41. Bonus

196 15 2
                                    

Kasih ⭐ dulu gessss
Komen sebanyak-banyaknya

"Jangan pergi. Gue takut ditinggalin untuk kedua kalinya."

Sharla sudah sadar dan sekarang sedang menunggu Awa di dalam ruangan. Sharla sudah mendapatkan ponselnya kembali setelah diambilkan oleh jeon. Sharla tadinya tidak berniat sama sekali memberitahu orang tuanya, tapi paksaan Helena membuatnya mengalah. Sesuai dugaan, orang tuanya hanya menyuruh untuk istirahat di rumah dan memanggil dokter keluarga. Yang lebih membuat kesal lagi adalah tunangannya yang langsung mengambil penerbangan tercepat dari Singapure ke Indonesia setelah mendengar kabarnya.

"Kenapa bisa gini?" Tanya Sharla.

Awa masih memejamkan matanya.

"Jangan pergi. Gue baru aja nemuin Lo sebagai ganti Kakak gue, gue mohon."

"Nona Sharla, suster datang menjemput."

"Hah? Oke. Tolong jagain Awa, ya," pinta Sharla.

"Itu sudah tugas saya, Nona," jawab Helena.

Siang berganti malam. Penjaga di depan kamar Awa juga sudah berganti dari mulai Helena, Jeon, kemudian Suzy.

Di dalam kamar, Awa membuka matanya. Ingatannya tentang Bintang muncul tanpa diinginkan. Sekarang sudah pukul satu pagi.

"Bintang," gumam Awa.

Awa turun dari brankar dan berjalan keluar. Di depan, Jeon sedang berjaga.

"Nona sudah sadar! Saya akan panggilkan dokter," ucap Jeon.

"Iya."

Jeon berlari pergi untuk memanggil dokter, tapi Awa bukannya masuk ke dalam malah pergi menyusuri rumah sakit yang masih cukup ramai walau sudah jam satu pagi.

"Di mana?" Tanya Awa.

Awa sudah berjalan cukup jauh untuk menemukan Bintang, tapi tetap saja Awa tidak bertemu dengannya. Bahkan sekarang Awa ada di pintu masuk rumah sakit. Awa kembali masuk ke dalam dengan harapan besok bisa bertemu dengannya. Aneh, dulu Bintang adalah orang yang paling ingin Awa hindari, tapi sekarang Awa malah ingin menemuinya.

"Awa, Lo aneh, mana mungkin dia masih di sini," monolognya.

"Salwa!"

Merasakan namanya terpanggil Awa menoleh. Seperti mimpi, Bintang berdiri di ambang pintu dengan membawa kantung kresek.

"Bin ...."

"Awa!"

Bintang memeluknya, tidak terlalu erat namun sangat membuat nyaman.

"Syukur Lo nggak apa-apa, gue khawatir banget," ucapnya.

Awa terdiam. Nada bicara Bintang yang biasanya menjenggelkan kini berubah sangat lembut.

Jeon yang datang bersama dokter untuk mencari Awa mematung di tempat melihat adegan itu.

Coy! Bantulah share! Agak maksa, ngahaha (◕ᴗ◕✿)

Black (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang