Bruk!
Secara tidak sengaja anak laki-laki itu menumpahkan minuman milik bundanya. Dia menunduk takut-takut sembari memungut gelas plastik itu. Isinya sudah tumpah kemana-mana.
Dia berjalan pelan mendekati ayahnya yang sedang asik menonton televisi. Bundanya sedang mencuci baju, dan dia hanya bisa mengadu kepada ayahnya. Karena dia sangat takut bundanya marah.
"A_ayah.. Vano t_tumpahin minumnya bunda" ujar anak laki-laki itu terisak. Namanya Elvano Afkardo Alvaro.
Ayahnya sontak menarik tangan putra kesayangannya itu lembut. Membiarkan pria kecil itu duduk dipangkuannya menghadap kearahnya.
"Sejak kapan anak ayah cengeng?" tanyanya sembari mengusap air mata Vano.
"Vano takut bunda marah" cicitnya lirih.
Membuat ayahnya tersenyum. "Biar bunda nggak marah, ayo kita bikinin minum lagi. Mau?"
Vano tersenyum lalu menganggukkan kepalanya dengan antusias. Dia digendong ayahnya menuju dapur, mereka akan membuatkan minuman yang baru. Karena tau sang bunda lelah membersihkan rumah.
"Ambilkan gelas baru Vano"
Vano mengangguk lalu mengambilkan gelas kesayangan-nya. Biasanya dia tidak memperbolehkan ayah dan bunda memakai gelas itu. Tapi kali ini spesial karena dia merasa bersalah.
Akhirnya bapak anak itu membuatkan segelas susu hangat untuk sang bunda. Dengan sesekali bercanda dan Vano tertawa karena wajahnya penuh dengan susu bubuk.
"Loh? Pada ngapain?" tanya sang bunda yang sudah selesai mencuci.
Kedua orang itu menoleh lalu nyengir. "Ini buat bunda!" ujarnya bersamaan.
Sang bunda tersenyum haru, dia berjalan mendekat lalu menerima segelas susu hangat itu. Baginya minuman ini sangat berarti karena kedua orang yang dia sayang membuatkan spesial untuknya.
"Maaf bunda, tadi Vano tumpahin minumnya bunda" adu Vano sembari menunduk.
Bundanya tersenyum lalu merentangkan tangan. Dengan cepat dia memeluk pria kecilnya itu erat. Gemas dengan tingkah lucu Vano.
Tok.. Tok.. Tok..
"Nah dah pada dateng" ujar sang ayah lalu segera membuka pintu.
Datang empat orang dengan senyuman lebar. Mereka dipersilahkan masuk dan duduk diruang tamu, dan sang Bunda mengambil cemilan untuk mereka.
"Nggak nyangka Rey, lo udah jadi bapak" ujar Sam sembari menaik-naikkan alis.
"Iya nih" ujar Loli sembari cekikikan.
Kevin tersenyum. "Gue juga bentar lagi jadi bapak!"
"HAH!?"
"Nita hamil" ujar Kevin santai.
"Woahhh!! Ponakan gue dua njir!" ujar Sam heboh.
"Selamat bro" Rey menyalami cowok itu.
Tidak lama Olin datang dengan cemilan yang dia bawa. Dia menaruh snack dan minuman itu diatas meja lalu segera duduk disebelah Rey.
"Vano bandel nggak?" tanya Nita sembari menjepit hidung cowok itu diantara jari telunjuk dan jari tengah.
"Mancung ya? Kek emaknya" ujar Olin menyombong.
"Lebih mancungan bapaknya" sahut Rey datar.
"Elu mah! Awas ntar kebawa sampek anak lu! Ntar bapak anak pergi bareng cuma masang muka tembok!" celetuk Sam.
Semua yang ada disitu tertawa, kecuali Vano yang memandang keenam orang ini heran. Dia hanya diam, duduk dipangkuan ayahnya dengan tenang.
"Btw lu kapan nyusul nikah?" tanya Olin pada Sam dan Loli.
Kedua orang itu saling pandang. "Makanya gue kesini mau ngasih ini"
Sam menyodorkan sebuah undangan pernikahan, disana tercantum nama Sam dan Loli.
"Wihh mantap mantap!" ujar Kevin.
"Apanya yang mantap pakde Kep?" tanya Vano polos.
Kevin langsung nyengir kearah Vano. Lalu tatapanya beralih pada Olin, dia menatap gadis itu tajam.
"Lo yang ngajarin ya? Kenapa gue dipanggil pakde sih?"
Sontak semua yang ada disitu tertawa terbahak-bahak. Tidak menyangka mereka akan terus seperti ini walau sudah menjalani hidup berbeda. Bukan anak SMA lagi, melainkan calon orang tua.
Semoga saja pertemanan mereka tetap terjalin sampai maut memisahkan. Terus bercanda gurau bersama dan juga mengobrol saling melempar celetukan, sama seperti masa SMA dahulu.
•••
Gimana guys? Ada yang baper?
Jangan lupa share ceritaku dong! Wkwk
Apapun yang terjadi! Tetap follow akun author!
Yaang minaaat boleh follow ig author. @wtpdlolipop
Tinggal dm kalauuu mau difollback
Btw itu akun instagram baru☺
KAMU SEDANG MEMBACA
Cool Ketos |2| Lengkap✔
Romance"Apa?," sahut Rey tidak mengerti. Olin mendengus kesal. "Huft, anterin kekelas," rengek gadis itu bak anak kecil. "Emangnya kelas lo baru?. Lo lupa jalan kekelas?," pertanyaan dari Rey yang membuat Olin mati kutu. "Ihh!, romantis dikit kek. Kaya pas...