Gempa yang baru pulang dari minimarket takjub saat melihat pemandangan langka di rumahnya. Sebenarnya itu hanya Ice yang sedang menonton tv.
Menonton tv memang hal yang biasa tapi jika Ice yang melakukannya apalagi sendirian itu luar biasa. Biasanya ia hanya tidur. Kegiatannya yang paling berat adalah pergi ke kamar mandi.
Ia ikut menonton hanya jika diajak dan akhirnya ia akan ketiduran juga. Namun untungnya di tengah kemalasannya itu ia masih menuruti perintah Gempa untuk beres-beres.
Meskipun begitu Gempa tetap berharap agar ia mau aktif bergerak dengan keinginannya sendiri. Gempa melihat acara tvnya. Kilasan alam di kutub yang dipenuhi hewan-hewan kutub yang lucu.
Mungkin Ice tertarik karena merasa melihat cerminan dirinya di sana. Ia senang melihat Ice sudah sedikit aktif. Karena itu ia memutuskan untuk menemani Ice menonton tv.
Ia sendiri hanya membeli beberapa snack kesukaannya karena sedang ingin memakannya. Ia pun membaginya pada Ice.
Setelah ia menyiapkan makanan dan minuman untuk dirinya dan Ice di meja ia hendak duduk di samping Ice namun tiba-tiba ia tersandung kakinya sendiri dan jatuh di pelukan Ice.
"Ah. Maaf, Ice." Gempa hendak bangun tapi Ice malah menariknya lagi ke pelukannya. Ia kaget dan menatap Ice bingung. "Em, Ice?"
"Aku pangku aja." Ice langsung mengubah posisi Gempa menjadi duduk di pangkuannya lalu memeluk perut Gempa.
"Ice, aku berat lho."
"Nggak tuh." Ice menyandarkan kepalanya di bahu Gempa sambil memandangi wajah Gempa yang memerah dari samping.
Gempa menggigit bibirnya karena napas Ice yang menerpa lehernya membuatnya geli. Lehernya yang terlihat jelas dari posisi ini membuat Ice terdorong untuk mengecupnya.
"Ah, Ice?" Gempa kaget lalu melirik Ice. "Kamu kenapa tiba-tiba begini? Biasanya kamu nggak pernah kayak gini."
"Emangnya aku nggak boleh? Manja-manjaan sama kamu?" Ice menatap Gempa lekat-lekat.
"Nggak kok." Gempa memegang tangan Ice yang memeluk perutnya. "Aku cuma kaget."
"Aku emang kebo tapi bukan berarti aku nggak butuh apa-apa selain molor."
"Terus kamu butuhnya apa sekarang?"
"Kamu."
Gempa menunduk sambil tersenyum malu-malu namun senyumnya tergantikan dengan lenguhan saat Ice kembali mengecupi lehernya yang mulus.
"Gempa, liat sini."
Gempa menoleh dan refleks memejamkan matanya karena Ice menciumnya. Seperti kepribadiannya yang tenang ciuman Ice terasa lembut dan menenangkan.
Ia hanya bisa melenguh sambil meremat tangan Ice yang masih senantiasa memeluk perutnya. Setelah menyudahi ciumannya pandangannya kembali tertuju pada tv.
"Gempa."
"Ya?" Gempa mengusap kepala Ice.
"Lain kali kalo yang lain pergi kamu jangan ikut pergi ya."
"Kena ... Eh?" Gempa kaget begitu merasakan sesuatu yang keras dan menekan bokongnya. "Ice, kamu ...."
"Aku butuh kamu, Gempa. Aku mau kamu." Ice memeluk Gempa lebih erat. "Bantuin aku ... Coba angkat pantat kamu bentar."
Gempa pun mengangkat bokongnya dengan ragu. Setelah itu Ice membuka risleting celananya hingga menampakkan penisnya yang sudah tegang lalu membuka celana Gempa sedikit.
"Ice, tunggu. Gimana kalo ada yang liat?" Gempa yang menyadari apa yang akan terjadi mulai panik.
"Maaf, Gempa. Aku udah nggak tahan." Tanpa basa-basi lagi Ice menghentakkan tubuh Gempa ke bawah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cosmos
FanfictionCerita Boboiboy dengan aneka pairing BxB yang kusuka P.S: Maaf kalau ada kesalahan atau hal-hal yang tidak berkenan dari cerita ini. Terima kasih 🙏❤️