Part 8 - Bimbang?

1.1K 66 2
                                    

Olin menceritakan semua kejadian tadi sore kepada Nita dan Loli lewat sambungan video call. Gadis itu nampak sangat senang. Bahkan wajahnya memerah saat menceritakan romantisnya Rey.

"Rey tadi sweet banget! Aaaa! Gue pengen terbang!" heboh Olin.

Nita dan Loli menyimak penuturan Olin sambil senyam-senyum. Akhirnya Olin bisa merasakan bahagia juga bersama Rey. Karena kedua gadis itu merasa kasihan jika mengingat masa lalu Olin.

"Jadi, lo lanjutin rencana lo?" tanya Nita mencoba memastikan.

Mendadak senyuman dibibir Olin sirna. Wajahnya nampak bimbang, dia sendiri tidak tau harus bagaimana. Melancarkan aksinya atau tidak?

"Gue juga nggak tau musti gimana" jawab Olin apa adanya.

Loli yang awalnya diam, kini ikut bersuara. "Ehm, kalau menurut gue lo lakuin aja"

Olin mendongak menatap Loli sungguh-sungguh, padahal yang ditatap asik-asikan makan lolipop didepan kamera video call.

"Lo harus tau seberapa besar rasa sayang Rey kan? Kalau menurut gue lakuin aja Lin" tambah Loli.

Dan Olin semakin dibuat bimbang, tapi jika itu adalah yang terbaik Olin mau melakukannya. Lagipula kepercayaannya belum sepenuhnya utuh pada Rey.

"Oke gue lak_"

Gubrak!

Kevin berjalan masuk kedalam kamar Olin dengan langkah santai sambil memakan es krim. Seakan kamar Olin meja makan kali, makan es krim disini sesuka hati.

"Ehh, ada Nita cantik" ucap Kevin sambil mengedip-kan sebelah matanya pada kamera.

Olin hanya memandang datar kearah Kevin, udah dateng nggak diundang. Malah pacaran gratis lagi lewat video call Olin. Enak banget hidupnya, semua serba gratis.

"Kok belum tidur beb?" tanya Nita malu-malu.

"Aku nggak bisa tidur.. Karna terbayang-bayang wajah kamu. Sekk asekk"

Pletak.

Akhirnya tangan Olin menjitak Kevin karena kesal. Mengganggu!

"Sakit bego!"

"Es krim lo netes dilantai nyet!" kesal Olin.

"Gue kan rajin berbagi sama semut" celetuk Kevin lalu duduk disamping Olin.

Olin yang melihat itu menatap Kevin sinis. Untung aja kakaknya ganteng. Kalau enggak udah Olin lempar dari atas menara eifeel.

"Jauh-jauh sana! Lo bau jengkol!"

"Kamu doyan jengkol beb?" tanya Nita.

Kevin mengangguk-anggukkan kepalanya sembari tersenyum manis.

"Semua makanan terasa enak kalau makannya sambil liatin wajah kamu.. Asekk sekk aseek"

Dia yang ngegombalin tapi dia sendiri yang heboh. Ciri-ciri orang sarap ya begini.

Nita hanya menunduk sambil tersenyum malu-malu karena ucapan gombal Kevin. Padahal receh gitu,  tapi herannya Nita masih blush aja. Dasar dua-duanya sama aja.

"Kalian ngapain sih?" tanya Loli heran.

Semuanya melotot heran, apakah Loli nggak ngeh kalau Kevin tadi nggombalin Nita?

"Berenang" sahut Kevin seenak jidat.

Loli menatap Olin dan Kevin dalam-dalam. "Sejak kapan dikamar lo ada kolam renang Lin?"

Olin menatap Kevin kesal. Membuat semuanya semakin sulit saja!

•••

Tok.. Tok.. Tok..

Pintu rumah Olin diketuk cukup keras, Laras segera membukakan pintu dan melihat siapa yang datang.

"A_arkan?"

Pria itu melempar senyuman manis kearah Laras agar suasana tidak canggung. Karena baru pertama kalinya Arkan berbicara berdua dengan mama tiri yang selama ini dia benci.

"Papa ada?" tanya Arkan.

Laras mengangguk pelan lalu memberikan jalan untuk Arkan masuk kedalam. Fikiran Laras tiba-tiba berkecamuk tidak karuan. Sebenarnya dia tidak mau menerima Arkan, tapi mau bagaimana lagi.

Arkan juga putra tirinya.

"Ada apa kamu susah-susah kesini?" tanya Andi yang baru saja muncul dari ruang makan.

Ya, keluarga Olin sedang makan malam tadi. Dan Laras membukakan pintu untuk tamu. Walau dia tidak mengira kalau tamunya Arkan.

"Arkan mau minta maaf sama mama papa, Arkan bego dulu."

"Memang Arkan pengecut baru minta maaf untuk sekarang. Tapi jujur, selama ini Arkan takut mau keluar dari rumah"

"Arkan merasa menjadi buronan" ucap pria itu.

Air matanya mengalir begitu saja. Hari ini kita melihat Arkan yang berbeda. Dia lebih lemah dari Arkan yang kita kenal.

Andi menepuk pundak putranya pelan. "Papa ngerti, dan papa sama mama udah maafin kamu"

Arkan mendongak dan menatap papanya dengan senyuman manis. Andi memeluk putranya itu dengan erat, dia merindukan Arkan. Merindukan memeluk putranya ini.

Olin yang melihat itu ikut-ikutan menangis karena terharu.

"Cengeng lo! Gitu aja nangis" sindir Kevin yang sudah menghabiskan lima lembar tisu.

"Ogeb!"

"Biarin, walaupun ogeb yang penting ganteng" tutur Kevin santai.

"Jijik ih, heran gue kenapa Nita mau sama lo"

"Ya karna gue ganteng" jawab Kevin pede.

"Naudzubillah, mendingan gue sama Shawn Mendes"

"Mimpi! Tukang bubur aja mikir seratus kali kalau mau nyolong lo" celetuk Kevin.

•••

Udah ahh langsung nextt!!

Cool Ketos |2| Lengkap✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang