Don't Let Me Down - (Revboi)

2.5K 131 7
                                    

Reverse adalah senior Boboiboy di eskul voli yang sudah kelas sembilan. Sejak Boboiboy pertama kali masuk eskul voli ia menaruh hati pada Reverse. Ia suka setiap Reverse bermain maupun mengajari anggota eskul. Reverse bagaikan mood boosternya dalam eskul.

Ia selalu memperhatikan Reverse dan bersemangat setiap Reverse memenuhi pikirannya. Untungnya meskipun Reverse populer ia belum berpacaran dengan siapapun jadi Boboiboy masih terhindar dari resiko patah hati. Sudah hampir 3 bulan ia mengikuti eskul voli.

Suatu hari seluruh anggota eskul voli termasuk kelas 7 dipanggil lewat ruang guru. Alhasil Boboiboy mengikuti panggilan itu. Rupanya diadakan latihan dalam rangka persiapan lomba voli tingkat kecamatan. Karena itu Boboiboy harus menjalani dispen.

Setelah latihan sesi pertama selesai semuanya diberikan istirahat. Mereka makan dan minum sambil mengobrol di ruang eskul voli. Boboiboy masih memperhatikan Reverse meskipun Reverse lebih banyak menyimak daripada menyumbang obrolan.

"Oh, iya. Rev, ini tahun terakhir kita di voli kan?" Tanya Gopal.

Reverse mengangguk sambil meminum sodanya.

"Nah, waktu kita udah cabut dari sekolah otomatis kepengurusannya bakal pindah tangan ke kelas 7 yang nantinya bakal naik ke kelas delapan." Ujar Gopal.

"Bener, kalian semua harus tetep jaga nama baik eskul dan sekolah ya. Latihan yang rajin. Kalian juga harus bisa ngolah anak baru terus kembangin kemampuannya." Wajar saja jika Reverse ikut memberikan pedoman karena ia adalah mantan ketua eskul voli.

"Iya, jangan lupain kakak-kakak yang udah lulus juga ya. Yah, Rev. Jadi mellow ya." Gopal pun membenamkan wajahnya ke bahu Reverse.

"Kita emang bakal jarang mampir tapi sampe saat itu jangan pernah biarin pertahanan kalian kendor ya. Kalian pasti bisa meski tanpa bantuan anggota tingkat akhir." Reverse mengusap punggung Gopal.

"Iya, kaaaaaaaaak."

Reverse tersenyum mendengar jawaban anggota tingkat awal dan tingkat tengah namun tak lama kemudian ada sesuatu yang menarik perhatiannya yaitu air mata yang menetes ke meja.

Ia terkejut begitu menyadari bahwa pemilik air mata itu adalah Boboiboy yang saat ini tengah menatapnya sendu dengan air mata berlinang di pipinya. Tentu saja Boboiboy juga menyadari bahwa Reverse memandangnya.

Karena itu Boboiboy buru-buru bangkit kemudian berbalik sambil berkata. "Aku mau ke toilet dulu." Kemudian berlari meninggalkan ruangan. Ia harus segera menghapus air matanya sebelum ada yang melihatnya.

"Ck!" Reverse pun menatap Gopal yang masih membenamkan wajahnya di bahunya. "Maaf, Gopal. Bisa bangun dulu nggak?"

"Bentar, Rev. Aku masih galau nih. Huhuhu ... Kita akan berpisah ... Huhuhu ... Hiks ...."

"Kalo kamu mau bangun sekarang kulunasin semua hutang kamu di Kokotiam."

"Deal!" Gopal langsung bangkit dari bahu Reverse menyisakan air mata dan ingus yang menempel di bahu Reverse hingga membuat Reverse bergidik melihatnya.

🍈

Grep!

Boboiboy yang masih berlari kaget begitu tangannya ditahan oleh Reverse namun ia lebih kaget saat Reverse menariknya ke pelukannya. Wajahnya pun memerah.

"Kak, aku keringetan. Nanti baju kakak basah." Boboiboy berusaha melepaskan diri karena tidak mau air matanya yang masih mengalir membasahi baju Reverse namun Reverse jauh lebih kuat darinya.

"Aku tahu."

Perkataan Reverse membuat Boboiboy terkesiap hingga membuatnya pasrah dalam dekapan Reverse.

"Kenapa kamu nangis? Apa aku ada salah kata? Bilang ... Apapun yang terjadi sama kamu biarkan aku tahu. Jangan coba-coba nyembunyiin dari aku."

"Maaf, aku cuma sedih waktu kalian ngebahas kalo udah nggak di eskul lagi."

