26

4.6K 531 40
                                    

Di pertengahan tahun ke-dua nya selama menjadi siswa sekolah menengah pertama, Sean dipindahkan ke Jepang. Bukan, maksudnya keluarga Hwang pindah ke Jepang.

Hyunjin dipindahkan ke Jepang karena urusan pekerjaan. Ayahnya yang menyuruh, Sean dan Felix menurut saja, tidak keberatan sama sekali.

Hari ini, hari pertama Sean masuk ke sekolah menengah atas. Anak itu mengenakan kaus putih polos, dibalut almamater khas sekolahnya berwarna hitam. Kedua tangan-nya ia masukan ke saku celana.

"Hoi!"

Sean berhenti sejenak, memutar badan nya kebelakang. "Aku?"

"Ya, sapu tangan mu." Laki-laki itu memberikan sapu tangan putih milik Sean sambil tersenyum.

"Terimakasih…?" Sean menggantungkan kalimat terakhirnya.

Laki-laki didepan nya tersentak, sambil tersenyum ia berkata, "Ah! Sato Ebisu dari kelas 10-4, salam kenal!"

"Terimakasih dan salam kenal Sato-san. Aku Sean dari kelas 10-1." ucap Sean.

Ebisu mengangguk, "Ebisu saja, kalau begitu sampai jumpa Sean-chan!"

"Y-Ya…"

Sean kembali berjalan menuju kelasnya. Banyak siswa-siswi di koridor itu memandangi dirinya, bahkan para senpainya. (senpai: senior)

Dia dari negara lain ya? wajahnya tampan sekali!

Anak kelas mana ya, keren banget!

Anak itu ganteng banget! kayaknya masih kelas satu deh.

Yah, belum apa-apa nampaknya ia sudah populer saja.

Yah, belum apa-apa nampaknya ia sudah populer saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku pulang."

Sean meletakan sepatunya ke rak, menggantinya dengan sandal rumahan. Kemudian menghampiri bunda-nya yang berada di dapur.

"Gimana hari ini? susah nyari temen?"

Satu tegukan jus buah lolos di tenggorokan Sean, "Ya engga gimana-gimana, bun. Engga susah, mereka semua baik sama aku."

"Bagus deh kalau gitu, udah nentuin mau gabung club apa?" Felix menyeduh teh kedalam cangkir, menambahkan dua sendok gula, kemudian membawanya ke ruang tengah.

"Ada beberapa yang menarik, mungkin aku pengen gabung ke club sastra." ucap Sean sambil memperhatikan bunda-nya menyeruput teh.

Bunda-nya cantik seperti biasanya, meski rambut hitam nya mulai memutih, rasanya Felix seperti tidak pernah menua barang sedikit pun.

"Pilihan yang bagus. Kalau kamu mau gabung club sastra bunda ijinin, bunda bakal selalu dukung pilihan kamu." ucap Felix tersenyum.

Sean mengangguk mantap, "Makasih bunda, kalau gitu aku keatas dulu ya mau ganti baju."

Malam tiba,

Hyunjin pulang dengan baju basah kuyup karena kehujanan. Wajahnya suram sekali, mengingat sepatunya baru di sol pagi ini malah basah kehujanan.

"Besok pakai yang lain dulu, Yah." ucap Sean sambil mengeringkan rambut ayahnya menggunakan handuk, inisiatifnya sendiri.

"Iya, tapi eman gitu dek, ayah baru sol sepatu itu tadi pagi. Eh, malah basah."

"Kan bisa di sol lagi."

"Ta-

"Udah diem. Ayah mandi dulu, udah bunda siapin air panasnya. Adek bantuin bunda ke dapur sebentar ya."

Hyunjin langsung pergi mandi, sedangkan Sean membantu Felix menata piring di meja makan. Selang beberapa menit, Hyunjin kembali dengan pakaian santainya, kemudian duduk di meja makan bersama Felix dan Sean.

Acara makan malam itu hanya terdengar suara dentingan sendok dengan piring, tidak ada pembicaraan sama sekali.

Hingga saat mereka sedang bersantai di ruang tengah, Hyunjin mengawali percakapan. "Sekolah kamu gimana, dek?"

"Ya gitu, kayak sekolah."

Hyunjin menghela nafas sabar, "Maksud ayah, gimana hari kamu di sekolah?"

"Biasa aja yah, mereka sopan dan ramah. Engga kayak Yuki, aku diledekin mulu."

fyi, Yuki ini adalah teman masa SMP Sean ketika pindah ke Jepang di tahun kedua hingga mereka lulus. Anak tinggi, dengan rambut hitam, wajah jahil nya kentara sekali.

"Udah dapet temen?"

Sean mengangguk, "Udah, namanya Ebisu Sato. Tapi kita engga sekelas, kita kenalan karena dia nemuin sapu tangan aku yang jatuh."

Sato Ebisu. Laki-laki yang lebih pendek 2 senti dari Sean, rambut hitam legam sama seperti warna matanya. Anggota club Voli dan juga club sastra.

"Bagus deh kalau begitu, nanti kalau cari gebetan yang kayak bunda ya, cantik dan menawan, HAHAH- ADUH!"

Remote televisi mendarat dengan kasar di kepala Hyunjin, pelakunya? tentu saja yang terhormat ibu negara, Felix.

Remote televisi mendarat dengan kasar di kepala Hyunjin, pelakunya? tentu saja yang terhormat ibu negara, Felix

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

soon chapter terakhir, hehe.

om hyunjin [ ✔ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang