Part 21 - Pengakuan Quenny

1K 58 0
                                    

Rey menghampiri Kevin dan Sam yang sedang duduk manis dikantin. Dihadapan kedua pria itu duduk Nita, Loli, dan Olin. Olin, gadis itu nampak baik-baik saja. Dia sangat pandai menyembunyikan perasaannya.

"Vin, Sam"

Semuanya menoleh. Kevin menatap Rey datar, dia mencoba memendam emosinya.

"Mau ngapain lo?" tanya Kevin datar.

"Sorry" lirih Rey.

Kevin berdiri lalu dengan cepat mencengkeram kerah baju Rey. Menatap pria itu nyalang, bisa-bisanya dia mengecewakan Olin. Padahal Kevin sudah percaya kalau Rey bisa membuat Olin bahagia.

"Lo cowok bajing*n!"

Bugh.

Dengan emosi Kevin menonjok perut Rey hingga tubuh Rey tumbang. Pria itu terduduk dilantai, namun dia segera berdiri lagi dan menyiapkan diri. Membiarkan Kevin memukulinya.

Bugh.

Satu tonjokan tepat pada dada Rey, sesak. Dia bernafas dengan ngos-ngosan saat sasaran Kevin terlalu tinggi.

Plak.

Kevin kini menampar pipi kanan Rey hingga sudut bibir Rey mengeluarkan darah segar. Sam yang melihat itu berusaha memisah, namun Kevin menyuruhnya diam.

"Udah Vin!"

"DIEM LU! DIA PANTES DIGINIIN!"

Bugh.

Satu tonjokan mendarat dipipi Rey. Lebam diwajah pria itu semakin bertambah. Namun Rey hanya diam tidak mau melawan.

Bugh!

Satu tonjokan lagi membuat hidung Rey mengeluarkan darah. Bahkan mata Rey sudah nampak setengah terpejam karena merasakan rasa sakit ditubuhnya.

"Anj*ng! Mati aja lo!"

"UDAH BANG! UDAH!"

Teriak Olin sambil bangkit dari duduknya. Dia berlari kecil menghampiri Rey yang terduduk lemas dilantai. Seragam putihnya sudah penuh dengan darah segar.

"Rey? Hey, jangan tutup mata lo" ucap Olin sambil meyakinkan pria itu.

Namun Rey menggeleng. Dia menyeka darah segar disudut bibirnya.

"Lin, lo sayangkan sama gue?"

Olin terdiam. Dia tidak tau harus menjawab apa. Lidahnya kelu.

"Jangan tutup mata lo plis" ucap Olin lagi.

"Jawab gue,"

"Lo sayangkan sama gue?" tanya Rey lagi.

Ahh! Olin sudah tidak tahan. Dia menganggukkan kepalanya sembari tersenyum kecut. Dia sayang! Sangat sayang!

"Makasih"

Mata Rey tertutup rapat. Membuat Olin berteriak histeris.

"Rey!? Bangun pliss!!! Reyy??"

•••

Saat ini Olin sedang duduk di UKS menunggu Rey siuman. Kata penjaga UKS Rey tidak apa-apa, hanya lukanya saja yang parah. Pria itu pingsan karena sesak nafas.

Tiba-tiba saja Quenny berlari dengan nafas ngos-ngosan masuk kedalam UKS. Gadis itu menatap Olin dan Rey yang terkapar lemah di brankar.

"Lin"

Yang dipanggil malah melengos. Tentu saja Olin benci pada gadis ini. Karena orang ketiga dalam hubungannya ya Quenny ini.

"Lin, sori gue udah gangguin lo sama Rey"

"Tapi gue nggak bermaksud gitu, tante Winda yang nyuruh gue" lirih Quenny.

Olin masih tidak mau menatap gadis itu. Namun dia mendengarkan ucapan Quenny.

"Memang awalnya gue mau ngerebut Rey, tapi dia sayang dan cinta sama lo"

"Nggak mungkin gue ngerusak hubungan kalian berdua"

"Jadi, gue mohon. Terima permintan maaf Rey ya, gue ngerti hati lo sakit. Tapi setidaknya gue minta tolong, buka hati lo secara perlahan buat Rey lagi"

Olin menggeleng. "Gue takut bakalan ngerasain sakit yang sama lagi"

"Percaya sama gue Lin, Rey itu baik"

Quenny mencopot cincin dari jari manisnya lalu dia taruh ditangan Olin. Karena menurutnya, Olin orang yang pantas memakai cincin ini. Bukan dirinya.

"T_tapi gue_gue belum bisa percaya sama Rey" ucap Olin apa adanya.

"Lin, kemarin aja Rey marah besar sama Tante Winda. Padahal sebelumnya dia nggak pernah gitu"

"Jangan benci sama Rey ya"

•••

Maap baru up.. Tugas bejibun..😥

Cool Ketos |2| Lengkap✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang