"Blaze, Gempa udah bikin jeli. Makan gih. Cuma kamu yang belum makan." Suruh Solar.
"Oh, oke." Blaze mulai memainkan ponselnya.
Namun saat ia menunggu loading gamenya aktivitas Solar menarik perhatiannya. Tampak Solar sedang membungkuk di depan counter hendak mengambil beng-bengnya di rak bawah. Posisinya itu membuat bokongnya terlihat mencolok. Blaze pun merasakan bagian bawah perutnya mengeras.
Ia pun menghampiri Solar yang masih berusaha menggapai beng-bengnya sambil mempersiapkan benda pusakanya. Setelah itu ia membuka celana Solar sedikit hingga membuat Solar kaget namun saat Solar mau protes Blaze sudah menghentakkan penisnya hingga membuat Solar langsung berpegangan pada tepi counter untuk menahan keseimbangannya.
"Ah?!"
Blaze menjilati bibirnya seraya menyeringai kemudian mulai menggempur Solar.
"Ah ... Hah ... Hng ...."
"Kenapa kamu ngegoda aku hm?"
"A ... ku nggak ngelakuin ... Apa-apa ... Hannh ...."
Blaze menyusupkan tangannya ke baju Solar lalu memilin putingnya.
"Nggak, kamu yang salah. Ngegoda aku pake badan dan suara seksi kamu!" Blaze mempercepat temponya.
"Blaze, berenti ... Aahn ... Nanti ada yang liat ...."
"Kamu lupa? Kan lagi pada kerkom Prakarya. Yah, ada juga yang lagi eskul sih."
Solar mulai tenang. Lagipula sebenarnya ia juga tidak rela jika momen kenikmatannya terpotong. Ia menikmati gempuran Blaze sampai orgasme untuk yang kelima kalinya sedangkan Blaze baru dua kali.
"Ngh ... Hyaa ... Ahhn ...."
"Solar."
Solar menoleh dan langsung disambut oleh ciuman lahap Blaze. Solar membalasnya. Setelah itu Blaze meremas bokongnya sambil melihat bagaimana penisnya keluar masuk lubang Solar. Ia menggigit bibirnya lalu menampar bokong Solar.
"Haa ... Ahhn ... Blaze!"
"Solar!"
"Aaah!" Saat orgasme Solar menenggelamkan wajahnya dalam lipatan tangannya sedangkan Blaze menghentakkan penisnya sedalam-dalamnya.
Solar berbalik. Penis Blaze yang masih tertanam di lubangnya membuat desahan kerap lolos dari bibirnya. Setelah itu Blaze langsung menciumnya lahap.
Awalnya Solar menutup matanya namun saat ia membuka matanya seorang pemuda yang mengintip mereka dari balik dinding menarik perhatiannya.
"Hali?" Batin Solar.
🍈
Malamnya
"Mm ...." Halilintar mengernyit dalam tidurnya karena merasakan ada sesuatu yang bergerak di selangkangannya.
"Apa ini?" Halilintar pun mengangkat selimutnya untuk memeriksanya.
Namun alangkah terkejutnya Halilintar saat pandangannya bertemu dengan Solar yang tengkurap di sela pahanya sambil melipat tangannya di perutnya.
"Se ... Sedang apa kamu? Kenapa kamu bisa ada di situ?" Halilintar langsung duduk kemudian mengangkat Solar dan mendudukkannya.
"Mau bikin sesuatu keluar~" Solar mengerling nakal.
Halilintar terbelalak kemudian menoleh ke arah Taufan dan Gempa yang masih tidur di sampingnya. Setelah itu ia menggendong Solar dan membawanya keluar. Di ruang tamu ia menurunkan Solar dan memegang lengannya.
"Sekarang lebih baik kamu tidur dan jangan ganggu aku."
Tatapan Solar beralih pada tenda di selangkangan Halilintar. Ia tersenyum sinis kemudian mendorong Halilintar ke sofa lalu naik ke pangkuan Halilintar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cosmos
Fiksi PenggemarCerita Boboiboy dengan aneka pairing BxB yang kusuka P.S: Maaf kalau ada kesalahan atau hal-hal yang tidak berkenan dari cerita ini. Terima kasih 🙏❤️