Nabila 16 • A Song

5.1K 770 26
                                    

Ketika pikiran dan hati tidak sejalan
Saat itulah orang akan sadar jika beberapa hal di dunia memang tidak harus sejalan untuk tetap hidup berdampingan

***

"Aaaaaaaaa...." Suara teriakanku teredam berkat bantuan bantal di pangkuan.

Sial. Ini benar-benar gila! Kata-kata tidak bermutu Mas Gilang terus saja bersliweran di dalam kepalaku.

Kulirik jam weker di atas nakas, 11.25 WIB. Rasanya aku ingin benar-benar mengacak-acak apapun, atau bahkan membuat keributan untuk mengalihkan perhatian. But this is not a right time. Bisa-bisa orang rumah akan terbangun dan memarahi kelakuan absurd ku itu.

"Ini semua gara-gara Mas Panca!" Putus ku setelah tidak menemukan semua alasan untuk ketidakjelasan yang aku alami. Aku tidak bisa tidur semenjak tiga jam lalu gara-gara kepikiran dengan omongan-omongan manis seorang buaya yang seharusnya aku hiraukan begitu saja. Sayang seribu sayang, wajah good looking nya itu sungguhan sulit dilupakan, dan bahkan setiap kata yang keluar dari mulutnya terdengar begitu meyakinkan.

Oke, aku harus segera menghentikan semua ini. Tapi bukankah aku sudah mengatakan jika aku mudah sekali terbawa perasaan? Aku mengacak-acak rambutku hingga berantakan.

Meski sudah berkali-kali meyakinkan diri jika tidak akan terganggu dengan apa yang dilakukan Mas GIlang, rasanyaaku benar-benar menjilat lidahku sendiri sekarang. Alih-alih melupakannya begitu saja, justu senyum manisnya sedari tadi belum berhasil ku usir dalam bayanganku.

"Ya Allah. Kenapa engkau jadikan diriku Nabila yang mudah baper!" Kesalku sambil beranjak dari kasur, lalu berjalan ke arah stop kontak untuk mengambil ponselku yang sedari aku tiba tadi di charger.

Mataku membola sempurna ketika tidak sengaja melihat sebuah notifikasi yang muncul tepat ketika aku membuka aplikasi bertuliskan instagram.

"What? Mas Gilang menyukai semua fotoku di feed instagram?" Tanyaku pada diri sendiri.

Benar-benar orang seperti dia ini berbeda dengan orang kebanyakan. Jika biasanya orang akan sangat hati-hati menggerakan jarinya saat men stalking orang lain, dia justru sepertinya ingin orang yang sedang di stalking nya tau jika seorang Gilang memang sedang mnegintip aktivitasnya di media sosial.

Aku menggeleng-gelengkan kepala, lalu menarik napas dan mengklik profilnya untuk melihat isi di dalamnya.

Aku berdecak pelan, "Wow, dia seorang selebgram ternyata," Gumamku pelan.

Aku mengangguk-anggukkan kepala, seolah mengetahui alasan kenapa folowers di instagramnya bisa lebih dari setengah juta. Foto-foto nya benar-benar kelihatan glow up dan menyegarkan mata siapa pun yang melihatnya.

Terus kugulir foto-fotonya dengan hati-hati, khawatir jika sampai jariku terpeleset dan menekan dua kali di atas fotonya. Tidak boleh ketahuan kalo aku juga men stalk nya balik.

Belum juga selesai aku meng kepoin foto-fotonya itu, sebuah dirrect messenger menginterupsi kegiatan yang aku lakukan.

From: gglang
Na, jangan lupa fb.


Tulisnya dalam kolom pesan di instagram. Mataku lagi-lagi membola sempurna, karena siapa sangka orang yang sedang aku stalk ini tiba-tiba mengirim pesan meminta follback.

To: gglang
Nggak mau!

From: gglang
Y udh.


To: gglang


Aku menggeser layar chatku ke atas, lalu kembali melihat profilnya dan menyadari bahwa dia memang ternyata sudah mengikutiku jauh sebelum mengebom like postingan-postinganku.

Meski aku sudah mengatakan padanya jika aku tidak akan mengikutinya balik, jariku tetap saja mengklik tulisan ikuti balik yang tersedia di layar ponsel.

From: gglang

Thanks, Na.

Belum ada lima detik berlalu dia sudah kembali mengirim sebuah pesan.

Aku tidak membalasnya, namun lagi-lagi di beberapa detik selanjutnya notifikasi pesan baru muncul kembali di beranda.

From: gglang
K

enapa belum tidur?

Pesan barunya ternyata mampu membuatku tersenyum samar.

Aku memutuskan untuk menunggunya selama dua menit sebelum membalasnya. Jual mahal dikit lah, pikirku agar tidak terlalu terkesan menunggu pesan darinya.

To: gglang
Nggak bisa tidur 😂

Tulisku di akhiri dengan emoticon.

Lagi-lagi pesanku langsung dibacanya, tapi kali ini balasannya tidak secepat yang aku kira. Hingga lima menit berikutnya, Mas Gilang bahkan tak kunjung jua membalas pesanku. Aku mendengus, merasa kesal terhadap diri sendiri karena ternyata sedari tadi menunggu balasan chatnya.

Kuputuskan untuk keluar dari fitur dm, lalu beralih dengan melihat-lihat instastory orang-orang. Mengomentari beberapa yang menarik menurutku, lalu menekan tombol kembali dan beralih menuju kolom eksplor untuk mencari-cari postingan yang menarik mata.

Mungkin sekitar lima menit berlalu, pesan dari orang itu kembali datang.

From: ggglang
Na, gue kirim sesuatu

Cek WA ya...


Good night and sweet dream


Tulisnya yang membuatku menautkan alis heran akan pesannya tersebut. Memilih untuk tidak menjawabnya, aku justru langsung menutup aplikasi instagram dan beralih menuju aplikasi berlogo hijau yang dimaksudkannya. Dan benar saja, ada sebuah pesan suara yang baru dikirimnya satu menit yang lalu di kotak pesan paling atasku.

And guest, aku benar-benar tidak bisa berkata-kata saat mendengarkan voice note yang dikirimnya, yang ternyata adalah suaranya menyanyikan sebuah lagu dengan diiringi gitar yang tertuju khusus untukku, setidaknya itu yang di ungkapkannya di awal.

Aku benar-benar speechless dan tidak tahu apa yang harus aku tulis untuk membalas pesannya.

Apa yang barusan dia lakukan benar-benar belum ku antisipasi. Aku tidak tahu harus merespon seperti apa, apakah harus mengucapkan terima kaish atau bagaimana.

Kenapa Mas Gilang bisa semanis ini siii.... Gumamku sambil ter senyum-senyum tidak jelas.

Akhirnya setelah berpikir sekian lama aku membalas pesan tersebut dengan beberapa kata yaitu 'amin, terimakasih, dan sebuah emot tersenyum'  ketika Mas Gilang kembali mengirimi ku pesan yang memberitahukan bahwa lagu yang dikirimnya barusan semoga dapat membuatku bisa segera tertidur.

Dan faktanya, aku sungguhan me-reply terus-menerus suaranya hingga kesadaranku hilang sepenuhnya.

Point OutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang