1O

8.5K 968 49
                                    

"Dengar ya, mas hanya dua hari disana. Tidak lama kok, jangan cemberut seperti itu."

Felix menggeleng tidak setuju, bibirnya mencurut lucu pipi nya juga menggembung, hidung nya memerah. Felix menangis, tidak mau ditinggal Hyunjin.

"Nanti adek sama siapa dong," ucapnya hampir seperti rengekan.

Hyunjin hanya menghela nafas melihat tingkah istrinya yang manja itu, ah ia jadi tidak tega meninggalkan Felixnya.

"Ayo dong, sudah besar jangan menangis. Cuma dua hari, kalau pekerjaan nya selesai lebih awal mas bisa langsung pulang, jangan merengek seperti ini."

Setelah itu dikecup seluruh wajah Felix mulai dari dahi, kelopak mata nya, hidung, pipi, lalu berakhir di bibir cherry Felix.

"Sudah ya, mas berangkat. Jangan menangis lagi, tadi mas sudah mengirimkan pesan ke Jisung untuk nemenin kamu."

Felix hanya mengangguk sambil mengusap matanya menghapus sisa air mata. Berjalan mendekati Hyunjin lalu memeluknya erat, menghirup aroma khas Hyunjin yang membuatnya jauh lebih rileks.

"Hati-hati, jaga mata dan jaga hati."

Hyunjin lantas terkekeh, "Iya, mana mungkin mas selingkuh sedangkan sudah punya kamu yang manis ini."

Blush, pipinya total memerah karena malu. Hyunjin selalu bisa membuat jantung nya berdebar bahkan dengan kata-kata senderhana sekalipun.

"Sudah sana berangkat, jalan yang cepet nanti telat lho," ucap Felix,

Padahal ia hanya ingin menghindari Hyunjin karena jujur ia masih malu karena ucapan Hyunjin.

"Iya-iya, adek jaga diri ya."

Felix mengangguk mantap lalu menatap punggung Hyunjin yang kian menjauh dari teras rumah. Setelah memastikan Hyunjin melesat dengan mobilnya, ia segera masuk kedalam rumah.

 Setelah memastikan Hyunjin melesat dengan mobilnya, ia segera masuk kedalam rumah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Han Jisung baru datang kerumah Felix pada pukul delapan malam. Malam itu ia berencana menginap dirumah Felix.

Mumpung ga ada si Om, kan gue nyemil nya lancar jaya, pikir Han Jisung.

Setelah menata isi tas nya ;beberapa buku, seragam, dan dalaman nya, ia pergi menyusul Felix yang sedang menonton televisi di ruang tengah.

"Woi!"

"Aaa kaget," ucap Felix seolah-olah ia sedang terkejut.

"Lawak lo,"

"Kok sewot?!"

Jisung mendudukan bokong nya di sebelah Felix, tangan kanan nya sibuk mengambil cemilan yang dibawa Felix dari dapur sedangkan tangan kirinya memegang ponsel untuk menjawab pesan sambil sesekali melirik televisi.

Felix pun juga sama seperti Jisung, namun fokusnya total kepada ponsel digenggaman nya. Bukan tanpa alasan, ia hanya sedang bertukar pesan pada Hyunjin.

"Tau deh yang lagi chat an sama doi," sindir Jisung.

"Daripada, dekat iya tapi kepastian aja engga tau."

"Gak gitu, lo gak paham masalah anak muda sih!" ucap Jisung.

"Ngotak dong! gue juga masih muda!" ucap Felix tidak terima.

"Y-Ya tapi kan lo udah nikah!"

"Ya terus kenapa kalo udah nikah?! umur gue juga gak berubah kok!"

"Tapー

drrttt...drrttt..

“husband” is calling..

"Hallo!" sapa Felix semangat.

“Hai, sedang apa?”

Felix melirik Jisung sebentar lalu melangkah pergi dari ruang tengah menuju kamar nya, "Heum, tiduran?"

“Jisung sudah datang?”

"Sudah kok, Mas udah makan malam?" ucapnya sedikit pelan.

Felix masih sedikit malu bila mengingat kejadian pagi tadi, ah mengingatnya saja membuat wajahnya merah total.

“Sudah, adek sendiri gimana?”

"U-Udah kok,"

Lalu hening beberapa saat, Hyunjin yang bingung ingin bicara apa sedangkan Felix sibuk membuat pola abstrak di tempat tidurnya.

“Jangan lupa pasang alarm, nanti kamu kesiangan. Sarapan roti dulu saja kalau belum berani menyalakan kompor.”

"Ah iya, adek lupa mas gak dirumah," ucap Felix lesu.

“Rindu?”

"Mau adek jawab jujur apa bohong?"

Hyunjin terkekeh, “Kalau jujur apa kalau bohong apa?”

"Kalau jujur ya, rindu. Kalau bohong ya, enggak rindu."

“Lucunya, baru saja ditinggal tadi pagi,”

Felix hanya terkekeh, lalu tangan nya menyentuh tombol dan mengalihkan panggilan tersebut menjadi video call.

“Sudah pukul 9, ayo tidur besok bangun pagi.”

Felix mengangguk-angguk, tidak terasa sudah pukul sembilan ternyata, "Iya, ucapan selamat tidur buat adek?"

“Selamat malam, Felix-nya Hyunjin,”

cup!

“Jangan lupa mimpikan suami mu ini,”

Panggilan dimatikan oleh Hyunjin setelah Hyunjin mengecup kamera ponsel nya seperti memberikan Felix kecupan sebelum tidur.

Haduh bucin sekali, Om.











gif nya mau gue ilangin, biar bacanya enak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

gif nya mau gue ilangin, biar bacanya enak. oiya, perkiraan end di chap 25.

om hyunjin [ ✔ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang