Sean terbangun karena suara jam alarm nya pada pukul lima pagi. Hari ini adalah hari pertama nya sekolah, bisa dikatakan ia sangat excited.
Sean berjalan menuju kamar sang bunda dengan langkah tenang.
kriett..
Sean berjalan menuju kasur, lalu dengan sedikit kesusahan menaiki ranjang. Tangan kecil nya menoel-noel tangan sang ayah, "Ayah, bangun."
Tida ada reaksi apapun dari Hyujin, Sean pun melakukan hal yang sama lagi. Berulang kali, hingga akhirnya ia terlalu jengkel.
"Ayah bangun!" Sean menepuk pipi Hyunjin sedikit keras, "Ayahh."
Hyunjin terbangun, sedikit terkejut dengan kehadiran Sean. "Kamu kenapa, dek?" ucap Hyunjin dengan suara serak khas bangun tidur.
"Ayo bangun, Sean hari ini sekolah."
Hyunjin mengangguk-angguk saja, nyawanya masih setengah terkumpul, lalu bangun dari tempat tidur.
"Sini mandi sama ayah."
Si kecil mengangguk semangat dan pergi menyusul Ayahnya yang sudah berada didepan kamar mandi membawa handuk.
Setelah menyelesaikan acara mandi nya, Hyunjin sendiri langsung membangunkan Felix. Sedangkan Sean sudah berada di meja makan.
"Dek, bangun yuk. Kita sarapan bareng."
Hyunjin mengelus surai Felix yang justru membuang si manis menjadi tidak ingin pergi dari kasur.
"Sean sudah menunggu di meja makan." Lantas Felix langsung terduduk, "Lho, kok bisa? memang udah bikin sarapan?"
"Tadi mandi sama aku, ini mau sarapan tapi bangunin kamu dulu. Kamu mandi dulu saja, aku yang siapkan sarapan."
"Beneran?" tanya Felix.
"Iya, nanti kita antar Sean, dandan nya jangan cantik-cantik nanti pada suka."
"A-Apaan sih!"
Wajahnya merah total bak kepiting rebus, ia pun segera berlari menuju kamar mandi sebelum Hyunjin menggodanya habis-habisan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Kamu duluan aja sekalian cari kelasnya Sean, hp aku ketinggalan di mobil, mau ambil bentar." ucap Felix
"Mau aku antar?"
Felix menggelengkan kepalanya, "Gak usah, duluan aja."
Hyunjin dan Sean berjalan duluan menuju kelas Sean. Sepanjang koridor banyak ibu-ibu yang memperhatikan mereka berdua.
Bagaimana tidak, Hyunjin mengenakan kemeja yang lengan nya yang digulung hingga sebatas siku, rambut nya yang mulai panjang itu ia kuncir sedikit menyisakan bagian bawah. Lalu Sean nampak menggemaskan disamping Hyunjin, tangan kecilnya itu digandeng.
Mereka berdua telah sampai didepan kelas Sean, disana berdiri seorang guru yang Hyunjin yakini adalah wali kelas Sean.
"Selamat pagi pak," sapa guru ber-nametag Siska tersebut.
"Pagi bu." jawabnya.
"Halo, nama nya siapa nak?" Siska bertanya pada Sean dengan senyum lebar.
"Sean." jawab nya singkat. Wajahnya nampak kurang bersahabat, kelihatan sekali gurunyaーSiskaーsedang mencoba menarik perhatian Ayahnya.
Lagipula harusnya Siska bisa mengetahui namanya tanpa harus bertanya, di baju seragamnya terpampang jelas nama SEAN. Ia yakin jika mata gurunya itu masih sehat dan bisa melihat dengan jelas.
Hyunjin sedikit kebingungan dengan sikap Sean yang menjadi sedikit dingin. Lantas ia menyuruh Sean untuk masuk kedalam kelas, bercengkrama dengan teman baru nya.
"Sean masuk duluan ya? kenalan sama temen nya. Ayah disini nungguin bunda."
Sean mengangguk, lalu mengulurkan tangannya dan mencium punggung tangan sang Ayah.
Sean sudah masuk ke dalam kelas, Felix masih belum menampakan batang hidung nya sejak tadi. Hyunjin yang sedari tadi diajak mengobrol dengan Siska mulai merasa tak nyaman.
Perempuan itu berkali-kali mengedipkan matanya, centil. Mencoba menggoda, namun jatuhnya malah cringe dimata Hyunjin.
Tiba-tiba Felix datang, wajahnya datar dan telinga nya memerah menahan marah, suaminya sedang digoda oleh perempuan centil.
"Sejak kapan sekolah menjadi tempat untuk menggoda suami orang lain?"
Tangannya bersedekap, dengan tampang sangar nya. Suaranya sedikit ia keraskan, mengundang tatapan dari orang di sekitar koridor tersebut.
Siska menatap Felix tidak suka. Melihat sekelilingnya, orang-orang membicarakan nya. Berdecih, ia menjawab, "Kamu tau apa, jangan asal nuduh. Saya engga menggoda suami orang."
"Mata saya masih cukup sehat untuk ngelihat kamu godain suami saya. Dari tadi saya liat kamu kedip-kedip centil ke suami saya."
Ucapan Felix membuat suasana menjadi panas. Hyunjin memijat pangkal hidungnya, pusing.
"Udah, jangan ribut lagi. Bu Siskan, lebih baik anda segera pergi mengajar." ucap Hyunjin menengahi.
Tanpa berkata apa-apa, Siska langsung pergi begitu saja dengan langkah gontai.
"Pulang aja yu-" belum selesi berbicara, Felix sudah meninggalkan Hyunjin terlebih dahulu. "-astaga, rasanya seperti memiliki bayi besar."
Sepertinya setelah ini Hyunjin akan bolos kerja, dan mengurus bayi besarnya yang sedang merajuk.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Setelah sekian lama engga update, ada yang kangen kah? 😹