Hari ini mereka bertiga berencana untuk membuat kue, bahan-bahan sudah mereka siapkan. Sisanya serahkan pada Felix sebagai pemandu Ayah dan anak itu saat membuat kue.
"Hei! pakai apron nya dulu!"
Sean acuh, begitu pula dengan Hyunjin. Perhatian nya tertuju pada sebungkus tepung terigu.
"Lho, bun. Tepung terigu nya kok bungkus warna merah?" tanya Sean.
Dahinya mengkerut, lantas Felix menjawab, "Memangnya kenapa?"
"Di resepnya pakai warna biru."
"Tapi ini kan sama-sama tepung terigu, masalah nya dimana?"
"Engga sesuai resep, bun."
Felix memijat pangkal hidungnya, menghela nafas. "Nak, ini sama aja tepung terigu, beda bungkus doang Ya Tuhan ..."
"Kata bunda harus ngikutin resep kan? terus-
"Udah dek, ini udah bener kok. Tidak harus seperti resep, yang penting sama, tepung terigu. Warna bungkus engga akan merubah rasanya."
Hyunjin menengahi, sedangkan Sean sendiri hanya mengangguk paham. Anak itu selalu patuh dengan ayahnya, entah mengapa. Sean memang keras kepala, mirip Hyunjin sekali hingga kadang membuat Felix pening ketika Sean sulit diberi tahu.
Setelah meyelesaikan masalah tepung terigu, pasangan anak dan ayah itu sudah lengkap memakai apron siap untuk menerima intruksi yang diberikan Felixーmereka berencana memasak kue berdua tanpa Felix.
"Itu buat 2 porsi dek, kita kan disini bertiga. Jadi, harus dilebihin dong?" jawab Felix, masih mencoba bersabar.
"Iya tapi-
"Ya Tuhan, Sean. Suka sekali membuat bunda-mu naik pitam ya?" Hyunjin menimpali.
Sean sendiri hanya cengengesan, suka sekali membuat bunda-nya kehabisan kesabaran. Meskipun begitu mereka bahagia, sangat.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Malam tiba, kue yang dibuat oleh Sean dan Hyunjin itu telah siap. Meski tadi ada sedikit kendalaーkejadian Sean dan bundanyaーnamun akhirnya mereka berhasil menyelesaikan kue tersebut.
"BUNDAA!!" Sean berteriak dari dapur, memanggil Felix yang berada di lantai atas.
Felix turun dengan baju santai dengan rambut sedikit basah, ia baru saja selesai mandi. Sedangkan Hyunjin dan Sean nampak kusut masih mengenakan apron dengan wajah cemong terkena tepung dan kawan-kawan nya.
Dengan senyum lebarnya itu, Hyunjin dan Sean ber-tos ria bangga dengan kue hasil buatannya.
"Bunda, ayo cobain!" ucap Sean bersemangat.
Felix mengambil pisau lalu memotong rapih kue tersebut. Setelah itu, ia meletakan potongan tersebut ke piring kecil. Mengambil garpu, lalu ia segera mencicipi kue buatan suami dan anaknya.
"Engga buruk, bunda pikir ini kemanisan, kamu pakai gula berapa gram?" tanya Felix.
"Tadi adek masukin dua centong besar, karena dipikir kurang manis, akhirnya ditambah susu skm seka-
"Ya Tuhan, kalian berniat bikin bunda darah tinggi!?" ucapan Sean dipotong Felix dengan cepat.
"Kamu juga!" ucapnya sambil menunjuk Hyunjin. Yang ditunjuk malah menatap Felix dengan watados-nya.
"Kok aku?"
"Ya iya lah! kan kamu ada sama Sean, kenapa bisa masukin gula sebanyak itu?"
Yang diomeli hanya diam. Iya juga, sejak tadi ia bersama Sean tapi kenapa ia tidak sadar bila bocah itu memasukan gula sebanyak itu?
"Kita tadi bagi tugas, Sean urus adonan dan aku krim nya. Aku merhatiin Sean kok, tapi engga tau kenapa dia bisa masukin skm satu kaleng."
Hyunjin dan Felix menatap Sean. Meminta bocah itu untuk menjelaskan perbuatannya.
"Tadi ayah pergi ke kamar mandi, terus aku rasain kayaknya kurang manis. Jadi, aku tambahin susu kental manis. Terus aku .. astaga! aku tinggalin skm nya pas cuci tangan, bun!"
Felix menepuk dahinya lelah, astaga anaknya sungguh ceroboh seperti ayahnya.
"Kamu buka lubang skm nya segede apa kok bisa ludes cepet banget?" tanya Felix.
Sean nampak berpikir, "Setengah kaleng, bun. Tadi yang buka Ayah."
Lalu setelah itu Hyunjin mendapat jeweran dikedua telinga nya. Sean? menontoni bunda nya sedang menjewer sang ayah sambil menyengir.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.