Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Setelah di periksa oleh dokter, luka pada lutut Felix tidak separah yang Hyunjin kira, hanya memar akibat terbentur anak tangga.
Namanya juga Hyunjin, sudah bucin apapun jadi berlebihan. Tapi tidak apa, toh sudah halal mau bucin mendarah daging juga tidak ada yang melarang.
"Tuh kan, adek kan udah bilang kalo engga apa-apa."
Hyunjin hanya menggaruk kepalanya, "Ya, jaga-jaga kan tidak ada yang tahu."
"Haduh, udah pulang yuk."
Mereka pun segera berlalu dari sana. Sebelum pulang, mereka memutuskan untuk mampir membeli beberapa bahan dapur yang sudah habis.
Tapi percaya lah, dari dua kantung besar yang ditenteng oleh Hyunjin satu kantung tersebut berisi snack yang Felixーbukan, yang Hyunjin belikan untuk istrinya.
"Sekarang gini deh, mas cerewet buat kebaikan siapa?"
"Aku,"
"Mas melarang ini itu untuk kebaikan siapa?"
"Aku,"
"Nah itu tahu, mas bukan nya menuntut kamu. Mas begini juga untuk kebaikan kamu kan? tidak ingat waktu itu kamu salah makan dan akhirnya terkena tifus, mau diulang?"
Felix diam, ucapan Hyunjin tidak salah. Hanya saja Felix memang sedikit sulit diatur. Ia tidak terlalu memikirkan efek yang terjadi pada tubuhnya.
Namun jika Hyunjin sudah berkata seperti itu, siapa yang akan membantah? hanya orang gila yang melakukan itu.
"E-engga mau, maaf.." cicitnya, lalu memeluk Hyunjin.
"Engga apa-apa kalau adek memang mau diulang ya silahkan, yang merasakan juga adek kan?"
Felix memukul lengan Hyunjin, "Gak mau!"
"Kenapa tidak mau?"
"Ya enggak mau! adek mau nurut sama mas aja."
"Pintar,"
Dielus surai legam si manis, sambil sesekali memberikan kecupan ringan di dahi. Bisa Hyunjin lihat dari sana wajah memerah Felix bak kepiting rebus.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Mas, Jisung mau kesini."
Hyunjin yang sedang memasukan persediaan kedalam kulkas hanya berdehem lalu berkata, "Ya sudah, nanti mas buatkan sesuatu."
Felix hanya diam lalu melanjutkan acara menonton televisi nya. Terkadang ia bingung, yang jadi istri kan Felix namun untuk urusan dapur Hyunjin lebih ahli bahkan dalam urusan membersihkan rumah.
Felix ikut andil kok, tapi entah kenapa Hyunjin sepertinya yang lebih sering meakukan nya.
"Jisung suka apa?" tanya Hyunjin setelah memakai celemek nya lalu mengambil beberapa butir telur dari kulkas.
"Apa aja dia juga suka, yang penting gratis dia mana mau nolak."
Hyunjin terkekeh, "Berarti pancake dan waffle tidak masalah kan?"
"Apalagi itu, yang ada dia nambah terus,"
Hyunjin menganggukan kepalanya lalu lanjut membuat pancake dan waffle. Sedangkan Felix hanya melihat Hyunjin dari meja makan.
"Mau adek bantu?"
"Jangan, kamu duduk saja di sana sambil menunggu Jisung. Kalian ingin kerja kelompok bukan? ambil bukumu saja sana,"
"Oke,"
Felix beranjak pergi dari sana, baru beberapa langkah, Hyunjin kembali memanggilnya,
"Tunggu, sini."
Felix membalikan badannya lalu berjalan mendekat menuju Hyunjin, "Apa?"
cup!
"Sudah sana,"
Hyunjin melanjutkan urusan dapurnya setelah mendaratkan ciuman singkat di bibir Felix.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.