Part 9 - Rencana Pertama

963 71 3
                                    

Hari ini kelas Olin jam kosong karena Bu Reni tidak masuk. Dan jam kosong ini Olin manfaatkan untuk menjalankan rencana pertamanya. Bahkan ketiga gadis itu berjalan menuju lapangan dimana kelas Rey sedang olahraga.

Sangat kebetulan ternyata Rey satu kelas dengan Azka. Bahkan Olin yang tau itu dari Kevin dibuat cengo. Ternyata Rey sudah mengenal Azka lebih dulu dibandingkan Olin.

"Oke, fase pertama dimulai" ucap Nita.

Olin mengangguk kemudian berjalan kearah Azka, didepan pria itu Olin berpura-pura terjatuh.

Bruk.

"Aduh" ringisnya.

Sakit beneran kampret, batin Olin.

Azka nampak panik dan buru-buru menghampiri Olin. Sedangkan Rey masih fokus pada permainan basket seolah tidak melihat keberadaan Olin sedari tadi.

"Ada yang sakit Lin? Gue ambilin obat ya?"

Olin hendak menjawab namun suara lantang dari kejauhan mengurungkan niatnya.

"Gue aja!"

Rey berjalan menghampiri Olin dengan tangan yang dimasukkan kedalam saku. Pria itu berjongkok disamping Olin lalu tersenyum tipis. Dia menatap lutut Olin yang terluka.

"Sakit?"

Gadis itu mengangguk pelan sambil mengerucutkan bibirnya. Membuat Rey gemas dan mengacak rambut gadisnya pelan.

Hati Olin berbunga-bunga karena perlakuan Rey. Namun Rey malah berdiri, membuat Olin harus mendongak untuk menatap pria itu.

He kenapa malah berdiri? Jangan-jangan gue mau ditinggal pergi lagi?, batin Olin.

Dugaannya salah, Rey mengulurkan tangannya untuk membantu Olin berdiri. Dengan senang hati Olin menerima uluran tangan itu sembari menahan senyumannya.

Setelah Olin berdiri Rey berjalan kedepan Olin lalu berjongkok membelakangi gadis itu. Membuat alis Olin saling bertaut.

"K_kenapa?"

"Naik"

Rey menepuk nepuk punggungnya sambil tersenyum. Membuat semua yang menonton berteriak histeris karena ingin berada diposisi Olin.

Gadis itu dengan ragu naik ke punggung Rey dan melingkarkan tangannya dileher pria itu.

Hap.

Rey berdiri dengan mudah seakan dia tidak sedang menggendong Olin. "Lo ringan ya" bisiknya.

Olin mencubit pipi pria itu dari belakang karena gemas. Enak aja dia dikatain enteng, dia kan tidak kurus. Badannya ideal! Ideal!

"Aduh sakit Lin," ringis Rey karena Olin mencubit tepat diluka lebamnya.

Gadis itu cengengesan, sementara Rey mulai menggendong Olin menuju UKS. Dan Olin hanya bisa menyembunyikan wajahnya dibalik punggung Rey karena malu menjadi tontonan.

•••

Baru sampai di UKS Olin langsung disuruh duduk dibrankar. Gadis itu hanya menurut saja, karena merasa sedikit canggung dan malu. Belum pernah dia merasa blush sampai seperti ini.

"Tadi kok bisa jatuh gimana? Jalan yang hati-hati, coba aja tadi nggak ada gue. Lo pasti ditolongin sama Azka sialan itu"

Olin menahan tawa saat mendengar pertama kalinya Rey mengomel-ngomel padanya. Ihh gemeshh, pasti yang mendengar pengin cubit pipi si ketos tampan idola para siswi ini.

"Lain kali hati-hati" ucap Rey menatap Olin tajam.

"Siap bos" jawab Olin nyengir lebar.

Rey menutupi luka Olin dengan plester setelah dia mengoleskan obat merah pada luka itu.

"Lo lanjut olahraga aja nggak papa, gue bisa sendiri kok" tutur Olin melempar senyum manis.

Pria itu mengangguk-angguk pelan lalu dia pamit hendak kembali ke lapangan basket. Pasti teman-temannya sudah menunggu disana.

"Dadah" Olin melambaikan tangan saat Rey pergi.

Sedetik setelah Rey hilang dari pandangan, Olin langsung berteriak histeris karena rasanya dia terbang begitu tinggi sampai bingung caranya untuk turun.

"Aaaa Rey sweet banget njir, baperrr dedekk"

"Gila!! Jantung gue!"

"Gue mo mati, gue mo mati" ucap Olin sambil mengibas-ngibaskan tangan didepan wajah.

Tiba-tiba ada yang menyahut ucapan Olin.

"Kalo lo mati gue sendiri dong?" tanya Rey sambil tersenyum lebar diambang pintu.

Deg.

OLIN OGEB!!

KENAPA LANGSUNG TERIAK SIH?!

REY MASIH DISITU BEGO!

MALU DAH GUAA!

•••

Haduhh malu dahh Olinn.....

Tinggalkan jejak follow, vote, coment dong ryders.

Eh? Ada yang baca nggak sih nih cerita??

Next!

Cool Ketos |2| Lengkap✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang