6. Tergerak?

181 31 0
                                    

Kasih ⭐ dulu gessss
Komen sebanyak-banyaknya

"Aku bukan tipikal orang peduli, tapi jika aku sudah menolong anggap saja itu keajaiban Tuhan."

Awa menatap sinis ke arah belakang, lalu sebuah dengusan terdengar darinya.

"NONA!" teriakan yang bisa dipastikan lebih dari satu orang. Awa menoleh ke arah suara, supirnya sudah datang dengan dua orang wanita yang membawanya ke kamar dari rooftop waktu itu.

"Saya pikir nona hilang, kenapa nona pergi dari mini market?" Tanyanya dengan sorot mata khawatir.

"Ada apa di sana ramai sekali?" Tanya si supir laki-laki. Awa hanya mengedikkan bahunya.

"Cepatlah masuk nona, sepertinya situasi di sini sedang tidak aman," ucapnya lagi.

Awa berlalu dengan wajah santaynya, masuk ke dalam mobil lalu memejamkan matanya. Setidaknya di perjalanan pulang Awa tidak akan dilanda rasa takut.

"Kita pulang nona?" Tanya supir perempuan yang baru saja masuk bersama temannya.

"Iya," jawab Awa.

Mini market terlihat sepi, hanya ada Awa di luar dan para pegawai di dalam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mini market terlihat sepi, hanya ada Awa di luar dan para pegawai di dalam. Awa mengedarkan pandangannya mencari hal menarik yang bisa dilihatnya.

Awa menyipitkan matanya menatap ke arah jempatan yang tidak terlalu jauh dari tempatnya berdiri sekarang.

Tunggu!

Awa memakai kupluk jaketnya, lalu berlari ke arah jembatan yang hanya disinari cahaya remang-remang dari lampu jalan.

"Lepasin setan!" Maki Awa tanpa takut. Kedua laki-laki itu menoleh menatap Awa yang wajahnya tidak terlihat.

"Gak usah sok jagoan jadi cewek!" Maki salah satu diantara mereka yang melepaskan temannya yang sudah sangat dekat dengan penghalang jembatan.

Awa terpaku sesaat, apakah dulu dirinya juga sangat menyedihkan saat hendak mengakhiri hidup dengan melompat dari jembatan?

Plak

Rasa perih menjalar di sebelah pipi Awa. Awa tidak sedang dalam keadaan baik untuk melawannya sekarang. Bukan Awa tidak bisa bela diri, tapi karena tubuhnya tidak akan kuat, Awa menyesal karena tidak memakan makanannya beberapa hari ini.

Awa mundur beberapa langkah, mengambil sesuatu dari saku jaketnya, lalu dengan sekejap mata menyemprotkan cairan kepada mata lawan bicaranya. Awa berjalan mengitari lawan bicaranya, lalu menendang bagian belakang lututnya hingga terjatuh.

Black (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang