Part 16 - Kejutan Pahit

1K 56 1
                                    

Jam sudah menunjukan pukul delapan malam, namun Olin, Nita, dan Loli masih asik berkeliling mall yang terang benderang dan sangat luas dengan lima lantai ini.

Ketiga gadis itu masuk kedalam toko baju lalu memilah-milah baju couple. Olin berencana memberi baju itu pada Rey besok, dan mereka bisa memakai saat bepergian bersama.

Gadis itu melihat sebuah kaos hitam dengan tulisan putih bertuliskan 'couple goals' dan gambar hati merah yang terbelah dua. Sangat cocok untuknya dan juga Rey.

"Gue ambil ini aja kalik ya? Baguskan?" tanya Olin.

Nita dan Loli mengangguk-anggukkan kepalanya. Kedua gadis itu berjalan menuju tempat-tempat baju diujung ruangan.

Sementara Olin menuju kasir untuk membayar baju ini. Sebelum ada yang mendahului dirinya nanti saat membeli. Karena kelihatannya baju ini tidak ada yang menyamai.

"Mas saya beli ini" ucap Olin.

Kasir pria itu mengangguk lalu menerima baju yang disodorkan oleh Olin.

"Mbaknya udah punya pacar?" tanya kasir itu.

"Belum"

"Terus baju couple buat siapa kalau bukan buat pacar?" tanya kasir itu.

"Nah tu mas tau" sewot gadis itu.

Kasir itu hanya tersenyum tipis. Gadis judes, pasti pacarnya harus benar-benar sabar. Atau dia akan menderita darah tinggi level akut.

"Limaratus dua puluh"

Olin menyodorkan uang pas kepada kasir yang dia anggap sangat menyebalkan itu. Dan diterima dengan senyuman manis. Tapi menurut Olin malah nampak menggelikan.

"Nita, Loli ayo makan dulu" ucap Olin mengajak kedua temannya keluar dari toko.

Mereka berjalan menuju food court yang berada di mall ini. Katanya sih makanan di food court ini terkenal enak dan unik.

"Beneran lo tadi ngedate?" tanya Nita.

Olin mengangguk. "Tapi cuma sampai jam tujuh karena Rey ada urusan katanya"

Nita dan Loli hanya mengangguk-anggukkan kepala mengerti. Ngedate apaan jam tujuh saja sudah pulang, kalau kata Nita sama Loli sih 'kepalang tanggung'.

"Wihh apaan nih nama menu. Bubur ayam candu, burger selingkuh, nasi buaya, es patah hati melihat kau dengannya" ucap Nita lalu tertawa.

Olin dan Loli ikut tertawa. Memang benar food court ini dari awal saja sudah terlihat aneh. Apalagi saat mereka sudah tau nama menu-menu yang terkesan nyentrik ini.

"Gue mau pesen es patah hati melihat kau dengan-nya" ucap Olin lalu tertawa.

Diikuti tawa kedua temannya. Namun baru beberapa saat tawa kedua gadis itu terhenti. Hanya tersisa tawa Olin saja.

"Menurut gue, lo bakalan patah hati beneran" Loli meringis sambil menunjuk seseorang dikejauhan.

Olin menolehkan kepalanya kearah belakang sesuai arah yang ditunjuk Loli.

Deg.

Rey, dia sedang berada ditoko perhiasan bersama Quenny. Nampaknya dia akan membeli cincin disana bersama dengan gadis sialan itu.

"Bilang ke gue ini cuma mimpi kan?" tanya Olin dengan suara bergetar.

"Gue udah pulang kerumah dan gue lagi tidur kan ini?" tambah gadis itu dengan mata berkaca-kaca.

Nita dan Loli saling pandang. "Gue benci bilang ini, tapi ini nyata Lin"

Olin terdiam dengan kepala menunduk dan tangan yang mengepal. Dia berdiri lalu menatap kedua orang yang berada ditoko perhiasan itu nanar.

Gadis itu berjalan dengan cepat menghampiri Rey dan Quenny. Lalu saat gadis itu sudah sampai...

Plak.

Sebuah tamparan keras mendarat dipipi kanan Rey, membuat semua pasang mata menatap kearahnya heran. Begitu juga Quenny dan Rey yang nampak sama-sama terkejut.

"Lo ngapain disini hah?! Ngapain lo sama dia?!"

Olin menunjuk Quenny tepat didepan wajah gadis itu. Membuat Quenny menundukkan kepala.

"Lo beli cincin buat_ hiks.. Hiks.."

Rey menggeleng pelan lalu memegang bahu Olin yang bergetar hebat. Hati gadis itu sangat hancur sekarang. Sakit, sakit, dan sakit lagi karena Rey.

"Lin ini nggak seperti yang lo lihat" ucap Rey pelan.

Olin menangis sesenggukan lalu terduduk dilantai. Tidak peduli pakaiannya kotor ataupun mereka sekarang ini menjadi tontonan. Yang jelas hati Olin kembali patah karena Rey.

"Udah, gue mau pulang!" sentak Olin.

Gadis itu berdiri lalu dengan langkah seribu pergi menuju parkiran. Baru saja dia senang, Rey sudah membuatnya kecewa lagi.

•••

Olin menangis sesenggukan dihalte bus sendirian. Dia tidak tau harus pulang naik apa, karena tadi dia hanya nebeng Nita dan Loli. Dan pasti kedua gadis itu tengah kebingungan mencari Olin.

"Lo seneng banget ya duduk sendiri dihalte?" tanya seseorang yang sudah duduk disamping Olin.

Gadis itu menghapus air matanya lalu menoleh ke sumber suara. Azka, pria itu duduk manis disamping Olin sambil mendongak menatap langit.

"Lo tu kaya jelangkung tau nggak, datang nggak diundang pulang nggak dianter" ucap Olin.

Azka tertawa pelan. Ucapan Olin itu membuatnya tertawa. Masa ganteng-ganteng begini dikatain kaya jelangkung?

"Pulang bareng gue yuk, gratis kok" ucap Azka.

Olin hendak menjawab.

"Nggak! Dia bareng gue!"

Rey yang tiba-tiba saja datang dan menyela ucapan Olin. Pria itu datang dengan wajah memerah menahan emosi.

"Ikut gue"

Pria itu menarik tangan Olin menuju mobilnya secara paksa. Karena gadis itu sudah memberontak namun tidak diperdulikan oleh Rey.

•••

Kejutan pahit dari Rey..

Nanti ada yang lebih pahit lagi.. Aehehe

Cool Ketos |2| Lengkap✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang