Chapter 22 - Wait For Me [날 기다려]

289 47 10
                                    

Saat aku bangun pagi tadi aku masih merasa sedikit lemah, tapi berkat air jahe buatan Bibi Jeon aku sudah merasa jauh lebih baik sore ini, rencanaku dan Jungkook untuk pergi ke pasar pun terpaksa batal, aku merasa bersalah padanya tapi ia bilang, ini bukan salahku.

Pria itu pergi sejak siang tadi, ia bilang ingin bermain bersama anak-anak di lapangan, karena aku merasa bosan dan tidak ada kerjaan kebetulan juga sudah merasa lebih baik jadi aku memutuskan untuk menyusulnya dan ikut bermain disana, pasti akan menyenangkan bermain dengan anak-anak lucu itu.

Dengan tungkai yang langkahnya tak terlalu besar aku berjalan menuju lapangan, menikmati pemandangan yang indah dan udara yang segar disore hari ini, beberapa kali aku berlintas dengan Bibi Bibi yang baru pulang dari sawah, aku menyapa mereka dengan ramah.

Saat sedang asik berjalan menuju lapangan, tak sengaja aku melihat beberapa bunga tulip berwarna merah muda tumbuh di tepi jalan begitu saja, aku memetik satu dari mereka dan membawanya bersamaku sepanjang jalan, aku tak berhenti menciumi aroma wanginya dan selalu tersenyum, entah kenapa aku merasa keadaan hatiku sedang bagus sore ini.

Kuciumi setangkai bunga tulip yang kupetik tadi sampai-sampai tak memperhatikan jalan, jika saja kakiku menabrak sesuatu sudah pasti aku akan tersungkur, tapi untungnya tidak.

Saat aku asik tersenyum memandangi bunga ini tiba-tiba aku merasa tangan kiriku ditarik oleh seseorang yang membuatku kaget setengah mati.

Dan aku semakin kaget lagi saat melihat siapa orangnya yang menarik tanganku secara tiba-tiba.

"Jimin-ssi?!" Ada urusan apa ia menarikku begini, ia bahkan tak menghiraukan pekikkanku barusan, ia semakin menarik lenganku untuk masuk ke dalam hutan.

"Jimin-ssi, apa yang kau lakukan?" Aku berusaha untuk melepaskan tangannya tapi tenaganya lebih kuat dariku, ia tak melepaskan tanganku dan semakin mempercepat langkahnya.

"Jim---"

Baru saja aku berniat menghempaskan genggamannya tapi ia sudah lebih dulu membuatku bungkam dengan aksinya, pria ini langsung memelukku erat, aku mengerjapkan kedua mataku berkali-kali berusaha mengais akal sehatku yang mulai kacau karena dipicu oleh detak jantung yang mulai berdebar.

Tapi aku lebih sadar diri akan status kami sekarang, jadi aku langsung mendorong dadanya agar melepaskan pelukannya, tapi lagi-lagi ia tak membiarkanku melakukan apa yang aku mau.

"Jimin-ssi, apa kau gila?!" Bentakku, tapi ia semakin mengeratkan pelukannya padaku.

"Kumohon Hyerin-ssi, kumohon biarkan aku memeluk tubuh ini sebentar saja, aku sangat membutuhkannya." Ucapnya sendu penuh akan perasaan sedih, ia berkata seolah tubuhku adalah bukan milikku.

Tapi aku tak ingin kembali hanyut akan ucapannya dan kembali mengulang kesalahan yang sama, jadi aku kembali berusaha membebaskan diriku dari dekapannya, aku mendorong dadanya lagi dan akhirnya ia sengaja melepas dekapannya.

"Jimin-ssi, kau tahu apa yang kau lakukan ini tidak benar, kau itu sudah punya istri!" Aku tak bisa menahan emosiku yang meluap, pria satu ini hanya akan mempermainkan perasaanku yang sudah dengan susah payah aku bangun kembali tanpa memasukan sedikitpun material bernama Jimin.

"Iya aku tahu! Tapi aku lebih tidak bisa menahan diriku untuk tidak menemuimu." Ucapnya, seolah ia sangat merindukanku.

"Kenapa? Apa alasanmu untuk menemuiku?!"

Meet You [Park Jimin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang