tidak punya pilihan lain".

Pria tua petinggi dari Klan Angin itu turun dari kuda nya dan membuka kedua lengan dibalik jubahnya.

Angin datang semilir semakin kuat, menyibak kabut didepan mereka. Dan sekarang mulai terlihat jelas dengan mata telanjang bahwa ada puluhan raksasa menjulang tepat di depan koloni mereka.

Para raksasa itu tak punya mata hanya berjalan seperti orang linglung namun penuh dengan kekuatan disetiap gerakannya.

Tak khayal pasukan yang melihat nya secara tak sadar mundur selangkah karena rasa takut tiba tiba merayap di pikiran mereka.

"Jangan takut!!!", Perdana menteri Park memberi komando.

"Mereka tidak punya pikiran sepintar manusia..!! Kita pasti bisa mengalahkannya! Dan mencegahnya untuk sampai ke hunian penduduk Spectra!!".

Yunho berdiri di punggung kuda hitam nya. Sinar berwarna abu abu keluar dari kalung nya, dan berubah menjadi sosok naga yang mirip dengan Noro namun memiliki kumis lebih panjang yang terbang tepat di atas pasukan.

"Goro... waktunya kita bertarung..".

Naga abu abu itu hanya menggeram seolah menjawab. Noro datang terbang disampingnya ikut menggeram mengikuti sosok naga disampingnya.

Bambam tak tinggal diam. Pemuda berelemen kayu itu sudah bersiaga, namun dalam hati dia juga was was.

'Apa pangeran disana baik baik saja...', batinnya.

"Aku khawatir dengan Lisa... apa kau merasa udara menjadi semakin dingin.. dan ini sudah mendekati ThelBesor, pasti terjadi sesuatu dengannya...".

Rose menggenggam pisau anginnya erat. Dan Bambam mau tak mau juga berfikiran sama setelah Rose berucap seperti itu.

"Kita harus percaya.. ", Bambam menggenggam tangan Rose yang semakin mengerat.

"Tugas kita sekarang.. menghadang raksasa ini lalu menyusul mereka".

Rose mengangguk pasti,"Aku tahu".

.
.

Jaehyun tiba tiba langsung berdiri dan mengeluarkan api dari kedua tangannya.
Bukan pedang, namun hanya lecutan api merah menyala yang dia keluarkan.

"Kalian selamatkan diri kalian lebih dulu...".

"Kami bisa mengulur waktu untukmu!!".

Namun Jaehyun menggeleng,"tidak. Ini pertempuran kami.. kalian.. sudah cukup. Selamatkan diri kalian...".

Joon Young yang melihat Jaehyun dan para peri hutan seolah merencanakan sesuatu langsung kembali melancarkan serangan.

Kali ini bahkan lebih kuat lagi. Seperti sebuah bola api yang kian membesar berasal dari tebasan pedang hitam itu.

Dunia 4 ElemenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang