Part 14 - Nyanyian

902 59 1
                                    

Saat ini semua sedang duduk manis dikamar Olin yang luas dan bersih. Mereka kerumah Olin hanya sekedar bermain saja. Sudah lama mereka tidak seperti ini.

Sam duduk dikursi atas sementara yang lain lesehan manis dibawah. Pria itu hendak menyanyi, dengan gitar yang sudah nangkring dipangkuannya sedari tadi.

Tuhan...
Hanya satu pintaku...
Jagalah dia...
Saat aku.. Jauh dari sisinya...

Semua bertepuk tangan saat Sam sudah selesai menyanyikan lagu itu. Suaranya cukup merdu, namun masih kalah dengan suara emas milik Rey yang jarang dia keluarkan.

"Nyanyi lo sob!" Kevin menyenggol lengan Rey.

Pria itu menatap Olin sejenak lalu mengangguk. Dia beranjak dari tempat duduknya, sebelum duduk dikursi dia mengulurkan tangannya kearah Olin yang masih duduk manis dilantai.

"Hah? Gue?" tanya Olin bingung.

Rey mengangguk-anggukkan kepalanya lalu menarik tangan Olin lembut. Dia menarik kursi rias gadis itu lalu menyuruhnya duduk disitu. Dan Olin hanya bisa menuruti.

Setelah Olin duduk, Rey meraih gitar lalu duduk dan menghadapkan kursinya pada Olin. Membuat jantung Olin serasa bermaraton saat ini juga.

Jreng...

Pria itu mulai memetik gitarnya, menciptakan intro lagu yang sangat indah dan enak didengar.

Diujung cerita ini...
Diujung kegelisahanmu...
Kupandang tajam bola matamu...
Cantik dengarkanlah aku...

Olin mendunduk karena tersipu malu. Hanya lewat rangkaian kata yang diberi nada saja membuat hati gadis itu berbunga-bunga.

Aku tak setampan Don Juan...
Tak ada yang lebih dari cintaku...
Tapi saat ini ku tak ragu...
Kusungguh memintamu...

Terdengar jeda beberapa saat, Rey menatap Olin dengan pandangan lembut juga senyuman manis yang mampu membuat siapapun meleleh sekarang juga.

Jadilah pasangan hidupku...
Jadilah ibu dari anak-anakku...
Membuka mata, dan tertidur disampingku...
Aku tak main main... Seperti lelaki yang lain...
Satu yang kutau...

Rey kembali memberi jeda, dia meraih tangan Olin lalu menggenggam jemari mungil itu erat.

Ku ingin melamarmu...

Prok.. Prok.. Prok..

Semua yang ada disitu bertepuk tangan heboh saat kalimat terakhir itu Rey ucapkan. Sangat sosweet.

(Author aja ikutan baper 😭)

Sementara Olin terharu, air matanya menetes kepipi. Sungguh ini hal terindah yang pernah Rey lakukan padanya. Dari lirik pertama saja sudah mampu membuat wajah Olin memerah.

Apalagi akhir kalimat yang sangat mengandung makna itu.

"Baper huaa!!" ucap Olin dengan tangis pecah.

Rey meraih tangan gadis itu lalu memeluknya dengan erat. Membiarkan Olin menangis didalam pelukannya menumpahkan segala kesenangan, karena dia yang membuat gadis ini baper.

"Cup... Cup... Cup.." Rey mengelus punggung Olin lembut.

"Huaa! Gue juga baper njir" ucap Loli heboh.

Hal itu membuat Rey tertawa pelan. Sebegitu mempesonakah dia? Sampai-sampai pacar temannya ikutan baper?

"Wahh asem lo Rey! Pacar gue ikutan baper!" kesal Sam.

Sam ikut-ikutan memeluk Loli dengan bibir yang mengerucut kesal. Hal itu mengundang tawa semua yang ada disitu.

"Mau juga beb" tutur Nita manja.

Kevin merentangkan tangannya. Mereka semua saling berpelukan. Saling berbagi kehangatan dan cinta.

Ceklek!

"Astagfirullahaladzim! Serasa nonton teletubbies!" ucap Laras yang kaget.

Sontak mereka semua melepas pelukan secara bersamaaan. Malu juga sih kalo ke gep sama Laras.

"Ih mama! Ngapain kesini sih?" kesal Olin.

"KALIAN SEMUA ENAK BANGET YA MALAH PACARAN DISINI! KALIAN SEMUA TANTE HUKUM! POTONGIN RUMPUT DIDEPAN RUMAH! NGGAK ADA PENOLAKAN!"

Mereka semua melotot kaget saat secara tiba-tiba Laras datang mengacaukan semuanya dan malah memberi hukuman pada keenam Abg ini.

"Yah kok gitu sih tante?" tanya Sam merengek.

Laras menatap garang mereka satu persatu. "Nah, kecuali Rey. Dia boleh istirahat, suaranya tadi bagus"

Wanita paruh baya itu cekikikan saat semua yang ada disitu menatapnya penuh harap. Masa cuma meluk gitu ada hukumannya sih? Enak banget si Rey nggak dapet hukuman sendiri.

"Masa Rey nggak dapet hukuman sendiri sih?" tanya Kevin protes.

Laras mengayunkan telunjuknya kekanan dan kekiri. "Dia kan calon mantu mama"

Setelah mengucapkan itu Laras melenggang pergi dari hadapan para abg yang sudah menahan amarah itu. Potongin rumput disiang bolong juga capek loh!

"Enak banget idup lo!"

"Beruntung banget lo dibela tante Laras!"

"Lo santet tante Laras pake apa sih?!"

"Wah bener-bener si Rey! Mau ngembat maknya Olin juga!"

Semua lontaran kekesalan ditujukan pada Rey yang asik diam sambil memasang tampang watados.

•••

Kuingin melamarmu...

Kasihh voment dong 😚

Next!

Cool Ketos |2| Lengkap✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang