Sudah seminggu sejak malam panas itu, semuanya kembali seperti biasanya. Sean meminta kepada Hyunjin untuk sekolah kembali. Namun anak itu minta untuk langsung masuk ke sekolah dasar.
Awalnya Hyunjin menolak, menurutnya umur Sean masih terlalu kecil untuk masuk ke sekolah dasar. Namun akhirnya ia angkat tangan, dan minggu depan adalah hari pertama Sean masuk sekolah.
"Bunda, ayah lama banget." Sean mempout kan bibirnya lucu.
"Sabar, ini juga masih jam segini kok."
Lalu Hyunjin keluar dari kamar. Rambutnya yang mulai panjang itu ia ikat agar tidak menutupi pandangannya.
"Ayah kok lama sekali??"
Hyunjin tersenyum tipis, mengangkat Sean untuk ia gendong, "Maaf ya? ayo berangkat."
Felix hanya tersenyum melihat interaksi Hyunjin dan Sean. Hari ini mereka pergi ke toko buku untuk membeli beberapa alat tulis milik Sean.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Yang biru aja."
"Gak, yang abu-abu saja,"
"Bagus yang warna biru ih!"
"Bagus yang abu-abu, tidak usah ngeyel."
Sean hanya menatap kedua orang tuanya heran, sudah dewasa masih saja bertengkar. Hyunjin dan Felix meributkan warna tas apa yang cocok untuk Sean.
"Udah, Sean mau yang warna biru aja." ucap Sean final.
Hyunjin melongo, lalu sedikit memasang raut kecewa seolah-olah seharusnya Sean memilih tas berwarna abu-abu.
"Ya, ayo ke kasir," ucap Hyunjin.
Felix tertawa renyah, sepertinya Hyunjin sedikit merajuk dan itu malah membuat wajah sangar Hyunjin menjadi sedikit menggemaskan di mata Felix. Sean hanya menggelengkan kepalanya saat melihat wajah Hyunjin yang sedikit merajuk itu.
"Ayah udah tua tapi kok masih suka ngambek sih? kayak anak kecil." ucap Sean.
"Enak aja, yang kecil itu kamu," ucap Hyunjin sambil mencubi hidung Sean membuat si kecil sedikit meringis.
"Sakit yah!"
"Haha iya, maaf."
Setelah selesai dengan urusan di toko buku, mereka langsung meluncur pulang. Sean mengeluh sudah lelah dan mengantuk ingin tidur.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sesampainya dirumah, Sean langsung berlari pergi kedalam kamarnya tentunya setelah mengganti baju. Hyunjin dan Felix membawa masuk barang-barang yang mereka beli lalu ia letakan di ruang tengah.
"Ayo ganti baju dulu, dek."
Felix menggeleng, "Nanti dulu ah, malas."
Hyunjin berdecak, Felix memang sesusah itu jika sudah nyenyak dengan kegiatan rebahannya. Hyunjin menghampiri Felix lalu ia angkat seperti karung beras. Felix sudah meronta minta diturunkan namun tentu saja tidak akan dituruti oleh Hyunjin.
"Turunin kak!"
"Nanggung, sudah mau sampai."
Kalau sudah begini, Felix hanya diam saja sambil memejamkan matanya. Sampai di kamar, Hyunjin meletakan Felix diatas kasur, lalu ia melepas pakaian Felix.
"Woi, ngapain??!"
"Kamu ga mau ganti baju dek? tadi katanya malas."
Hyunjin berjalan menuju almari, mengambil celana pendek dan kaus tipis untuk Felix. "Duduk, biar aku pakaikan."
Felix yang kelewat malas akhirnya hanya menurut, lumayan ia bisa menghemat tenaga. Jiwa rebahan sedang menguasai Felix.
Hyunjin memakaikan paaian Felix dengan telaten, "Sudah, tidur sana."
"Adek tidur sama Sean ya, bye bye."
Felix berlari keluar kamar menuju kamar Sean meski sempat menabrak pintu, namun akhirnya ia sampai di kamar Sean dengan selamat.
Hyunjin melongo, sepertinya kali ini ia harus tidur sendirian.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.