Black (END)

11. Pelukan Bunda

Kasih ⭐ dulu gessss
Komen sebanyak-banyaknya

"Terlihat berani tapi sebenarnya lebih lemah dari orang lain."

Awa berhasil keluar kelas melalui jendela. Awa harus cepat pergi sebelum Bintang menyadari kepergiannya. Tubuhnya yang lemah juga hemetaran karena dipegang oleh Bintang membuat Awa tidak bisa berlari secepat biasanya.

Alaska juga Bara menghampiri Bintang. Bintang bersikap biasa seolah dirinya tidak melakukan apapun.

"Woy! Pantesan gue cariin nggak ada lo," gerutu Alaska padahal jaraknya dengan Bintang masih terpaut tiga meter.

"Darimana lo Al? Si Bara ngapa mukanya lebih suram dari biasanya?"

"Si Bara ditembak cewek, udah ditolak malah maksa meluk, padahal kan rezeki, tapi si Bara malah mengodor tuh," cerita Alaska diakhiri decakan.

"Jadi cewek kok nggak punya harga diri," ucap Bara.

"Lo kalau sekalinya ngomong nyelekit banget Bar, True Al?" Bintang menatap Alaska mencari pembelaan.

"Bukan nyelekit lagi, ampe memporakparandakan hatiku."

"Gaya lo anjir!" Bintang tertawa diikuti dengusan Bara.

"Lo ngapain di sini, Bin?" Bara menatap Bintang karena pertanyaanya sudah terwakili oleh Alaska.

"Nyari lo pada, tadi kan gue keluar kelas duluan, pas balik ke kelas udah bubar."

"Yaudah balik, yuk!" Ajak Alaska membuat Bara berjalan lebih dulu.

"Ngapain diem si? Ayuk balik!" Ajak Alaska pada Bintang yang masih saja diam di depan pintu kelas.

"Iya, bawel lo, Al." Bintang berjalan perlahan di belakang kedua temannya, kepalanya masih terus menoleh menatap pintu kelas.

Nggak masalah kan kalau gue tinggal balik? Toh, nanti juga ada penjaga sekolah.