Kasih ⭐ dulu gessss
Komen sebanyak-banyaknya"Sadar atau nggak, Lo alasan gue senyum."
Awa kelur dari dalam kamar mandi dengan tubuh basah kuyup juga jari-jari tangan yang mengeriput karena kedinginan. Tubuh Awa mulai lemas dan seketika tubuhnya terhuyung ke depan.
Tok
Tok
"Nona! Anda baik-baik saja?!"
Samar-samar Awa dapat mendengar suara Tante Ema. Atau mungkin Awa hanya berkhayal saja saking lelahnya?
Tante Ema di luar kamar yang mendengar suara benturan langsung menyangka bahwa itu berasal dari Nona Awa.
"Maaf, Nona. Karena ini keadaan darurat saya harus menggunakan kunci cadangan," ucap Tante Ema.
"NONA!"
"Fras."
"Iya, Nyonya?"
"Suruh Jeon datang ke sini sekarang."
"Jeon? Tapi Jeon ...."
"Ada apa? Jeon sakit? Atau ada masalah?"
"Tidak, Nyonya. Saya akan segera menyuruhnya datang ke sana."
Tidak butuh waktu lama, Jeon sampai dengan wajah berserinya menemui Tante Ema.
"Selamat malam, Nyonya."
"Kenapa wajahmu begitu berseri ketika Nona sedang sakit?" Tanya Tante Ema dengan nada sinisnya.
Jeon langsung menggigit bibir bawahnya dan berhenti tersenyum.
"Pergi belikan obat penurun demam untuk Nona Awa, beli juga beberapa bungkus ramyeon di mini market."
"Baik, ada lagi yang Anda butuhkan, Nyonya?"
"Tidak ada. Ini uangnya. Pastikan kamu tidak pergi lebih dari tiga puluh menit."
Jeon mengambil uang yang diberikan Nyonya Ema dan langsung pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Black (END)
Teen FictionJANGAN MENILAI BUKU DARI SAMPULNYA Kalian termasuk tim yang mana? 1.Membaca sebuah cerita hanya menurut cover dan jumlah pembaca 2.Membaca cerita tanpa memandang cover dan jumlah pembaca Jika anda mengaku menjadi bagian dari tim dua, coba baca dulu...