21. Sikap Yang Membingungkan

115 17 2
                                    

Kasih ⭐ dulu gessss
Komen sebanyak-banyaknya

"Ketika hati dan pikiran tidak sejalan."

Awa masuk ke dalam kelas yang benar-benar masih kosong dan menemukan satu botol air mineral di mejanya.

"Air?"

Sebuah kertas dilipat dan disimpan di kolong mejanya. Awa mengambil kertas tersebut dan membukanya.

Minum! Awas kalau di buang!

"Apa sih? Ini orang salah naro atau gimana?" Heran Awa.

Awa memindahkan botol airnya ke kolong meja Sri dan melipat kembali kertasnya. Awa juga menyimpan kertasnya di kolong meja Sri.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Bintang pergi meninggalkan Awa setelah melenparkan sapu tangannya. Bintang harusnya melanjutkan perjalanan menuju kelasnya, tapi Bintang malah berbelok dan menuju kantin membeli satu botol air mineral.

Bintang naik berbelok ke arah jajaran kelas yang salah satunya ditempati Awa. Bintang segera masuk dan menyimpan air meniralnya di kursi Awa. Bagaimana Bintang tahu? Tentu saja dengan bantuan informannya.

Bintang hendak pergi, tapi rasanya ada yang kurang. Bintang mengeluarkan buku dan pulpen untuk menulis di tengah-tengah buku.

Bintang melepaskan kertas bagian tengah bukunya kemudian melipat dan menyimpannya di bawah meja.

Bintang ke luar dengan segera.

"Habis ngapain lo?"

Bintang terperanjat karena suara seseorang.

"Ngagetin lo," ucap Bintang.

"Kaget? Emangnya lo habis ngapain?" Tanya Bara.

"Lo yang ngapain di sini?" Tanya Bintang.

"Bukannya lo udah tahu kalau sejak dulu gue selalu milih jalan yang sepi daripada rame," jawab Bara.

Bintang bergegas pergi diikuti Bara.

"Lo nyembunyiin sesuatu 'kan dari gue?" Tebak Bara.

"Emangnya apa yang gue sembunyiin dari lo? Lo sama Alaska udah tahu semua hal tentang gue, bahkan lo tahu semua warna daleman gue," elak Bintang.

"Akhir-akhir ini sikap lo aneh. Mungkin Alaska nggak sadar, tapi buat gue keliatan jelas banget," ucap Bara.

"Apa sih, Bara? Omongan lo kayak detektif aja."

Black (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang