Ice Cream - (Blagem) (Taugem) (Thorgem)

2.7K 130 6
                                    

🔥

"Es krim tiramisu satu."

"Mau ditambahin topping, kak?" Tanya Gempa saat menyiapkan es krim pesanan Blaze.

"Mau."

"Topping apa, kak?"

"Toppingnya cinta kamu aja. Dicintai sama penjual es krim secantik kamu bakal bikin hidup aku lebih sempurna."

"Ah ... Em ... Saya ...." Gempa menunduk dengan wajah memerah sampai ia merasakan cubitan kecil di pipinya.

Saat ia kembali menatap Blaze yang dilihatnya adalah Blaze yang kemudian mencubit pipinya lagi dengan gummy smilenya.

"Cantik banget sih kamu." Blaze terkekeh.

🌪️

"Aku mau yang blueberry ya."

"Mau ditambahin topping, kak?" Tanya Gempa saat menyiapkan es krim pesanan Taufan.

"Mau! Mau! Pake sprinkles!" Jawab Taufan penuh semangat.

Melihat Taufan yang begitu ceria membuat Gempa tertawa kecil. Ia terkesiap melihat tawa Gempa lalu meremat dadanya sambil menunduk.

"Ugh ... Aah ...." Taufan merintih kesakitan.

"Kak! Kenapa?! Kakak nggak apa-apa?!" Gempa langsung menaruh es krimnya dan mengusap bahu Taufan untuk meredakan rasa sakitnya.

"Aku nggak apa-apa." Taufan memegang tangan Gempa sambil tersenyum tipis. "Kamu ini terlalu cantik ... Sampe bikin hati aku sakit."

Gempa menunduk dengan wajah memerah. Cukup lama ia terdiam sampai Taufan harus mengingatkannya.

"Es krimnya meleleh tuh."

"Hah? Aduh, maaf!" Kini scoop es krim Taufan sudah lenyap dan hanya menyisakan lelehan di dalam conenya. "Saya bakal ganti yang baru."

"Nggak usah. Kasih yang itu aja. Harganya berapa?"

"Tapi ...." Gempa merasa tidak enak jika harus memberikan es krim yang sudah meleleh itu tapi ia juga sulit menolak permintaan pelanggan.

"Udah, kasih yang itu aja." Nada Taufan yang begitu lembut berhasil membuat Gempa menurutinya meskipun masih ragu. Ia tersenyum. "Berapa?"

"Em, ini. Nggak usah bayar. Es krimnya jadi leleh kan salah saya." Gempa memberikan es krimnya.

"Nggak usah nyalahin diri kamu sendiri. Bilang aja harganya." Taufan mengedipkan matanya. "Oke?"

"Em ... Tujuh ... Ribu." Jawab Gempa sambil menunduk karena semakin merasa tidak enak.

Melihat Gempa menunduk mata Taufan membulat. Setelah Taufan membayar ia mendekatkan wajahnya sambil melipat tangannya di counter. "Meski es krimku meleleh perasaanku ke kamu nggak akan pernah meleleh." Lalu menyeruput es krimnya dan pergi.

Gempa kembali mendongak setelah mendengar perkataan Taufan. Semburat merah yang menghiasi wajahnya masih tak kunjung pudar meskipun Taufan semakin jauh.

🍃

"Aku mau es krim melon."

"Mau ditambahin topping, kak?" Tanya Gempa saat menyiapkan es krim pesanan Thorn.

"Nggak usah. Cukup kasih aku makan di sini dan es krimku akan jadi super lezat meski tanpa topping."

"Baiklah." Gempa pun menaruh satu kursi di depan counter kemudian kembali ke tempatnya sedangkan Thorn duduk di sana sambil memakan es krimnya.

Setelah itu barulah ia memberikan es krim Thorn dan menerima uangnya. Selagi Thorn memakan es krimnya dengan riang Gempa menjadi semakin penasaran tentang maksud perkataan Thorn barusan.

"Anu."

"Hm?" Mata Thorn yang tengah menatap Gempa membulat.

"Em, ini kan cuma stand kecil. Emangnya di sini apa yang bisa bikin es krimnya jadi seenak yang kakak bilang tadi?"

"Senyumnya kamu." Thorn menunjuk Gempa dengan senyum mengembang. "Sekarang aku lagi makan es krim sambil ngeliat kamu ... Senyum kamu manis. Es krimku juga manis. Makin manis bukannya makin enak?"

Wajah Gempa memerah. Pelanggannya yang satu ini benar-benar paling tidak terduga dibandingkan pelanggan-pelanggannya sebelumnya.

Bagaimana bisa ia menggoda Gempa dengan wajah polosnya itu? Sepertinya tidak semua orang berwajah polos itu benar-benar polos.

Hari ini ia benar-benar kewalahan secara batin. Entah bagaimana ia mendapatkan tiga pelanggan yang sukses membuat wajahnya semerah tomat.

Mereka sangat menawan tapi tidak cukup memporak-porandakan hatinya dengan ketampanan mereka mereka juga menggodanya!

Gempa bingung! Tapi ia merindukan mereka. Di tengah penantiannya untuk kedatangan mereka yang kedua ia hanya berharap satu hal.

Ia harap mereka tidak hanya mempermainkannya dan memang ingin serius dengannya meskipun ia hanya seorang penjual es krim.

Yah, mereka memang tidak akan mempermainkannya. Justru yang harus ia pikirkan adalah siapa yang akan ia pilih di antara mereka.

Oh! Dan jangan lupakan perang dunia ketiga yang akan terjadi setelah mereka bertemu dengannya dalam waktu bersamaan.

Setelah menyadari adanya rival cinta yang tidak hanya satu perang akan terus berlangsung sampai ia bisa memilih salah satu di antara mereka.

Lalu bagaimana denganmu? Apa kamu ingin menggodanya juga lalu bersaing dengan mereka untuk memperebutkan penjual es krim yang memiliki berjuta rasa dalam pesonanya?

END

CosmosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang