40. Tentang Bintang

88 11 0
                                    

Kasih ⭐ dulu gessss
Komen sebanyak-banyaknya

"Semua hal bisa berubah."

Bintang pulang dengan senyuman di wajahnya setelah beberapa hari berada di asrama untuk meningkatkan seni bela dirinya.

"Selamat datang, Tuan Muda!" Sapa beberapa pelayan.

"Iya. Di mana Sunnia?"

"Nona Sunnia belum pulang sejak kemarin."

"Belum pulang? Ayah sudah tahu, Bi?"

"Tuan bahkan tidak mau peduli walau sudah saya beritahu."

"Ayah!"

"Ayah!"

Bintang berteriak ketika berlari menuju ruang kerja ayahnya.

Brak

Pintu ruang kerja megah itu Bintang tendang dengan kuat hingga membentur dinding.

"Ada apa, Bintang?"

"Di mana Sunnia?" Tanya Bintang.

"Biasanya anak itu di kamarnya."

"Yang Ayah sebut anak itu anak Ayah! Dia adik kembar Bintang!"

"Ayah tahu. Ada apa kamu menanyakannya?"

"Para pelayan mengatakan kalau Sunnia tidak pulang satu hari! Kenapa Ayah nggak ngasih tahu Bintang!"

"Kenapa? Karena itu tidak penting. Ayah tidak mau latihan bela diri kamu terganggu karena berita itu."

"Sebenci itu Ayah sama Sunnia? Apa salahnya?!"

"Salahkan saja wajahnya yang sangat mirip dengan wanita sialan itu!" Jawab Ayah.

"Wanita sialan itu? Itu mama Bintang sama Sunnia! Mantan istri Ayah! Walau Bintang nggak membenarkan kelakuan mama yang khianatin Ayah, tapi Sunnia nggak salah apa-apa!"

"Keluar. Ayah nggak mau kelepasan sama kamu."

"Bintang ikut Ayah karena tahu Ayah yang benar daripada mama dulu. Tapi sekarang bintang sadar kalau Ayah sama mama sama-sama gila!"

Bintang keluar dari ruang kerja ayah dengan amarah yang memenuhi dirinya.

"Tuan muda! Nona Sunnia ada di depan!" Teriak salah satu pelayan.

Bintang segera berlari. Keadaan Sunnia jauh dari kata baik. Tubuhnya lebam, pakaiannya tidak layak dan dipenuhi darah.

Bintang membawa Sunnia ke rumah sakit secepat mungkin. Bintang selalu tersenyum saat menemani Sunnia. Tapi ketahuilah, dadanya sesak ketika tahu apa yang menimpa adik kesayangannya ini, terlebih lagi ketika Bintang melihat Sunnia yang setiap malam menangis memeluk lututnya di atas brankar rumah sakit.

Sunnianya telah pergi. Alasan Bintang selalu bersemangat untuk pulang ke rumah sudah tiada.

Bintang bertekad akan menemukan orang yang membuat adiknya menjadi seperti ini. Tepat setelah dua Minggu Sunnia dirawat, Sunnia meninggal dunia. Yang membuat Bintang menyesal adalah, di saat terakhir adiknya Bintang malah tidak ada di sampingnya. Kebencian Bintang semakin memuncak karena itu.

Black (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang