Part 25 - Restu

1K 60 0
                                    

Sesuai dengan arahan Rey kemarin, Olin sudah memakai baju couple yang dia beli di mall. Sangat pas dibadannya, tidak terlalu besar dan tidak terlalu ketat.

Gadis itu keluar dari kamar dengan senyuman cerah, secerah sinar matahari pagi ini.

Rey sudah duduk diruang tamu sambil mengobrol-ngobrol dengan Kevin. Sementara Laras sedang pergi ke dapur untuk mengambilkan minuman.

Andi baru saja datang dan ikut duduk bersama Rey dan Kevin. Tentu tanpa fikir panjang Olin menghampiri mereka sambil tersenyum manis.

"Wihh couple nih?" sindir Kevin.

Olin hanya tersenyum, dia duduk disebelah Rey. Menunggu Laras datang.

Setelah menunggu lima menit, yang dinanti-nanti akhirnya datang. Laras mengambil duduk tepat didepan suaminya.

"Sebelumnya, om dan tante. Rey mau minta maaf karena udah ngacauin pestanya Olin"

"Dan Rey sangat minta maaf soal sikap mama Rey yang kurang ajar, Rey bener-bener minta maaf"

"Iya kami sudah maafkan itu" jawab Andi.

Kini Rey memandang Olin yang sedang menggigit bibit bawahnya karena gugup. Setelah ini Rey akan mengatakan apa? Akan mengatakan apa?

"Om dan tante, Rey sama Olin berencana mau melanjutkan tunangan yang sempat tertunda. Apa om dan tante memperbolehkan?"

Andi dan Laras saling pandang satu sama lain. Mereka percaya kalau Rey itu anak baik dan bisa menjaga Olin nantinya.

"Kalau kami setuju-setuju saja"

"Terserah Olin"

Yey!, teriak Olin dalam hati.

Semua tatapan beralih pada Olin, menunggu jawaban gadis itu. Rey menatap dirinya penuh harap. Dan Kevin diam-diam menyoraki agar Olin menerimanya. Sementara Andi dan Laras tersenyum.

"Ya jelas Olin mau lah!" ucap gadis itu tanpa ragu.

Tentu semuanya bisa menghela nafas lega. Gadis itu sudah menerima, sekarang tinggal mendapatkan restu dari Winda. Dimana restu perempuan paruh baya itu sangat sulit didapat.

•••

Olin duduk diruang tamu dengan kepala yang terus menunduk. Winda menatap dirinya tajam dan dingin. Sama persis dengan mata milik Rey.

Sementara Ferdi menatap Olin dengan senyuman manis. Sangat berkebalikan dengan istrinya yang judes dan galak itu.

"Ada apa?" tanya Winda ketus.

Olin tersenyum canggung sementara Rey sudah mulai bersuara.

"Rey mau melamar Olin"

Sudah Winda tebak jawaban putranya itu. Rey orang yang keukeuh. Dia tidak mau jika permintaannya ditolak kasar.

"Kalau papa sih setuju saja, asalkan kalian menikah setelah lulus" ucap Ferdi.

"Palingan belum sampai lulus udah putus-putus, mama hafal gimana kisah cinta anak muda" tutur Winda jengah.

Ferdi menepuk tangan istrinya pelan. Berusaha membujuk istrinya itu agar tidak terlalu ketus pada Olin.

"Ma, Olin yang bikin Kak Vinka ngerasain bahagia lagi. Olin yang bujukin Arkan biar tanggung jawab"

Winda terpaku sejenak. Dia menatap Olin yang terus menunduk karena takut. Takut jika Winda mengatakan hal pedas dan membuat matanya berkaca-kaca.

Terjadi keheningan untuk beberapa saat. Semua hanya diam bergelud dengan fikiran masing-masing.

"Yasudah, mama setuju"

Ha??

Olin dan Rey saling tatap, kemudian keduanya menatap Winda yang tersenyum.

"Mama rasa, kalau masalah cinta mama nggak berhak untuk ikut campur. Biar kamu yang menentukan sendiri Rey"

Sebuah senyuman mengembang dibibir Rey, bahkan Winda tidak pernah melihat senyuman seperti itu dari bibir Rey. Apakah kedatangan Olin benar-benar mengubah hidup pria itu?

Winda jadi penasaran seperti apa sosok Olin ini. Bagaimana cara gadis itu menakhlukan sifat dingin Rey dan bertahan, padahal Winda juga tau putra bungsunya itu kurang peka dengan perasaan cewek.

"Kamu bisa membuat Rey tersenyum Olin, tante sangat terkejut" ucap Winda.

Olin hanya tersenyum malu, jika difikir-fikir dia tidak hanya membuat Rey tersenyum. Dia pernah membuat Rey tertawa terbahak-bahak, dan menangis.

"Rey juga pernah nangis loh tante"

Gadis itu menyenggol lengan Rey. Sementara pria itu tersenyum kikuk.

Winda dan Ferdi tertawa pelan. "Kamu memang hebat Lin, padahal Rey tidak pernah menunjukan ekspresi apapun saat dirumah. Hanya marah-marah terus" ucap Ferdi jujur.

Olin menoleh kearah Rey yang sedang tersenyum kikuk.

"Jangan suka marah-marah gitu sama orang tua" bisik Olin pelan.

"Siap bos" jawab Rey.

•••

Akhirnyaaa...

Tinggal satu part lagi nih..

Cool Ketos |2| Lengkap✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang