Part 13 - Cemburu

1.1K 61 1
                                    

Meja kantin penuh dengan hiruk-pikuk orang yang hendak memesan makanan. Mereka sesekali bercanda gurau dan menyapa saat bersimpangan sehingga menimbulkan kegaduhan.

Sementara itu disatu meja yang terletak dipaling ujung kantin duduk enam orang murid yang didepan mereka sudah tersedia berbagai macam makanan. Keenam orang itu bisa dengan mudah memesan makanan tanpa harus mengantri.

"Cobain deh Beb, ini enak lho" Nita menyuapkan satu sendok nasi goreng ke mulut Kevin.

"My prince, sambelnya kebanyakan" rengek Loli.

"Yaudah tukeran sama punyaku" sahut Sam dengan senyuman manis.

Rey dan Olin hanya memperhatikan dua pasang curut yang sedang bermesra-mesraan didepan mereka.

Olin mendengus pelan lalu memakan bakso yang ada dihadapannya. Andaikan Rey bisa lebih perhatian seperti Sam dan Kevin. Pasti hatinya akan sangat berbunga-bunga saat ini.

"Lo iri sama mereka?" bisik Rey tepat ditelinga Olin.

"Haha, menurut lo?" sarkas Olin.

Pria itu tersenyum tipis lalu kembali mendekatkan bibirnya ke telinga Olin. "Gue kalo pacaran bukan modal gombal, tapi modal perhatian"

Blush.

YAELAH SI OLIN! GITU AJA BLUSH!

Olin menundukkan kepalanya menahan senyuman, ingin rasanya dia memeluk Rey saat ini juga. Tapi dia ingat kalau ini sekolah! Bisa-bisa mereka berdua masuk BP.

"Rey!"

Semua menoleh saat mendengar suara cewek yang memanggil nama Rey dengan lantang. Bahkan tidak hanya satu meja Rey yang menoleh, melainkan satu kantin menatap gadis itu.

Dengan langkah pasti dan senyuman manis gadis yang baru Rey kenal kemarin itu menghampirinya. Apa lagi ini?

Gadis itu sudah sampai dihadapan Rey, sebuah senyuman manis masih terukir dibibirnya.

"Gue ikut duduk sini ya"

"Tap_"

Ucapan Rey terjeda karena gadis itu sudah duduk terlebih dahulu sebelum dia perbolehkan. Tentu hal itu mendapat sorot mata tak suka dari Olin yang duduk disamping Rey.

Gadis itu menatap semua yang ada dimeja ini lalu memperkenalkan dirinya.

"Quenny, temen deketnya Rey"

Deg.

Mendadak jantung Olin berdegup kencang. Wajahnya memerah karena emosi, temen deket?

Bagaimana bisa Rey punya temen deket seorang cewek? Padahal sikap Rey ke Olin saja masih dingin-dingin ngilu.

Kini saatnya Quenny mengulurkan tangan kearah Olin. Gadis itu tersenyum manis, tapi Olin melihat ada maksud lain dari senyumannya itu.

"Olin" jawab gadis itu menerima uluran tangan Quenny.

Olin mencoba untuk baik-baik saja dan menghindari pemikiran negatif yang berkecamuk dalam fikiran-nya. Tidak ada salahnya nething, tapi jangan berlebihan tentunya.

"Lo kenal deket sama Rey?" tanya Sam iseng-iseng.

Quenny mengangguk antusias. "Sebentar lagi kita bakalan deket, nyokapnya Rey udah deket banget sama gue"

Jleb.

Nyokap Rey deket sama Quenny?

Semudah itukah? Padahal saat Olin datang dulu saja ditolak mentah-mentah oleh Winda. Tentu hatinya terasa semakin sakit dan ngilu.

Olin melihat sedari tadi Rey hanya diam tidak mencoba menjawab atau menentang ucapan Quenny sedikitpun. Dan berarti itu memang benar adanya? Lantas Olin harus bagaimana?

"G_gue ke toilet dulu" pamit gadis itu.

Dia berjalan cepat menuju toilet dengan wajah yang dia tundukkan dalam-dalam. Tidak ingin mereka melihat mata Olin yang sudah berkaca-kaca.

•••

"Kenapa sih harus begini? Kenapa harus ada orang baru datang!?"

Olin menutupi wajahnya dengan telapak tangan, dia menangis sesenggukan didepan wastafel kamar mandi yang sepi.

"Terlalu susah buat gue naklukin hatinya Tante Winda, apalagi setelah gadis sialan itu datang!"

Gadis itu memukul wastafel dengan keras sampai tangannya sedikit lebam keungu-unguan. Ah Olin! Lemah banget sih lo!

Dia yakin kalau ujian ini hanya datang untuk sementara. Dia ingat ucapan Rey dahulu.

"Lo harus kuat sekarang Olin, Tuhan memberikan cobaan sesuai batas kemampuan umatnya. Mungkin lo akan tersakiti sekarang, namun lo akan dapat kebahagiaan suatu saat nanti"

Gadis itu membasuh wajahnya lalu berjalan keluar dari kamar mandi dengan wajah menunduk.

Bruk.

Hampir saja Olin terjatuh, untung orang yang dia tabrak memegangi tangannya dengan erat. Jika tidak pasti dia akan mencium lantai dengan sangat keras.

"Than_"

"Makanya hati-hati"

Deg.

Olin mendongak, didepannya Rey sedang tersenyum manis menampakan deretan gigi putihnya.

Pria itu tau kalau gadisnya cemburu, dia memutuskan untuk mengikuti Olin ke kamar mandi dan menunggu gadis itu didepan toilet.

"Tangan lo kenapa?" tanya Rey lagi saat melihat tangan Olin lebam.

"I_itu.. J_jatuh" jawab Olin pelan.

Rey tersenyum tipis. "Lo nggak perlu takut, gue sama Quenny nggak ada hubungan apa-apa"

Olin tertegun, dia mengibaskan tangan didepan muka karena gugup. "S_siapa juga yang takut"

"I love you Lin"

Blush.

•••

Olin mah baperan banget yha...

Dikit-dikit blush🙄

Nanti bakalan ada part cekcok loh..

Biar rada greget gitu..

Jangan lupa voment...

Cool Ketos |2| Lengkap✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang