Kasih ⭐ dulu gessss
Komen sebanyak-banyaknya"Padahal sebelum kamu datang aku selalu baik-baik saja sendirian, tapi sekarang? Melihatmu adalah obat terbaik mengobati kegelisahan ku."
"Nona, Anda ingin berangkat sekarang?"
"Iya."
Awa masuk ke dalam mobil dan pergi meninggalkan rumah yang memiliki banyak kenangan itu. Kali ini yang mengantarnya bukanlah pengawal yang waktu malam datang ke kamarnya, tapi seorang supir suruhan Tante Ema.
Memasuki wilayah Jakarta, panas matahari menembus kaca mobilnya.
"Sebentar lagi kita akan sampai, apa Nona ingin membeli sesuatu terlebih dahulu?"
Melihat ke luar, banyak orang yang berlalu lalang juga memenuhi pertokoan, karena ini adalah akhir pekan. Awa sangat malas jika harus keluar dan menjadi bagian dari mereka.
"Tidak."
"Kalau begitu kita langsung pulang."
Walau Awa tidak ingin pergi ke luar, tapi menatap kerumunan orang itu tidaklah salah karena membuatnya tidak terlalu bosan setelah beberapa jam hanya duduk di tempat yang sama.
"Najis!" Keluh Jeon.
Di hari yang panas dan padat di akhir pekan ini, Jeon sedang berjalan di trotoar menuju kedai ice cream karena kalah bermain Ludo dengan Suzy dan Helena.
Kenapa sih gue nggak bisa fokus?! Kan jadinya gini, dijajah sama dua nenek lampir.
"Nyebelin, awas Lo berdua nanti, gue bales," gumam Jeon.
Arg! Tapi gue kangen sama nona! Kalau gue lagi nggak gini pasti bisa menang.
Bruk
KAMU SEDANG MEMBACA
Black (END)
Teen FictionJANGAN MENILAI BUKU DARI SAMPULNYA Kalian termasuk tim yang mana? 1.Membaca sebuah cerita hanya menurut cover dan jumlah pembaca 2.Membaca cerita tanpa memandang cover dan jumlah pembaca Jika anda mengaku menjadi bagian dari tim dua, coba baca dulu...