Nabia 10 • Self Love

6.7K 963 31
                                    

Halo ✋
Gimana kabar kalian semua?
Semoga kalian selalu bahagia

***

Akhir-akhir ini aku sedang hobi mendengarkan video-video dari kanal YouTube satu persen. Entah kenapa, rasanya semua yang sedang aku rasakan tiba-tiba akan dibahas oleh Kak Evan dan teman-temannya. Selain itu, menonton video mereka juga benar-benar menambah insight baru dalam hidupku. And the other reason, beberapa video disana memberikan pemahaman tentang pentingnya untuk belajar mental health issue.

Aku tidak tahu semenjak kapan mulai tertarik dengan konsep self love. Mungkin sejak mulai boomingnya kata overthinking atau insecurity dikalangan anak muda seperti ku, atau mungkin juga karena memang perkembangan zaman yang menuntut kita untuk merubah konsep dalam memandang diri sendiri.

Anyway, konsep self love yang aku pahami dari laman kompas.com adalah sebagai berikut. Mencintai diri sendiri bukan sebatas mementingkan diri sendiri ketimbang orang lain. Tetapi lebih dari itu, self love adalah mencintai diri sendiri dengan melibatkan aspek menyadari diri sendiri, menghargai diri sendiri, percaya diri, dan peduli pada diri sendiri. So, setidaknya dari konsep inilah aku mulai untuk merutinkan me time sebagai achievement bagi diriku setelah berhasil melewati minggu dengan baik.

***

Mataku terus saja terfokus dengan sebuah buku bersampul hitam bertuliskan 25 jam ini. Semenjak siang tadi, aku memang sudah duduk manis di kursi pojokan perpustakaan kota untuk membaca novel. Setelah merasa agak lumayan pegal, ku taruh sebuah pembatas buku untuk menandai sampai mana bacaanku tadi. Lalu aku mengambil ponsel yang tergeletak di atas meja depanku, membuka kuncinya, dan kemudian melihat angka yang tertera di layarnya, 15.43.

Merasa sudah cukup lama duduk disana, aku memutuskan untuk menyudahi kegiatanku sore ini. Bergegas membereskan perlengkapan, lalu tidak lupa untuk mengembalikan kembali buku yang baru saja aku baca ke dalam rak.

Sebelum kelupaan, aku segera menuliskan halaman terakhir yang aku baca itu di dalam notes. Bermaksud agar minggu depan ketika aku melanjutkan bacaanku itu, tidak perlu repot-repot lagi untuk mencari-cari.

Aku memang mempunyai hobi yang sedikit unik. Aku suka mengunjungi perpustakaan di hari sabtu, lalu berdiam diri di dalamnya selama berjam-jam untuk membaca novel atau kisah-kisah biografi tokoh-tokoh ternama.


"I lost my virginity," Seketika aku menoleh ke samping kiri.

Saat ini aku sedang berada di depan rak untuk karya fiksi ketika terdengar suara lemah seorang perempuan yang sepertinya sedang membagi keluh kesahnya kepada sahabatnya.

Aku segera menyelesaikan urusanku, sebelum kekepoanku memaksaku untuk mencuri dengar masalah orang lain yang sebenarnya tidak ada hubungannya sama sekali dengan diriku. Aku hanya berdoa, semoga permasalahan yang perempuan ini hadapi akan memberikan pelajaran berarti dalam hidupnya kedepan.

Keluar dari perpustakaan, aku tidak langsung menuju rumah. Melainkan mencari masjid terdekat untuk menunaikan kewajibanku sebagai seorang muslim.

Meski tidak begitu taat dalam hal beragama, aku selalu berusaha untuk menunaikan solat wajib lima waktu. Ajaran sedari kecil yang sudah ditanamkan ini benar-benar membuatku bersyukur karena setidaknya tidak terlalu jauh terhadap Tuhan.

***

"Assalamu'alaikum," Ucapku setelah membuka gerbang rumah.

Rumah keliatan super sepi ketimbang biasanya. Mama papa sedang mengunjungi nenek di Bandung semenjak pagi tadi, sedang Aldo juga tadi menghubungiki jika akan menjenguk temannya kembali di rumah sakit. Mas Panca? Entah lah sedang kelayapan kemana.

Ngomong-ngomong soal tempat tinggal, rumahku adalah rumah dua lantai dengan gaya perumahan pada umumnya. Hanya saja, nyonya rumah ini hobi sekali menanam bunga sehingga setengah dari sisi halaman dipenuhi bunga-bunga cantik yang dirawat dengan sepenuh hati.

Selain keluarga ku, di rumah ada juga Bi Asih dan Pak Parman. Sepasang suami isteri yang membantu mengurus rumah dan taman milik mama. Hanya saja, beliau berdua memang tidak menginap di rumahku. Hanya datang setiap pagi, dan pulang ketika sore.

"Eh, Mbak Nabila. Baru pulang, Mbak?" Tanya Bi Asih saat aku sedang membuka kulkas untuk mencari minuman dingin.

"Iya, Bi." Jawabku sembaru mengambil sekotak buavita, lalu berlalu menuju bangku di ruang makan sebelum meminumnya.

"Kenapa belum pulang, Bi?" Aku bertanya karena sekarang sudah hampir pukul setengah enam dan beliau masih berada di rumah kami.

"Ini masih ada beberapa pekerjaan yang harus saya selesaikan dulu."

Aku menghembuskan napas lega setelah meneguk beberapa cairan berasa jeruk itu. "Udah Bi, tinggal pulang aja. Pak Parman juga hari ini izin nggak dateng kan? Nanti bibi kemaleman pulangnya. Biar aku nanti yang lanjutin," Ucapku sambil berdiri untuk menggantikan apa yang sedang dikerjakan Bi Asih.

"Eh, nggak usah mbak. Biar bibi aja."

"Nggak papa bi, biar Nabila aja." Jawabku tetap kekeh.

"Lagian tinggal nyapu ini aja kan? Ini mah gampang. Bibi santai aja." Lanjutku menyakinkan Bi Asih.

And finally, Bi Asih mau menurutiku untuk segera pulang ke rumahnya.

***

"Jadi totalnya 25.850, Mbak," Ujar Mbak kasir indomaret padaku.

Aku memberikan satu pecahan uang dua puluhan dan juga satu sepuluh ribuan. "Seratus lima puluhnya mau disumbangin aja, Mbak?" Aku mengangguk untuk meresponnya. Lalu menerima kantong ecobagku yang sudah diisi belanjaan.

Ngomong-ngomong soal ini, aku memang sudah setahun belakangan tidak menggunakan kantong plastik ketika belanja, tetapi lebih memilih membawa tas belanja sendiri sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan. Bukannya sok apa gimana, tapi setelah mendapat mata kuliah ekologi manusia aku memang sedikit demi sedikit mulai mengubah kebiasaan kecil sehari-hari.

Keluar dari indomaret aku memilih untuk duduk-duduk santai terlebih dahulu. Mau langsung pulang juga tidak ada orang, akhirnya aku memilih untuk menikmati malam mingguku dengan sekantong makanan ringan di bangku depan.

Sedang asik-asik meminum sekotak susu indomilk, suara bariton lelaki yang tidak asing tiba-tiba terdengar di sebelahku, "Sendirian, Na?"

Point OutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang