Olin duduk dikasurnya dengan senyuman yang terus mengembang. Dia masih baper sampai saat ini, bahkan hukuman memotongi rumput tadi serasa begitu menyenangkan.
"Rey kok jahat banget sih, tiba-tiba bikin sedih, terus tiba-tiba bikin gue terbang tinggi"
Gadis itu tertawa sambil menutupi wajahnya dengan bantal. Sungguh hari yang menyenangkan, andaikan Rey tadi benar-benar melamarnya. Semuanya akan lebih indah.
Ceklek.
Kevin masuk kedalam kamar Olin dan melihat adik kesayangannya itu sedang ketawa ketiwi seperti penduduk RSJ.
"Wong edan kui bebas.. Wong edan kui bebas" sindir Kevin dengan lagu bahasa Jawa.
Olin yang tidak mengerti hanya acuh dan masih heboh berfantasi sendiri. Alias halu.
"Lo ngapain sih Lin?" tanya Kevin heran.
Gadis itu menghentikkan fantasinya lalu menoleh kearah Kevin yang asik membuka-buka album BTS milik Olin. Sesekali pria itu mencermati wajah setiap member.
"Gue masih ngefly bang!"
Kevin menggeleng-gelengkan kepalanya pelan. Emangnya kalo cewek ngefly sampai segitunya ya?
"Serah lo deh" ucap Kevin malas.
Pria itu kembali bersuara. "Btw member yang namanya Kim Taehyung mukanya mirip gue ya?"
Bugh.
Bantal yang ada ditangan Olin melayang tepat mengenai wajah Kevin. Membuat wajah pria itu datar dengan kulit merah padam.
"Lo itu lebih mirip Dodit Mulyanto!"
"Kalo nggak lo mirip sama Bopak Castelo!"
What?
"What?! Masa gue yang gantengnya ngelebihi Jefri Nichole gini dikatain mirip Bopak sama Dodit?"
"Hellow! Open your eyes" kesal Kevin.
Olin memandang geram kearah abangnya. "Jefri Nichole ketinggian buat lo bang!"
"Yaudah berarti gue mirip Aliando Sarip" celetuk Kevin.
"Syarif goblok! Bukan sarip!." sarkas Olin.
Kevin hanya memaju-majukan bibirnya mengejek adiknya itu. Membuat Olin semakin geram, dia melempari Kevin dengan boneka-boneka yang dia punya sampai pria itu minta ampun.
"Sori! Sori! Ampun dek!"
Olin menghentikan kegiatan melempari Kevin saat pria itu sudah minta maaf.
"Btw, besok lo ultah kan?" tanya Kevin lirih.
Gadis itu meraih kalender lalu melihat besok tanggal 26 dia lingkari merah. Benar juga, dia sendiri sampai lupa dengan ulang tahunnya. Dasar Olin pikun!
"Sweet, kok lo inget bang?" tanya Olin dengan wajah terharu.
"Mana mungkin sih gue lupa sama ultah lo Lin" ucap Kevin sembari tersenyum hangat.
Dia duduk disamping adiknya itu. Olin sudah mewek sedari tadi. Hanya hal sekecil itu mampu membuat Olin terharu. Terlalu lembut hatinya.
Kevin merentangkan tangannya dan disambut Olin dengan pelukan. Kejadian yang sangat langka jika kalian melihat dua kakak adik ini berpelukan. Karena mereka selalu bertengkar saat bersama.
"Udah, lo dandan yang cantik. Gue ajak ke suatu tempat"
•••
Sudah sekitar sepuluh menit Olin duduk sendirian di restoran ala-ala Negri ginseng ini. Karena tadi Kevin pamit ke kamar mandi namun tak kunjung kembali.
"Jangan-jangan gue dikibulin Bang Kev"
Olin celingak celinguk menatap sekeliling. Berharap Kevin segera nongol lagi, karena restoran mulai sepi beberapa menit yang lalu. Semua orang bergiliran keluar restoran seakan ada yang mengabsen.
Gadis itu terkejut saat ada orang yang duduk tepat didepannya. Dia mengelus dada pelan, hampir saja dia jantungan.
"R_rey? Ngapain disini?" tanya Olin tergagap.
"Ngedate" jawab Rey sambil tersenyum.
"Sama?"
"Lo"
Deg.
Sekarang Olin mulai mengerti, pasti Kevin yang sengaja mengerjainya tadi. Padahal dia akan ditinggal bersama dengan Rey sendirian di restoran.
"Suruhan Bang Kev?" tanya Olin memastikan.
Namun Rey menggeleng pelan. "Gue yang nyuruh Kevin"
Olin menatap kekasihnya itu penuh selidik. "Kenapa nggak ngajak gue langsung?"
"Biar surprise"
Keduanya sama-sama terdiam. Olin merasa suasana mendadak canggung. Karena setiap dia melihat wajah Rey dia teringat lagu yang pria itu nyanyikan tadi siang.
"Lo inget nggak besok hari apa?" tanya Olin hati-hati.
Rey tersenyum tipis. "Hari yang sangat spesial buat kita"
Mendadak alis Olin saling bertaut. "Kenapa gitu?"
"Liat aja besok" ucap Rey sambil mengendikkan bahu.
Olin mencebikkan bibirnya kesal. Mungkin Rey akan memberi sebuah kejutan saat hari ulang tahun Olin besok.
"Lo mau makan apa?" tanya Rey sambil menyodorkan buku menu.
Gadis itu melihat semua nama-nama makanan yang tampak menggugah selera itu. Sampai manik matanya berhenti pada satu menu.
"Uhm, Rey" panggil Olin pelan malu-malu.
"I_iya?" tanya Rey yang merasa aneh.
"Gue pengen Ramyeon tapi nggak bawa uang" cicit gadis itu pelan. Sangat pelan.
"Hahahaha, santai aja. Apapun yang lo mau pasti gue beliin"
"Beneran?"
Rey mengangguk-anggukkan kepalanya mantap. "Kalo gue udah punya target beli rumah"
Mata Olin berkedip-kedip bingung. Mengapa Rey ingin beli rumah? Apa dia pengin kabur dari rumah?
"Buat?" tanya Olin.
"Buat tempat tinggal kita sama anak-anak kita nanti"
•••
Haduhhh.. Reyy...
Buatt kalian kasih voment dong..
Jangan lupa jaga kesehatan dimasa pandemi ini🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
Cool Ketos |2| Lengkap✔
Romance"Apa?," sahut Rey tidak mengerti. Olin mendengus kesal. "Huft, anterin kekelas," rengek gadis itu bak anak kecil. "Emangnya kelas lo baru?. Lo lupa jalan kekelas?," pertanyaan dari Rey yang membuat Olin mati kutu. "Ihh!, romantis dikit kek. Kaya pas...