"Aku tahu tapi tatapan kamu waktu itu nunjukin kalo aku biang keroknya. Aku tahu kamu nangis gara-gara aku. Kamu nggak bisa ngebohongin aku, Boboiboy. Maka dari itu ... Jujur. Apa bener cuma itu alasannya?"

Boboiboy terdiam sejenak.

"Boleh kakak janji satu hal ke aku sebelum aku ngomong yang sebenarnya?"

"Iya."

"Janji jangan benci aku ya, kak."

"Aku nggak akan bisa benci sama kamu, Boboiboy. Kalo kamu ngeekspektasiin aku benci sama kamu artinya kamu minta aku harus mati dulu."

"Ih, jangan bilang gitu! Serem ... Jadi gini, kak. Sebenernya ... Aku suka sama kakak. Makanya aku sedih banget waktu kakak bilang gitu." Tak lama kemudian Boboiboy menggeleng kuat-kuat. "Ah, tapi aku sadar diri kok! Kakak mana mungkin mau sama aku. Aku cuma niat mendem doang kok. Nggak akan sampe ngejar-ngejar kayak penggemar kakak yang lain. Tenang aja. Aku nggak obsesif sama kakak."

Reverse menunduk kemudian menggigit bibirnya.

"Aku keduluan ya."

"Padahal aku baru mau nembak abis lomba ... Aku emang nggak bisa menang dari kamu, Boboiboy."

"Aku juga suka kamu." Reverse mengeratkan pelukannya. "Maafin aku karena bikin kamu nunggu lama. Kamu pasti capek banget ya?"

"Nggak apa-apa, kak! Ya ampun. Mimpi apa aku semalem. Aku nggak nyangka bakal bener-bener kebales. Makasih udah nerima aku, kak." Boboiboy membalas pelukan Reverse dengan senang hati.

Reverse memegang pipi Boboiboy kemudian menciumnya.

"Kamu nggak perlu sedih lagi karena mikir kita bakal jarang ketemu abis lulus. Tenang aja. Nanti aku bakal jemput kamu tiap hari abis pulsek."

"Ah, kak. Nggak perlu maksain diri. Bolak-balik kayak gitu kan bikin capek apalagi pas kakak SMA tugas pasti makin banyak."

"Kamu jauh lebih berharga dari semua itu. Lagipula aku ngelakuin itu bukan karena nggak mau bikin kamu sedih. Aku emang udah mikirin itu kalo nanti kita pacaran."

"Tapi tadi kakak kan bilang bakal jarang dateng lagi ke sini kecuali ada waktu aja."

"Itu kalo nanti aku nggak diterima. Pas aku ngomong itu kan aku belum tahu bakal diterima ato nggak." Reverse pun menggendong Boboiboy lalu membawanya ke sebuah bangku dan menempatkan Boboiboy di pangkuannya. "Aku justru seneng kalo kamu bener-bener sebetah itu di samping aku. Aku jadi ngerasa masih dibutuhkan di sini."

"Kak, kakak itu senior voli yang hebat. Tentu saja semuanya butuh kakak di sini." Boboiboy memainkan rambut Reverse namun tiba-tiba ia menatap Reverse sebal. "Tapi tetep aja aku yang paling butuh kakak." Kemudian memeluk Reverse.

"Aku juga selalu butuh kamu di hidup aku. Mungkin mukaku nggak keliatan kayak gitu tapi aku pasti kangen selama kita kepisah jenjang."

"Nggak, aku yang lebih kangen. Buktinya aku juga yang nembak duluan kan? Perasaanku lebih besar daripada kakak."

"Apa kamu marah karena udah kubikin lumutan?" Reverse memegang tangan Boboiboy lalu mengecupi telapak tangannya.

"Nggak kok. Tapi kan itu emang kenyataan. Aku udah suka kakak sejak masuk eskul. Aku rasa aku yang suka paling lama."

"Perasaan kita sama besarnya tapi kalo mau ngitung waktu jelas aku yang paling lama. Aku udah suka sama kamu sejak ngeliat kamu pas daftar ulang. Kebayang nggak? Waktu itu kamu bahkan belum beli seragam."

"Hah? Beneran?" Boboiboy terkesiap. "Tapi waktu itu kan kelas 9 libur. Kok kakak bisa ada di sekolah?"

"Waktu itu aku ngambil pesenan risol di kantin. Abis itu aku jatuh cinta sama anak bertopi dinosaurus yang keluar dari aula." Reverse mengusak rambutnya. "Udah dibilangin mukaku emang lempeng tapi bukan berarti perasaan aku juga lempeng."

Cup

"Kakak emang penuh kejutan." Ujar Boboiboy setelah mencium Reverse.

"Kalo kamu penuh pesona." Reverse menarik kepala Boboiboy dan menciumnya lagi.

END

CosmosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang