O2

13.8K 1.4K 143
                                    

Hari Minggu ini, Felix terpaksa bangun lebih awal dari biasanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari Minggu ini, Felix terpaksa bangun lebih awal dari biasanya. Siapa lagi jika bukan ulah tunangan nya itu. Ya, sekarang sudah ada gelar tunangan.

Hyunjin mengajak nya ke suatu tempat, entahlah. Yang jelas mereka berkendara dekat dengan daerah tempat sekolah Felix berada. Apakah mereka akan pergi ke sekolah?

Jangan bodoh Lee Felix.

Mereka berdua berhenti didepan sebuah rumah yang lumayan besar namun sederhana, didepan rumah tersebut juga tertata berbagai bunga warna-warni.

"Kita dimana, Om?"

"Rumah kita."

"hAH?"

Hyunjin mengajak Felix untuk masuk kedalam rumah tersebut. Rumah itu lumayan luas, juga bertingkat. Satu hal yang menarik perhatian Felix adalah mobil Lamborgini yang terparkir cantik di garasi.

"Om, itu mobil siapa?"

"Mobil itu buat kamu dari saya, anggap aja hadiah."

Ia tidak dapat menyembunyikan rasa terkejutnya, lamborgini untuk seorang siswa SMA apa kau bergurau?

Felix bahkan tidak yakin akan menggunakan mobil itu. Ia berani menjamin jika uang jajan yang diberikan Hyunjin lima kali lipat dari uang jajan biasanya.

Ternyata tidak buruk juga dijodohkan.

Ah iya, rumah ini juga dekat dengan sekolah nya. Mungkin sekitar 5 menit dengan kendaraan dan 10 menit jika berjalan kaki.

"Om, temen-temen ku jangan sampai tahu ya."

"Kenapa?"

"Ya engga apa, lagian aku masih SMA."

Hyunjin mengangguk, terserah Felix saja. Mau dijodohkan dengan Hyunjin saja itu sudah bagus. Aduh, sekarang Hyunjin menjadi bucin nya Felix.

Setelah selesai berkeliling di lantai satu, mereka berdua memutuskan untuk melihat kamar mereka dilantai atas.

"Om, kamar nya anu, satu doang?"

"Iya, kamu tidur sama saya. Kamar yang itu buat anak kita nanti."

Tubuh nya menegang. Hyunjin sudah membicarakan anak saja padahal Felix juga masih SMA. Selain kelebihan bibir, Hyunjin ternyata juga tipe orang yang ceplas ceplos.

Felix mendudukan dirinya di sofa ruang tengah. Ternyata berkeliling itu melelahkan juga. Dilirik jam tangan nya, ternyata sudah pukul 1 siang.

"Om, mau kemana lagi?"

"Mau jalan-jalan?

Felix pikir itu bukan ide yang buruk, hanya sajs ia terlalu malas dan lelah. Untung saja tugas sekolah sudah ia kerjakan.

"Enggak deh,"

"Ya sudah, tapi saya tau tempat bagus buat refreshing. Kamu suntuk bukan?"

"Boleh deh."

Lebih baik ia menurut saja, toh tidak mungkin juga dibawa ke club. Posthink saja paling parah juga dibawa ke hutan terus ditinggalin.

Hyunjin mengajak Felix untuk segera bangun dan masuk kedalam mobil. Satu jam pertama, Hyunjin melihat wajah kelelahan Felix. Yang lebih tua tahu, jika semalam Felix kebut tugas.

Terkadang ia bingung, Felix diberi makan apa sih hingga kelewat rajin?

"Kalau capek, tidur aja engga apa."

"Engga, mau nemenin Om nyetir aja."

Hyunjin menghela napas, "Kamu capek, saya tahu. Semalam begadang ngerjain tugas kan?"

"Heum, iya."

"Nah, lebih baik kalau kamu tidur."

Diangkatnya tubuh yang lebih kecil itu kedalam pangkuan nya, Felix juga hanya menurut saja. Beruntung lampu lalu lintas masih berwarna merah.

Diusap punggu sempit itu, memberi kesan nyaman tersendiri bagi Felix. Ia menyamankan kepalanya pada dada bidang Hyunjin.

Hingga sudah beberapa jam Felix tertidur dipangkuan sang tunangan. Jika boleh jujur, hal itu memang membuat badan Hyunjin pegal-pegal. Namun apa sih yang tidak untuk si manis.

Felix terbangun, masih dengan menerjapkan matanya dan membuat pergerakan kecil. Hyunjin pun menoleh sebentar ke Felix, usapan dipunggung sang manis juga belum berhenti.

"Om, masih lama?"

"Ini sudah mau sampai,"

Benar, tak lama kemudian mobil itu berhenti lagi disebuah rumah yang cukup besar. Felix segera turun dari pangkuan Hyunjin, wajahnya sudah terlihat lebih segar.

Hyunjin yang baru berdiri dari duduknya itu lantas melakukan sedikit perenggangan hingga menimbulkan suara 'klek' dari tulang nya.

"Om, maaf ya gara-gara aku badan Om jadi sakit semua."

Felix memeluk lelaki yang lebih tua darinya. Hyunjin terkekeh, tunangan nya memang selucu itu.

"Engga apa-apa,"

Ia melepas pelukan Felix dan merangkul nya menuju tempat yang dimaksud Hyunjin tadi dan mereka berhenti di sebuah pantai.

"Om, indah banget."

Perpaduan antara pantai dan langit senja memang se indah itu dan juga Lee Felix yang membuat langit saat itu terlihat lebih indah dimata Hyunjin.












Perpaduan antara pantai dan langit senja memang se indah itu dan juga Lee Felix yang membuat langit saat itu terlihat lebih indah dimata Hyunjin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

mau ngingetin, per chap cuma 400-500 word karena short story.

om hyunjin [ ✔ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang