Frozen Heart - (Halice)

3.7K 217 21
                                    

Hari ini Halilintar lari pagi seperti biasa. Ia memang rutin berolahraga namun saat hari sekolah ia hanya berolahraga sampai jam 06.00. Karena hari ini hari libur ia bisa berolahraga sampai jam 10.00. Namun saat ia melewati perempatan tiba-tiba ia bertemu seorang pengemis tua.

"Boleh kakek minta sedikit rejeki kamu hari ini nak? Udah 3 hari kakek belum makan. Kakek mohon."

Sayangnya Halilintar tidak membawa uang. Sebaliknya ia membawa bekal dari rumah. Karena itu ia merelakan bekal makanan dan minumannya untuk pengemis itu.

"Ini, kek. Ambil aja makanan sama minum saya."

"Ya ampun. Terima kasih banyak, nak. Kamu adalah laki-laki paling dermawan dan baik yang pernah kakek temuin." Pengemis itu mengambil bungkusan kecil dari sakunya. "Ambillah ini, nak. Benda ini bisa bawa keajaiban buat orang baik kayak kamu."

Setelah Halilintar menerima bungkusan itu ia memandanginya sejenak namun saat ia kembali menatap pengemis itu pengemis itu sudah menghilang entah kemana.

"Hah? Cepet banget perginya. Apa iya kakek itu teleport?" Halilintar melihat sekelilingnya dengan heran seraya memasukkan bungkusan itu ke sakunya.

🍈

Sepulang berolahraga Halilintar mandi lalu sarapan. Barulah ia mengambil bungkusan itu. Dibukanya bungkusan itu. Rupanya isinya adalah gantungan kunci berbentuk boneka salju yang lucu dan secarik kertas.

Kalau kamu mencium boneka salju di gantungan kunci ini kamu akan menemukan kebahagiaanmu yang datang bersama butiran salju keperakan

Setelah membaca isi kertas itu Halilintar menjadi penasaran. Sebenarnya ia tahu itu tidak mungkin tapi ia akan melakukannya.

"Orang tua nggak mungkin bohong. Coba aja deh. Mungkin keajaiban gantungan kunci ini bener-bener bisa bikin hariku lebih berwarna."

Cup

Triing✨

Tiba-tiba sinar tujuh warna memancar dari boneka salju itu. Setelah itu tampak sesosok laki-laki berparas cantik mengenakan jubah perak berwarna biru muda bermotif salju yang berkilau dengan mata dan kuku yang senada.

"Kamu ... Siapa?" Halilintar masih tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.

"Kamu kan yang manggil aku. Masa' nggak inget?"

"Ah." Halilintar teringat dengan gantungan kunci berbentuk boneka salju yang didapatnya.

"Kamu kan yang manggil roh salju. Aku roh salju." Sosok itu memegang pipi Halilintar.

Halilintar bisa merasakan kuku-kuku panjang sosok itu yang bagaikan karnivora namun parasnya terlalu indah untuk disamakan dengan karnivora.

Ya, memang terlalu indah sampai membuat jantungnya berdebar-debar dalam pandangan pertama. Ia belum pernah melihat laki-laki semempesona itu.

Bahkan roh salju jauh lebih cantik daripada perempuan. Kecantikannya melebihi manusia biasa dan terkesan gaib namun memiliki aura pemikat yang besar.

Cklek

"Halilintar! Lihat deh di luar! Salju turun!" Seru ibu Halilintar.

Halilintar melihat jendela dan perkataan ibunya terbukti benar namun kemudian ia tersadar bahwa ibunya sudah melihat roh salju.

"Ah, mama! Aku bisa jelasin. Dia bukan hantu. Emang susah dijelasin tapi dia itu nyata." Halilintar kembali menatap ibunya.

"Kamu ngomong apa sih? Siapa yang kamu maksud?"

Roh salju cekikikan lalu berkata. "Hali, ibu kamu nggak bisa ngeliat aku. Tenang aja."

Halilintar menatap roh salju datar.

CosmosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang