Scary Senior - (Revboi)

2.1K 128 9
                                    

Saat ini Boboiboy tengah mengikuti MOS. Selama mengikuti MOS kakak OSIS yang paling ia takuti adalah Reverse yang ironisnya adalah PJ-nya sekaligus ketua OSIS. Bahkan menatapnya saja sudah membuat Boboiboy takut dan tidak hanya Boboiboy saja.

Banyak murid yang takut padanya baik murid baru maupun murid lama. Sebenarnya Reverse tampan tapi karena berwajah dingin dan bermulut tajam ia menjadi ditakuti. Ia juga memiliki penggemar tapi karena auranya yang mengintimidasi penggemarnya hanya bisa mengagumi dari jauh saja.

Pada hari ketiga MOS seluruh murid kelas 7 akan menginap di sekolah dalam pelaksanaannya. Mereka akan tidur di kelas ditemani PJ masing-masing. Saat malam tiba Gopal dan Fang yang merupakan teman Boboiboy sangat senang karena bisa melepas seragam dan menggantinya dengan baju biasa namun Boboiboy yang biasanya selalu ceria bersama mereka kini tidak seceria sebelumnya.

"Dey, Boboiboy. Mau sampe kapan pundung gini kayak orang banyak utang?" Gopal duduk di samping Boboiboy seraya merangkul Boboiboy.

"Sendirinya nggak ngaca." Fang menatap Gopal kesal kemudian ikut duduk di samping Boboiboy. "Ayolah, Boboiboy. Itu kan cuma topi. Ntar tinggal beli yang baru."

Ya, alasan wajah Boboiboy murung sejak tadi sore adalah topinya yang hilang saat kegiatan baris-berbaris. Awalnya topinya tersengkat dahan pohon dan akhirnya jatuh ke kali. Karena barisan tengah berjalan ia tidak bisa berhenti untuk sekadar melihat topinya.

"Tapi itu favorit aku. Lagian belum tentu di toko ada juga model yang sama."

"Ya elah. Kalo di toko nggak ada cari aja di online shop. Apa susahnya." Celetuk Gopal.

"Itu dibelinya waktu aku masih kecil. Udah dari jaman batu. Kecil kemungkinannya bisa nemu yang sama persis." Boboiboy menunduk seraya menautkan jari-jarinya.

"Nanti kita bantuin nyari. Udah, sekarang mending kita makan dulu. Abis MOS baru deh gaskeun nyari tuh topi dinosaurus oren." Ajak Gopal.

"Iya, ayuk." Ajak Fang.

🍈

Malamnya

Di tengah malam Boboiboy terbangun karena ingin buang air kecil. Awalnya ia melihat sekelilingnya. Memang tidak terlihat jelas karena lampunya mati namun masih tertolong sinar bulan. Semua yang ada di kelas sudah tidur kecuali dirinya.

Ia pun menyusuri lorong yang sepi dan temaram namun saat ia hendak memasuki toilet ia kaget melihat Reverse sedang memegang pisau yang basah dan masih meneteskan air jadi ia segera bersembunyi di balik dinding sambil mengintip Reverse.

Namun setelah itu Reverse melirik ke arahnya. Hal itu berhasil membuat jantungnya mencelos. Untunglah ia segera merapat lagi ke dinding. Setelah mengambil napas ia langsung melarikan diri dan tidur lagi setibanya di kelas.

Meskipun begitu rasa takutnya yang masih ada membuatnya tidak bisa tidur dengan cepat. Di tengah kefrustasiannya jantungnya kembali mencelos saat mendengar pintu kelas terbuka. Ia tahu itu Reverse.

Ia berusaha untuk setenang mungkin agar tidak ketahuan. Ia juga berharap agar Reverse tidak melihatnya tadi. Dalam situasi seperti ini ia sudah tidak sudi memikirkan apa yang Reverse lakukan di toilet dengan sebilah pisau tadi.

Ia hanya ingin tidur dengan tenang. Dalam kesunyian ruang kelas ia bisa mendengar langkah kaki Reverse semakin jelas. Namun tak lama kemudian suara langkah kaki Reverse terhenti. Ia pun merasa lega.

Sepertinya Reverse sudah tidur di samping PJ lain. Ia pun membuka matanya untuk memastikan keadaan sebentar namun apa yang pertama kali dilihatnya membuat jantungnya seperti tercabut dari dadanya.

Mata semerah darah Reverse kini bertemu dengan mata coklat madunya. Ia hendak berteriak namun Reverse segera menutup mulutnya hingga membuat Boboiboy gemetar ketakutan. Tatapan Reverse begitu dingin dan tajam seperti pembunuh yang bengis.

"Ssst ...." Desis Reverse sebagai isyarat untuk diam.

Boboiboy hanya bisa menurut. Tangan kirinya yang gemetar terulur meremat baju Reverse seakan memohon untuk dilepaskan. Tak lama kemudian Reverse menarik lengan kiri Boboiboy menuntunnya duduk. Setelah itu ia memakaikan sebuah topi ke kepala Boboiboy.

"Ini topi kamu." Reverse melepaskan lengan Boboiboy lemudian mengelap keringat dingin Boboiboy dengan saputangannya.

Boboiboy melirik topi yang dipakainya dengan wajah berseri-seri sambil mengusapnya dengan penuh kerinduan. Ia senang sekali karena akhirnya topinya kembali padanya. Setelah itu ia kembali menatap Reverse.

"Gimana kakak bisa dapet topi ini? Topi ini kan udah hanyut di kali."

"Jatuhnya ke dahan pohon. Bukan ke kali." Reverse mengusap kepala Boboiboy. "Oh, iya. Tadi kenapa lari?"

Boboiboy terdiam. Ia bingung harus menjawab apa. Melihat reaksinya Reverse menyipitkan matanya.

"Apa kamu kebayang adegan pembunuh di film-film abis ngeliat aku megang pisau?"

Boboiboy terkesiap dan menunduk.

"Maaf, kak." Tutur Boboiboy lirih.

"Nggak apa-apa. Btw tadi itu aku lagi nyuci piring. Kayaknya kamu terlalu fokus ke pisaunya sampe nggak ngeliat tumpukan piring kotor di sebelah aku."

"Ah, apa piringnya masih ada yang belum dicuci? Kalo masih ada aku bakal bantuin."

"Udah bersih semua. Sekarang mending kamu tuntasin panggilan alam yang tertunda."

"Ah, iya deh." Boboiboy menggaruk pipinya sambil tersenyum canggung kemudian pergi meninggalkan kelas.

"Dia kelihatan dingin dan kasar. Tapi mungkin sebenarnya dia orang yang baik." Wajah Boboiboy memerah seiring langkahnya di lorong.

Sementara itu Reverse yang sedang memeriksa megaphone yang akan digunakan untuk membangunkan seluruh murid kelas 7 pada jam 02.30 menghela napas sambil mengusak rambutnya.

"Gimana ya caranya biar dia nggak takut lagi sama aku?" Reverse menaruh megaphonenya di atas lemari kemudian duduk di meja guru.

"Aku ingin lebih dekat dengannya." Batin keduanya.

END

CosmosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang