4. Kembali Sendiri

211 36 6
                                    

Kasih ⭐ dulu gessss
Komen sebanyak-banyaknya

"Akan tiba masa dimana orang yang kamu sayang akan pergi tanpa kembali."

Realiatanya tentang hari ini sangat jauh berbeda dengan yang dibayangkannya. Tidak ada senyuman apalagi tawa yang terdengar. Awa terdiam menatap rumah barunya yang telah terpasang sebuah pigura besar berisi dirinya dan mendiang bundanya.

"Bunda udah lama ya nyiapin ini?" Tanya Awa yang sedang menatap ke arah poto tersebut.

"APA GUNANYA RUMAH INI TANPA BUNDA!" Teriak Awa sekuat mungkin, berharap bundanya mendengar dan datang untuk memeluknya. Tapi tetap saja Awa sendiri, kenyataan memang selalu menyakitkan.

"BUNDA!" Panggil Awa sambil memukul-mukul pigura di hadapannya.

"AWA GAK MAU SENDIRIAN LAGI!" teriak Awa frustasi. Tubuhnya terjatuh mendukung suasana hatinya yang hancur.

Tidak ada yang merangkul apalagi menenangkan seperti biasanya, bundanya telah tiada, dan kini Awa menangis dalam kesendiriannya. Rindu, Awa merindukan dekapan penuh kasih sayang nan hangat sang bunda.

Awa berdiri, berjalan menyusuri rumahnya lumayan lama, sampai akhirnya Awa menemukan pintu menuju roftoop.

"NONA!" terdengar teriakan yang mungkin berasal dari tante Ema. Awa tidak peduli, tubuhnya mendukung pemikirannya untuk terus berjalan.

Roftoop lantai tiga cukup atau tidak untuk dirinya menyusul sang bunda, Awa tetap akan mencobanya. Gadis itu menulikan telinganya, tanpa pikir panjang Awa mulai menaikkan sebelah kakinya ke pagar pembatas yang cukup tinggi.

"NONA SALWA!" teriak tante Ema yang berhasil menarik Awa kembali ke belakang.

"LEPAS TANTE! AWA MAU NYUSUL BUNDA!" berontak Awa.

Tak lama beberapa orang datang membawa paksa Awa untuk turun dari roftoop. Pasrah? Tentu saja tidak, Awa melawan tapi tenaganya tidak sebanding dengan tiga orang yang membawanya.

"Kamu gak boleh gitu awa!" Tegas tante Ema tanpa meninggikan suaranya.

"INI HIDUP AWA TANTE JANGAN IKUT CAMPUR!" teriak Awa yang telah dikurung di dalam sebuah kamar.

"Ini emang hidup kamu! Tapi nyonya bilang tante harus jagain kamu setelah nyonya gak ada! Itu perintah terakhir nyonya! Bunda kamu!"

Awa terdiam mendengar ucapan tante Ema, diwaktu terakhirnya, bundanya masih bisa memikirkan keadaannya kedepan. Awa tidak butuh dikhawatirkan, Awa hanya butuh bundanya kembali.

"Maafin tante Awa, tante gak niat teriak sama kamu."

"Kata nyonya kalau Awa sedih Awa suka makan roti coklat, tante ambilin ya," Awa mengangguk. Setelah tante Ema keluar terdengar suara kunci yang diputar, Awa dikurung.

Balkon! Kamar ini berada di lantai dua tentu saja memiliki balkon. Tatapan matanya kosong, pemikiran untuk menyusul bundanya kembali muncul. Lantai dua tidak cukup, tapi hanya perlu beberapa menit untuk menuju jalan raya setelah keluar dari rumah ini.

"Awa akan nyusul bunda, Awa gak mau sendirian lagi," lirih Awa. Tanganya terus-menerus mengusap air mata yang tak kunjung berhenti.

Black (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang