Prak! Tuk! Pruk!
Ice yang sedang menyusuri jalan kaget karena tiba-tiba bagian bawah kardus yang dibawanya terbuka dan perlengkapan bayinya berjatuhan. Ia pun berlutut sambil memegangi perut besarnya lalu menaruh kardusnya namun belum sempat ia mengambilnya seorang pria bermata merah ikut berlutut lalu memegang lengannya.
"Berdiri aja. Biar saya yang ambil." Pria itu pun menuntunnya berdiri lalu mengambilkan barang-barangnya. Saat hendak memasukkannya ke kardus ia mengernyitkan dahinya melihat selotip yang sedikit terlepas di sisi kardus. "Oh, lepas. Pantesan."
Ia pun menahan sisi bawah kardus dengan tangan kanannya. Barulah ia memasukkan barang-barangnya ke kardus dengan tangan kirinya dan membawanya.
"Terima kasih."
"Mau jalan sampe mana?"
"Sampe stasiun."
"Biar saya yang bawa. Kamu jalan aja." Pria itu pun berjalan di samping Ice.
Wajah pria itu memerah saat memandangi Ice dari samping karena terpesona pada Ice. Sayangnya perut Ice menjadi bukti bahwa ia sudah jadi istri orang.
"Kamu capek nggak? Kalo capek bilang ya." Tatapan pria itu meneduh.
"Tenang aja. Udah biasa jalan jauh kok. Lagian banyak jalan sehat juga buat orang hamil." Ice tersenyum seraya mengusap perutnya.
"Udah hamil berapa bulan?"
"Udah 6 bulan."
"Lagi hamil aja masih cantik gini. Ck ck, sayang banget udah ada yang punya." Pria itu tersenyum miris.
🍈
Seminggu kemudian
Seperti biasa Ice sedang melayani pelanggan di toko kuenya. Namun saat ia sedang meminum susu hamilnya tiba-tiba ada pelanggan yang datang. Alhasil ia berhenti meminum susunya.
"Lho, kamu ... Bumil cantik yang waktu itu kan?" Rupanya yang datang adalah pria yang menolong Ice waktu itu.
Sama seperti pria itu. Ice juga kaget namun kemudian wajahnya memerah karena pujian pria itu.
"Ah, iya." Ice menaruh susunya lalu memainkan ujung cardigannya.
"Demi remahan kerupuk di kaleng warteg. Dia merona karenaku! Bener-bener merona karenaku!! Seandainya bukan istri orang udah kukarungin sih. Pasti."
Pria itu tersenyum seraya berjalan menghampiri Ice.
"Minum aja dulu susunya. Bayinya kan butuh nutrisi."
"Terima kasih untuk pengertiannya, pak." Ice pun meminum susunya.
"Kenapa orang yang lagi hamil kayak kamu ngurus toko sendiri? Suami kamu mana?"
"Suami saya udah meninggal 3 bulan yang lalu."
"Ah, maaf." Pria itu merasa tidak enak tapi dalam hatinya ia kegirangan.
"Nggak apa-apa. Jadi bapak mau pesen apa?" Ice sudah bersiap dengan buku catatan dan pulpennya.
"Jangan panggil bapak. Nama saya Halilintar. Panggillah senyaman kamu asal jangan pak."
"Kalo gitu ... Apa boleh saya panggil Hali saja?" Ice tersenyum manis.
"Wah, senyumnya bumil bahaya juga." Batin Halilintar yang jiwa prianya meraung di dalam karena senyum Ice.
"Tentu boleh." Halilintar melipat tangannya di counter. "Saya mau pesen kue ulang tahun buat ayah saya. Kuenya tiramisu. Bentuknya kotak."
"Lilinnya mau pake yang bentuk angka ato disusun sesuai jumlah angkanya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Cosmos
Fiksi PenggemarCerita Boboiboy dengan aneka pairing BxB yang kusuka P.S: Maaf kalau ada kesalahan atau hal-hal yang tidak berkenan dari cerita ini. Terima kasih 🙏❤️