Red Flavor - (Taugem)

2.3K 128 9
                                    

"Waaah ... Kamu bikin apa, Taufan? Wanginya enak banget deh." Gempa memasuki dapur dengan mata berbinar.       

"Aku bikin cookies red velvet. Kamu mau coba?" Taufan melepas sarung tangannya.

"Mau." Gempa pun mengambil satu cookies dari nampan dan memakannya. "Enak banget, Taufan. Kamu emang pinter bikin kue."

"Makasih, kalo kamu suka abisin aja. Nanti aku bisa bikin lagi buat yang lain. Mumpung bubuk red velvetnya masih banyak."

Gempa pun memakan cookies kedua dengan hati berbunga-bunga. "Ya ampun. Enak banget. Ajarin aku resepnya dong, Taufan."

"Boleh aja. Kamu makanlah dulu sampe kenyang baru kita belajar bikin." Taufan mengedipkan matanya.

🍈

Setelah Gempa makan cukup banyak ia pun siap belajar membuatnya bersama Taufan. Perlahan Taufan memakaikan celemek pink kesayangan Gempa lalu mengikat tali celemeknya dengan telaten.

Gempa yang diperlakukan semanis itu oleh Taufan hanya terdiam dengan wajah memerah. Setelah menyiapkan bahan-bahannya mereka pun memulai proses pembuatan cookies red velvetnya.

Taufan mengarahkan dan Gempa mengikuti. Ia baru akan membantu Gempa jika Gempa kesulitan atau kelelahan. Sejauh ini kegiatan Gempa belum tersendat. Gempa memang sudah berpengalaman dalam memasak.

Melihat Gempa yang begitu tekun mengikuti ajarannya menimbulkan perasaan tersendiri bagi Taufan. Ada rasa senang dan ada juga rasa cemburu. Ia juga ingin Gempa memperhatikannya seperti ia memperhatikan prosesnya.

"Taufan, ini adonannya udah jadi. Mau bentuk adonannya sama-sama?"

"Sebelum ngebentuk adonan boleh nggak kasih aku waktu sebentar?" Taufan memeluk pinggang Gempa hingga wajah Gempa memerah karenanya.

"Emangnya kamu mau ngapain?" 

"Bibirmu." Taufan membalikkan tubuh Gempa hingga mereka saling berhadapan kemudian mencium Gempa.

"Mmh?" Gempa terbelalak kemudian meremat baju Taufan sementara Taufan memperdalam ciumannya.

"Woooooow! Nggak liat! Nggak liat!" Seru Blaze yang baru memasuki dapur sambil menutup matanya dengan membuat celah pada jari-jarinya.

Begitu mendengar suaranya Taufan segera menyudahi ciumannya dan keduanya saling menjauh dengan wajah memerah sedangkan Blaze masih berjalan menyusuri dapur sambil melanjutkan tindakannya yang sia-sia itu.

Tadinya ia pergi ke dapur untuk mengambil fanta di kulkas namun tidak disangka ia malah mendapatkan tontonan gratis. Dengan senyum jahilnya ia mengambil fanta seraya menertawakan keduanya yang malu.

"Taufan dan Gempa yang amat sangat kuciumtai ...." Ujar Blaze dengan amat sangat halus. "Jika ingin bersenang-senang lakukanlah di kamar. Okeh~? Kalo di sini nanti bisa mengundang orang lain buat melakukannya juga."

Mereka hanya bisa diam mendengar perkataan Blaze dengan wajah yang semakin memerah.

"Silakan dilanjut. Saya pamit undur diri dulu." Blaze memberi hormat lalu pergi dari dapur. "Solaaaaar~ Aku membutuhkanmu~"

Akhirnya Gempa dan Taufan melanjutkan membuat cookiesnya tanpa sepatah kata pun dengan wajah yang masih memerah karena malu usai dipergoki Blaze.

END

CosmosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang