13

7.2K 865 31
                                    

Beberapa hari terakhir ini Felix disibukan oleh kegiatan belajarnya, sebentar lagi ia akan menghadapi ujian kelulusan, sekitar dua minggu lagi. Entah tiba-tiba ia menjadi lebih rajin dari biasanya.

Felix juga sering kali belajar memasak bersama Hyunjin setiap hari sabtu. Namun anak itu sering melupakan jam makan nya, hingga membuat Hyunjin geram sendiri.

Sudah diingatkan pun hanya menjawab 'iya' tapi pada akhirnya baru beranjak ke dapur beberapa jam setelah ia ingatkan.

Hari ini Hyunjin memutuskan untuk rehat sejenak dari pekerjaan kantornya itu, menemani Felix setelah pulang sekolah.

Kini si manis sedang mengganti seragam nya dengan kaos oversize milik Hyunjin, entahlah memakai kaus miilik Hyunjin menjadi hobi barunya.

"Mas tumben ambil libur?"

"Engga apa-apa,"

Felix merebahkan tubuhnya disamping Hyunjin, lalu memeluk yang lebih tua. Hari ini cukup melelahkan, mengingat sudah mendekati ujian kelulusan membuatnya harus belajar lebih keras lagi untuk mendapat nilai yang memuaskan.

"Kamu ga perlu segiat itu belajarnya,"

Felix mendongak, "Kok gitu?"

"Belajar itu dibawa santai aja, mas tau kok adek cuma pengen dapet nilai yang memuaskan gitu? tapi jangan sampai adek lupa makan dong, apalagi sampai begadang, itu gak baik dek,"

"Sebenernya, adek cuma males turun kebawah aja mas..."

Hyunjin menghela nafas nya,

"Emang se-jauh itu? engga kan. Yasudah kalau adek ga makan yang sakit siapa coba? adek kan. Besok diulang lagi saja, kalo perlu tidak perlu makan seharian saja, katanya males kan?"

Lalu Hyunjin bangkit dari kasur berjalan keluar kamar, meninggalkan Felix yang hampir menangis. Sekarang ia menyeruntuki dirinya yang suka melewatkan makan.

Tapi benar deh! bagi Felix, dari kamar menuju dapur itu jauh meski tidak sejauh itu, Felix saja yang terlalu malas.

Matanya berkaca-kaca lalu ia menangis, menyembunyikan wajahnya di bantal. Tidak peduli dengan ingus nya yang akan mengotori bantalnya nanti. Hidung nya memerah seperti anak kecil yang sedang terkena flu.

Setelah puas menangis tadi, ia beranjak pergi menuju kamar mandi untuk membersihkan sisa ingus di hidung nya dan juga mencuci muka.

Setelah puas menangis tadi, ia beranjak pergi menuju kamar mandi untuk membersihkan sisa ingus di hidung nya dan juga mencuci muka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hyunjin sedang berada di ruang kerjanya di lantai bawah. Ia sedikit kesal dengan Felix, anak itu tidak mau menurut sama sekali.

Ia memutuskan untuk merilekskan pikiran nya sejenak, sepertinya mengerjakan beberapa dokumen tidak masalah.

Waktu menunjukan pukul 6 sore, yang artinya sudah 2 jam ia meninggalkan Felix di kamar seorang diri. Sepertinya habis ini ia harus meminta maaf pada Felix, ia pikir itu sudah keterlaluan jika Felix sampai menangis.

cklek

Pintu terbuka, disana terlihat Felix masih dengan kaus oversize putih milik Hyunjin dan juga hidung nya yang memerah karena menangis.

"Mas.."

Hyunjin mendongak, wajahnya terkejut melihat keadaan Felix yang berantakan itu.

"Lho, kenapa?"

Hyunjin menarik tangan Felix, dibawa nya yang lebih muda ke sofa di ruangan itu.

"Adek kenapa, hm?"

Felix menggeleng, bibirnya mencurut lucu. Hyunjin membawa Felix kedalam dekapan nya, mencium surai hitam si manis.

"Mas minta maaf ya? sepertinya mas keterlaluan tadi sama adek."

Felix menggeleng lucu dalam dekapan Hyunjin, masih belum mau memperlihatkan wajahnya.

"Adek minta maaf ga nurut kata-kata mas, telat makan dan begadang, gak mau diulangin lagi, janji."

"Iya di maafkan, sudah ayo lebih baik tidur."










"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
om hyunjin [ ✔ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang