"Gempaaaaaa!" Taufan memeluk sahabatnya, Gempa yang baru menaruh bekalnya di meja.
"Kenapa, Taufan?" Gempa menoleh.
"Red Mist sama Red Wine mau tanding basket nih. Liat yuk!"
"Siapa itu?"
"Ya ampun, Gempa! Kamu nggak tahu? Mereka kan famous banget di sekolah! Red Mist itu duonya kak Halilintar sama kak Blaze. Kalo Red Wine itu duonya kak Kaizo sama kak Fang."
"Aku tahu mereka tapi aku nggak tahu nama julukan itu." Tentu saja Gempa juga mengenal mereka.
Yang membuatnya tidak mengenali mereka adalah julukan itu. Mereka memang populer di sekolah namun mereka terbagi pada dua kubu yang berlawanan.
Mereka dikenal dari warna merah yang melekat pada mereka. Blaze dari bajunya dan auranya. Halilintar dari matanya dan bajunya. Keduanya adalah sahabat.
Fang dan Kaizo hanya dari matanya dengan nuansa ungu yang melekat pada diri mereka tapi hubungan mereka lebih dalam dari Halilintar dan Blaze.
Mereka adalah kakak beradik. Fang kelas 8 sama seperti Halilintar dan Blaze sedangkan Kaizo kelas 9. Selain itu sebenarnya warna mata Halilintar sama dengan mereka.
Banyak yang menganggap Halilintar lebih cocok bergabung dengan dua bersaudara itu tapi sebaliknya ia tidak sudi disamakan dengan mereka bahkan meskipun hanya satu hal saja.
Entah karena warna merah yang melekat pada mereka atau hanya naluri kompetitif biasa di antara laki-laki. Mereka selalu berseteru dalam hal apapun.
Warna merah yang mereka lukis di sekolah ini tentu saja disertai dengan pergolakan. Seminggu yang lalu mereka bertanding sepak bola dan sekarang bertanding basket.
"Oh, itu nama yang dikasih fans mereka. Sejak fans club mereka dibikin banyak yang manggil mereka pake sebutan itu."
"Oh, gitu. Ya udah. Aku mau nonton tapi kita ke kantin dulu buat beli makanan kamu. Aku kan bawa bekal."
"Oke! Pasti seru nih."
🍈
Suasana di pinggir lapangan sangat ramai. Mereka duduk di antara para fans keempat pemuda yang menjadi sorotan itu.
Gempa dan Taufan memang bukan fans mereka. Mereka hanya mencari hiburan di sela makan siang mereka. Pertandingan basket akan menjadi hiburan yang menarik.
Namun saat perebutan bola antara Fang dan Halilintar tiba-tiba terjadi suatu momentum yang menyebabkan bolanya terlempar hingga mengenai kepala Gempa yang baru membuka botol minumnya.
"Gempa! Gempa!" Taufan langsung merengkuh Gempa yang terkapar di lantai sambil memegangi kepalanya yang berdengung.
🍈
Setelah Taufan menggendong Gempa ke UKS keempat pemuda itu mengikutinya dan menunggu Gempa bersamanya.
"Gempa, aku udah beliin teh anget. Nih, minum dulu." Taufan memberikan segelas teh pada Gempa yang sudah diobati.
"Makasih, Taufan." Gempa tersenyum dan meminumnya.
"Maafin kita ya." Tutur Halilintar dan Fang.
Untuk kali ini mereka tidak mau menimpakan kesalahan atau mengklaim kesalahan pada siapapun. Bagaimanapun Gempa terluka di tengah aktivitas mereka jadi mereka mengakui kesalahan mereka.
"Nggak apa-apa, kak."
"Fang, kak Kaizo, hari ini tandingnya cukup sampe sini aja. Aku nggak mood ngelanjutin." Cetus Halilintar tanpa menatap mereka sedikit pun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cosmos
FanfictionCerita Boboiboy dengan aneka pairing BxB yang kusuka P.S: Maaf kalau ada kesalahan atau hal-hal yang tidak berkenan dari cerita ini. Terima kasih 🙏❤️